Surya Paloh : Salam Restorasi 8 Trilyun

Sebuah kekonyolan sontak dipamerkan ketika korupsi besar-besaran dijadikan alat simpati seolah-olah dizalimi kekuasaan. Dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh badut-badut politik.

Kamis, 18 Mei 2023 | 06:08 WIB
0
430
Surya Paloh :  Salam Restorasi 8 Trilyun
Surya Paloh (Foto: liputan6.com)

Kelompok Anies menggiring opini penangkapan Menkominfo Johnny G Plate dihubung-hubungkan dengan dukungan Nasdem pada Anies. Padahal sesungguhnya kasus BAKTI Kominfo adalah temuan BPK yang terjadi pada 2020. Laporan BPK atas temuan ini jauh sebelum Surya Paloh mendukung Anies.

Lalu kasus ini juga sempat ramai di tengah masyarakat pertengahan tahun 2021 karena beberapa LSM menggugat kasus korupsi ini karena melihat lambannya daerah-daerah terpencil susah mendapatkan sinyal internet, sementara anak-anak butuh sekolah daring di masa pandemi. 

Apa yang dilakukan Nasdem dan dugaan kejaksaan bahwa duit tilepan BAKTI lari ke Nasdem. Ini bisa dijelaskan dengan kasat mata, kemegahan gedung Nasdem yang seperti mall-mall mewah beda dengan kantor pusat partai lainnya, kantor pusat Nasdem jelas memamerkan kemewahan luar biasa.

Lalu sudah ada riset pembiayaan caleg-caleg Nasdem yang berpotensi mendulang suara dibayar sekian milyar dan pembiayaan kader-kader yang dibajak dari partai lain, juga para kepala daerah bajakan dibiayai partai ini. 

Harusnya kejaksaan tidak berhenti di kasus ini saja, masih banyak dugaan korupsi dilakukan Partai Nasdem.

Antara lain diperalatnya Jaksa Agung Prasetyo untuk kepentingan politik elektoral, Impor Gula di jaman Memperindag Enggartiasto sampai dugaan korupsi di Kementerian Lingkungan Hidup.

Kini Nasdem malah berteriak menyalahkan Jokowi. Salah satu kader Nasdem berpidato di depan mahasiswa : “Repot kita punya Presiden Petugas Partai".

Lalu Surya Paloh menangis di depan media seolah minta simpati rakyat dan Anies yang datang malam-malam di kantor DPP Nasdem bicara tanpa dosa, “Tuhan berpihak pada kebenaran”.

Sebuah kekonyolan sontak dipamerkan ketika korupsi besar-besaran dijadikan alat simpati seolah-olah dizalimi kekuasaan. Dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh badut-badut politik. 

Di hari penangkapan Johnny G. Plate, Nasdem tak lebih dari sekumpulan badut-badut politik. Di masa Jokowi jaya, mereka habis-habisan merampok anggaran negara ketika ditangkap menyalahkan Jokowi. Seperti anak kecil saja. Tak bisa evaluasi diri.

Anton DH Nugrahanto