Ketiga menteri tersebut sebenarnya mempunyai kinerja yang cukup lumayan, sekalipun hasilnya tidak langsung instan bisa dirasakan seperti orang minum obat.
Dalam rapat pertama Presiden Jokowi dengan para menteri memberikan arahan supaya tidak ada ego sektoral di antara para menteri. Dan Presiden juga menekankan tidak ada visi-misi menteri, tapi yang ada visi-misi presiden.
Bahkan presiden juga menyingung pada periode pertama ada 1, 2 sampai 3 menteri yang selama lima tahun tidak pernah ikut rapat dengan menkonya padahal diundang rapat oleh Menkonya.
Pernyataan presiden Jokowi ini seolah mau mengkonfirmasi mengapa ia tidak memilih kembali menterinya yang di mata masyarakat atau publik mendapat nilai positif atau berkinerja baik dibanding menteri yang terpilih kembali dari kalangan partai politik.
Memang benar ada tiga menteri yang susah untuk diajak rapat koordinasi dengan Menkonya, jangankan sama Menkonya, diundang rapat kabinet saja susah hadir.
Siapakah dia? Kuat dugaan ketiga menteri tersebut adalah Menteri Kelautan, Menteri EDSM dan Menteri Pertanian.
Untuk menteri pertanian ini malah jarang hadir dalam sidang kabinet, tapi memang ia pekerja keras di lapangan. Tapi kalau diundang rapat presiden seharusnya juga hadir.
Menteri ESDM ini juga tidak pernah hadir kalau diundang oleh Menkonya dan tidak pernah hadir kalau rapat dengan DPR.
Menteri Kelautan juga tidak mau hadir kalau diundang oleh Menkonya, apalagi sering berselisih pendapat terkait penenggelaman kapal asing terkait pencurian ikan. Padahal menteri Kelautan ini sering mendapat pujian presiden Jokowi, bahkan penyerapan anggaran di Kementerian ini untuk menjadi model atau menjadi contoh kementerian lainnya.
Ketiga menteri tersebut sebenarnya mempunyai kinerja yang cukup lumayan, sekalipun hasilnya tidak langsung instan bisa dirasakan seperti orang minum obat.
Akan tetapi ada sisi lain, pernyataan presiden Jokowi terkait menteri atau pembatunya yang tidak mau ikut rapat koordinasi dengan Menkonya, menunjukkan bahwa kepemimpinan presiden Jokowi kurang berwibawa atau dipatuhi oleh para pembantunya.
Harusnya kalau ada menteri tidak mau rapat koordinasi dengan Menkonya, maka presiden berhak untuk menegurnya atau mengingatkan. Kalau perlu para menteri dan Menkonya diajak rapat bersama dengan ditungguin oleh seorang presiden. Kenapa tidak? Kalau itu baik untuk sebuah team dan kebersamaan, kalau perlu juga di reshuffle atau diganti, kenapa dibiarkan berlarut-larut?
Tapi namanya atasan tidak pernah salah, kalau salah maka yang patut disalahkan adalah bawahannya. Sekalipun secara teori tanggung jawab atasan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews