Kabupaten Pegunungan Arfak - Kehadiran listrik di Distrik Kiraweri, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, menjadi simbol perubahan nyata dalam setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Setelah puluhan tahun hidup tanpa penerangan, warga kini dapat menikmati aliran listrik berkat program Listrik Desa (Lisdes) yang dijalankan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Warga Kiraweri, Elias Inyomusi Anakangi, mengingat masa ketika mereka bergantung pada lampu minyak untuk belajar dan beraktivitas di malam hari.
“Dulu saya lahir di sini, kami belum ada lampu. Kami bikin api. Kami baca, belajar itu, pasang, bikin gelegar untuk jadi pelita. Bikin tali, rotan itu. Rotan itu baru kita isi siram minyak tanah, baru taruh rotan itu di botol, baru bakar, jadi sumbu toh. Itu kami pakai belajar,” tutur Elias dalam keterangannya, Senin (20/10).
Sebelum listrik masuk, warga hanya mengandalkan jalan kecil setapak tanpa penerangan.
“Oh, zaman dulu itu setengah mati, jalan saja jalan tikus. Jalan tikus artinya jalan kecil setapak begini saja. Baru kitong (kita) semua baku jalan di jalan kecil itu,” tambahnya.
Perubahan besar terjadi setelah Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Anggi berkapasitas 150 kW di Kampung Upper, Distrik Anggi. Pembangkit berbasis energi air itu menjadi sumber utama listrik yang kini menerangi seluruh rumah di Kiraweri.
“Kampung kami jadi lebih terang. Semua rumah itu harus dapat listrik supaya untuk kami punya anak-anak kami itu bisa belajar. Mama-mama bisa masak dengan lampu. Dengan lampu seperti ini, anak-anak kami bisa belajar, pintar, bersaing dengan suku-suku lain,” ujar Elias.
PLTMH Anggi merupakan bagian dari program Dedieselisasi Pembangkit—upaya pemerintah menggantikan pembangkit berbahan bakar fosil dengan energi baru terbarukan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Proyek yang mulai dibangun pada 2022 ini kini melayani lebih dari 40 ribu penduduk di Kabupaten Pegunungan Arfak.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa perluasan akses energi menjadi prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo, terutama bagi masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Target Bapak Presiden Prabowo sekitar 2029–2030, semua desa harus sudah terlayani listrik. Saat ini masih ada 5.700 desa yang belum memiliki listrik. Negara harus hadir untuk memastikan, dan kita harus memasang listrik bagi saudara-saudara kita,” kata Bahlil, Sabtu (18/10).
Program Listrik Desa periode 2025–2029 menargetkan elektrifikasi 5.758 desa yang belum terjangkau PLN, dengan sambungan listrik untuk sekitar 1,2 juta rumah tangga. Target tersebut sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025–2034 yang memprioritaskan pemerataan energi dan transisi menuju sumber daya terbarukan.***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews