Mungkin ada yang bilang, ya wajarlah Hendro ngomong begitu. Siapa yang berani kritik Prabowo yang menantu Pak Harto, presiden saat itu.
Hari ini saya mendapat harta karun. Bentuknya, empat dus majalah bekas. Mayoritasnya majalah Tempo dan majalah Forum Keadilan, dua majalah paling top era 90-an.
Tahun majalahnya bervariasi, dari era akhir Pak Harto, era Gus Dur, era Mega dan era awal SBY. Rentang tahunnya dari tahun 1991 sampai edisi 2008. Asyik kaaan?
Bagi penggemar sejarah kayak saya, itu senilai harta karun karena isi majalah-majalah itu informasi dan data-data kejadian serta tokoh. Banyak laporan utama yang menarik.
Bayangkan, saya dapat majalah Tempo edisi 19 Februari 1994. Laporan utamanya soal kredit macet Eddy Tansil di Bapindo senilai Rp 1,3 triliun. Jumlah yang cukup besar untuk ukuran masa itu. Dikupas habis dari a sampai z!
Ada juga laporan majalah Forum Keadilan edisi 12 Februari 1996, selang 5 bulan sebelum markas PDI diserang tanggal 27 Juli. Isi laporannya soal upaya PDI mewacanakan Megawati, Ketua Umum PDI (sampe sekarang) sebagai Presiden pengganti Pak Harto.
Yang paling menarik adalah cover Prabowo Subianto pada majalah Forum Keadilan edisi 18 Desember 1995. Forum menjadikannya cover meski ada di rubrik Profil.
Saat itu, Prabowo yang pangkatnya masih Brigjen diangkat menjadi Danjen Kopasus. Foto-fotonya meeen! Menarik banget. Apalagi cover story dan isi wawancaranya.
Kapan-kapan saya tulis lebih mendetail soal kisah-kisah itu, dikaitkan dengan kasus sekarang. Soal Prabowo juga. Ada soal Mahfud MD, dan Luhut juga ada waktu pertama jadi menteri.
Tapi saya gak tahan kasih bocoran soal cover story Prabowo. Yaitu pengakuan Hendropriyono, saat itu Mayjen dan menjabat Komandan Kodiklat ABRI. Kita kenal dong!
Hendro bilang, "Prabowo itu prajurit yang meyakinkan." Alasannya, kata Hendro, dalam diri Prabowo itu terintegrasi unsur intelektual, ketangkasan dan MENTAL yang kualitasnya tinggi.(Bhahahaaaa....Kemarin di Pilpres dia bilang, Prabowo psikopat!)
Saat itu dia bilang dedikasi Prabowo pada ABRI 100 persen. "Sudah deh, untuk saat ini tidak ada yang lebih pantas selain dia," kata Hendro. Dia juga bilang, Prabowo itu "tentara tulen" dengan segala kelebihannya.
Mungkin ada yang bilang, ya wajarlah Hendro ngomong begitu. Siapa yang berani kritik Prabowo yang menantu Pak Harto, presiden saat itu. Tapi kalau bener begitu, kita bisa melihat watak Hendro jika berhadapan dengan penguasa kan?
Menarik deh pokoknya. Akhir pekan ini kayaknya akan habis dengan membaca kisah-kisah masa silam itu guna lebih bisa memahami masa sekarang....
Aktifitas menarik saat harus "bertapa" karena Corona...
Hepi wiken!
Tks for my ipar, Lukman Nul Hakim and istri Voila Paramita Rahayu for the magazines!
Note: bagi temen di wilayah Bogor dan Depok, kalo ada majalah-majalah sejenis dan merasa penuh-penuhin tempat, jangan diloakin. Kasih saya aja yaaa....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews