Atasan Tidak Pernah Salah

Ketiga menteri tersebut sebenarnya mempunyai kinerja yang cukup lumayan, sekalipun hasilnya tidak langsung instan bisa dirasakan seperti orang minum obat.

Jumat, 25 Oktober 2019 | 10:44 WIB
0
378
Atasan Tidak Pernah Salah
Susi Pudjiastuti dan Amran Sulaiman (Foto: RMOL.id)

Dalam rapat pertama Presiden Jokowi dengan para menteri memberikan arahan supaya tidak ada ego sektoral di antara para menteri. Dan Presiden juga menekankan tidak ada visi-misi menteri, tapi yang ada visi-misi presiden.

Bahkan presiden juga menyingung pada periode pertama ada 1, 2 sampai 3 menteri yang selama lima tahun tidak pernah ikut rapat dengan menkonya padahal diundang rapat oleh Menkonya.

Pernyataan presiden Jokowi ini seolah mau mengkonfirmasi mengapa ia tidak memilih kembali menterinya yang di mata masyarakat atau publik mendapat nilai positif atau berkinerja baik dibanding menteri yang terpilih kembali dari kalangan partai politik.

Memang benar ada tiga menteri yang susah untuk diajak rapat koordinasi dengan Menkonya, jangankan sama Menkonya, diundang rapat kabinet saja susah hadir.

Siapakah dia? Kuat dugaan ketiga menteri tersebut adalah Menteri Kelautan, Menteri EDSM dan Menteri Pertanian.

Untuk menteri pertanian ini malah jarang hadir dalam sidang kabinet, tapi memang ia pekerja keras di lapangan. Tapi kalau diundang rapat presiden seharusnya juga hadir.

Menteri ESDM ini juga tidak pernah hadir kalau diundang oleh Menkonya dan tidak pernah hadir kalau rapat dengan DPR.

Menteri Kelautan juga tidak mau hadir kalau diundang oleh Menkonya, apalagi sering berselisih pendapat terkait penenggelaman kapal asing terkait pencurian ikan. Padahal menteri Kelautan ini sering mendapat pujian presiden Jokowi, bahkan penyerapan anggaran di Kementerian ini untuk menjadi model atau menjadi contoh kementerian lainnya.

Ketiga menteri tersebut sebenarnya mempunyai kinerja yang cukup lumayan, sekalipun hasilnya tidak langsung instan bisa dirasakan seperti orang minum obat.

Akan tetapi ada sisi lain, pernyataan presiden Jokowi terkait menteri atau pembatunya yang tidak mau ikut rapat koordinasi dengan Menkonya, menunjukkan bahwa kepemimpinan presiden Jokowi kurang berwibawa atau dipatuhi oleh para pembantunya.

Harusnya kalau ada menteri tidak mau rapat koordinasi dengan Menkonya, maka presiden berhak untuk menegurnya atau mengingatkan. Kalau perlu para menteri dan Menkonya diajak rapat bersama dengan ditungguin oleh seorang presiden. Kenapa tidak? Kalau itu baik untuk sebuah team dan kebersamaan, kalau perlu juga di reshuffle atau diganti, kenapa dibiarkan berlarut-larut?

Tapi namanya atasan tidak pernah salah, kalau salah maka yang patut disalahkan adalah bawahannya. Sekalipun secara teori tanggung jawab atasan.

***