Cerpen | Ratu Bohong

Si Ratu Bohong itu bikin sensasi hingga postingannya menjadi viral dan dikenal banyak orang, akhirnya jadi orang terkenal." Kalau begitu sih aku juga bisa… Tapi itu tidak penting!"

Sabtu, 30 Mei 2020 | 09:18 WIB
0
229
Cerpen | Ratu Bohong
Ilustrasi Youtuber (Foto: jawapos.com)

Perempuan di sampingku itu katanya orang terkenal. Bagi mereka yang melek teknologi pasti mengenalnya. Fotonya bisa dijumpai di halaman utama portal  berita dunia maya.Sayangnya aku tidak berdaya jika perempuan itu memaksa diriku mengidolainya. Bagaimana sempat mengidolainya Karena aku hanya mengenal  barisan botol-botol kecap yang setiap hari harus kutata dalam sebarisan untuk dituangi cairan kecap dan aku bertugas untuk mengawasi pergerakan robot mesin yang bertugas menutup botol tersebut. Selalu dan sepanjang hari kegiatanku begitu.

Setelah pekerjaanku selesai dan diganti oleh karyawan di ship berikutnya aku pulang amat pagi dan setelah itu tidur sampai siang menjelang sore. Saat bangun aku masih harus beres-beres baju dan mengepak baju yang sebelumnya aku jemur di atas seng kontrakan yang amat padat. Sepanjang hari berisik, selalu saja ada kericuhan, teriakan anak - anak, bunyi petasan, bunyi suara keras musik dangdut sambil sesekali mendengarkan perempuan centil yang menggoda laki-laki yang sudah punya istri.

Katanya ia suka bohong, sering menipu dan sering mencatut uang yang dititipkan ke dia. Bahkan bantuan-bantuan yang seharusnya ia salurkan untuk kepentingan orang yang terkena musibah ia embat hanya untuk mendadani wajahnya hingga terlihat cantik. Tapi kecantikan itu tidak penting yang penting sebetulnya keteduhan, rasa nyaman, dan merasa bebas dalam mengekspresikan kesukaan.

Perempuan di sampingku agaknya merasa tersinggung ketika bahkan aku tidak menyapanya. Ia bingung barangkali jika kutebak jawabannya pasti akan mengatakan “laki laki ini dari zaman purba atau sengaja  membiarkanku, masak ratu cetar begini yang suka berdandan begitu waooow tapi dengan sedapnya di cuekkin. Benar- benar goblok!”

Aku benar- benar kudet. Hanya satu yang kutahu yaitu, Presiden yang sekarang, Terus terang aku menjadi optimis jika melihat latar belakangnya.  Sayangnya aku mesti hati hati menanggapi perkataan orang, tololnya aku memang tidak pernah mau tahu tentang berita apapun apalagi yang menyangkut politik. Terus terang jika bicara tentang politik darahku seperti mau mendidih. Kuputuskan untuk tidak melihat apapun  aktifitas politik, televisi, radio dan informasi apapun.

Aku benar benar steril dari polemik politik yang hampir saja merenggut kewarasanku. Baiklah, aku kembali bicara tentang perempuan yang berdandan menor, dengan barisan gigi yang diatur dan tampak mengkilap karena benar- benar dirawat.  Perempuan itu kudengar bernama Ratna, Seseorang mengatakan bahwa ia  pemilik  beberapa boutik yang cabangnya  ada di mal- mal besar semacam Grand Indonesia, Lippo Mall Puri, termasuk Mall besar di BSD sana. Hobinya beli pakaian branded entah apa mereknya.

Ah pusing ngapain harus mengingat produk produk baru, mikir saja pasti tidak akan pernah sampai membeli baju yang ia kenakan. Katanya sih ia memang sering di endorse untuk mengenalkan baju-bajunya kepada khalayak terutama yang demen medsos dan suka berselancar, chating sambil senyum – senyum sendiri. Ediaaaan.

“Hei laki-laki jadul semutpun tahu siapa saya masa kamu tidak tahu sih siapa saya.”

“Siapa?”

“Siapa apa”

“Siapa yang tanya .., wk wk wk”

Mukanya tampak merah. Rupanya semakin marah saja dengan  dengan kelakuanku barusan.

“Hei laki laki zaman old, yang HPnya saja masih zadul, buka matamu, masak tidak tahu siapa saya sih.”

 “Mau ratu  kek, mau artis, mau istri pejabat masa bodoh, tidak penting buatku.”

“Plakkkkkkk!” Aku sedikit goyah dan tidak menyangka akan mendapat tamparan demikian kerasnya.

“Makanya jawablah pertanyaanku dengan benar?!”

“He sontoloyo, siapa kamu yang berani- beraninya menamparku”.

Orang-orang menjuluki dengan julukan Ratu Bohong. Entah apa latar belakangnya, yang jelas apa yang diomongkan  dengan  kenyataan tidak pernah nyambung. Ia sering bilang bahwa ia adalah keturunan Raja…Mempunyai deposito bermilyar- milyar dan menjadi pemilik yayasan yang bergerak dalam kontes ratu-ratuan.

Kalau melihat betapa mukanya bersih sekilas tidak akan menyangka bahwa ia tengah berbohong. Wajahnya memang meyakinkan tapi apa pekerjaan sebenarnya banyak orang yang masih sering bingung. Orang-orang saja bingung apalagi diriku yang benar-benar kudet nih, semakin emosi dengan omonganku yang tidak pernah nyambung.

Ratu Bohong Hahaha …tapi bukankah banyak orang sejenis dia, suka berbohong, tidak jujur dan merampok jatah masyarakat banyak sekali di negeri ini. Kalau dia dikatakan Ratu Bohong berarti kelakuannya lebih parah dari orang-orang yang suka korupsi itu. suka menipu dan suka menebarkan berita hoaks. Tapi sebentar- sebentar kenapa aku malah larut memikirkan perempuan di sampingku itu. Tidak penting amat.

“Kau itu berasal dari planet mana sih?”

“Tidak penting kujawab, tidak membuat hidupku lebih baik dan gajiku naik ngapain kujawab?!”

***

Buruh seperti aku tahunya hanya malam yang selalu menemaniku melewati kegiatan rutin yang itu - itu saja dari waktu ke waktu. Pekerjaan yang tidak pernah ada selingannya. Mendengar deru mesin dan perintah-perintah dari mesin elektronik ritmis dengan irama yang tidak pernah berubah. Ketika kantuk semakin membekap karena siang istirahatku terganggu oleh pertengkaran tetangga sebelah yang membuat pening kepalaku dan kantuk menjadi buyar setelah meneguk segelas kopi.

Katanya kopi bisa menahan kantuk, tapi sudah dua gelas kureguk tetap saja tidak ada efeknya. Mataku benar-benar tidak mau kompromi. Aku sempat tertidur hingga supervisor yang selalu keliling tiap  30 menit menegurku dan memberi peringatan. Jika aku kedapatan tidur lagi maka akan ada SP(Surat Peringatan) dua kali melakukan pengulangan maka tidak ampun lagi buruh seperti aku siap didepak tanpa ampun.

Baca Juga: Cerpen | Parang Antonius

Tidur memang menjadi sangat berharga bagiku, sebab dengan tidur aku tidak perlu menenggak kopi bergelas- gelas dan diomeli oleh supervisor yang menjadi bosku di devisi produksi. Aku sebetulnya pengin berhenti menjadi buruh, tapi kalau dipikir-pikir aku tidak punya keahlian yang bisa diandalkan selain menjadi pekerja, menjadi buruh yang harus manut apa kata bos, kalau berontak  tahu sendiri akibatnya.

Seminggu aku diberi kesempatan off 2 kali, selebihnya aku terus bekerja rutin seperti kalong bekerja ketika larut malam tiba. Wajahku seperti malam dengan gelambir lemak di bibir mata, mulut pucat, dengan bibir pecah-pecah karena sering terkena dampak dari angin malam yang kejam.

Seperti buruh-buruh lainnya uang hanya pas- pasan untuk membayar kost yang sangat sederhana. Jika mengontrak mungkin hanya bisa tinggal di sekitar bantaran kali yang sanitasinya amat buruk, buang air besar di pinggir kali, mencuci di dekat sumur pompa yang tersedia di tengah deretan bedeng dengan sengkarut pemandangan centang perenang tidak karuan. Suara anak kecil pertengkaran suami istri, perkelahian preman dan suara-suara orang mabuk selalu terulang dari waktu ke waktu.

Sesekali aku duduk di cakruk rumah ronda di RT yang penghuninya mayoritas buruh dan kuli bangunan. Musik yang utama dan terutama adalah musik dangdut. Suara ketipung dan hentakan drum serta raungan gitar ditambah dengan lengkingan seruling mampu membuat para buruh seperti aku terhibur dan dengan tanpa peduli dengan segala suara-suara maka badan kurebahkan, mata kupaksa menutup menghalangi ketajaman kornea mata menangkap cahaya terang.

Buruh-buruh yang terbiasa bekerja shift malam harus bisa menyesuaikan dengan ritme kehidupan malam, Saat tubuh seharusnya istirahat,  dan kumpul dengan keluarga-keluarga sangat penting untuk membangun atensi mereka harus  melawan hukum alam demi kelangsungan hidup dan kelangsungan  pabrik yang harus siap terkena efek dari perubahan-perubahan peta politik.

Aku bahkan tidak sempat sekali-sekali saja kumpul dengan teman-teman yang sering mengajak hangout di mal. Bagi saya gaya banget ya nge- MALL. Seperti seseorang sosialita saja.

Teruskan?

Tidak usah bermimpi deh nge Mall. Lho itu khan hak setiap orang termasuk buruh seperti saya. Tapi masuk Mall khan perlu kantong tebal. Eh siapa yang mengharuskan ke Mall harus berkantong tebal. Kalau hanya melihat- lihat dan Ngadem saja ya tidak usah keluar uang.

Lho kalau mau makan bagaimana?Memangnya ada foodcourt harganya sama dengan warteg?!Duh pikiran- itu yang selalu membuat saya bimbang dan akhirnya tidak jadi pergi dan tidur – tiduran saja di kost.

Saya jadi ingat si Ratu Bohong  bagaimana kabarnya ya. Eh, kok mikir dia sih…ih amit- amit kalau ketemu lagi sama dia. Sebetulnya siapa dia sih. Kok banyak orang mengenalnya. Kata temanku ia seorang Youtuber. Apa itu Youtuber.Aduh mas bro ini kudetnya keterlaluan sih, masal youtuber saja tidak tahu. Ah, nanti coba saya tanyakan apa sih youtuber itu pada teman.

***

“ Youtuber itu apa sih?”

“E…hehehe…. Hahahahaha….” Temanku itu malah ngakak.

“Ris, Kau kesambet ya ketawanya kok aneh banget.”

“Hahahaha…. makanya jangan hanya ngendon saja di kamar…kudet alias kurang update…alias kuper.Sekali- kali jalan- jalan biar bisa lihat dunia.”

“Khan. Saya tanya kamu apa youtuber…kenapa sinis begitu jawab saja yang simple tidak usah muter- muter.Ris”

“Oke…kalau kamu mau tahu beli saja smartphone”

“Ah mahal, nggak mau ah..”

“Ya, sudah  cari sendiri jawabannya.”

“Sialan. Oke deh nanti saya cari informasinya.”

Dari internet saya baru tahu apa itu youtuber. Kalau mau terkenal saat ini orang kadang aneh- aneh. Si Ratu Bohong itu bikin sensasi hingga postingannya menjadi viral dan dikenal banyak orang, akhirnya jadi orang terkenal." Kalau begitu sih aku juga bisa… Tapi itu tidak penting!"

***