Pendemo Diracun?

Media konon adalah kekuatan ke-empat demokrasi. Tapi sebagaimana eksekutif, legislatif, dan judikatif, media juga sama-sama punya potensi sebagai perusak demokrasi.

Selasa, 14 Mei 2019 | 06:28 WIB
0
426
Pendemo Diracun?
Titiek Soeharto (Foto: Tribunnews.com)

Berikut saya kutipkan persis, copy paste, berita yang diposting media online Viva.co.Id. Minggu, 12 Mei 2019 | 00:34 WIB. Sejenis berita yang khas media online dengan kualitas rendah. Hanya mengutip pernyataan satu pihak, dan mungkin ditulis dengan ekspresi cupu abies, begini:

“Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Siti Hediati Harijadi atau Titiek Soeharto mengaku telah menjenguk relawan pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga, yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Sabtu dini hari, 11 Mei 2019.

Dikutip dari akun Twitter resminya @TitiekSeharto, Minggu 12 Mei 2019, dia mengatakan, para relawan tersebut dirawat karena keracunan makanan usai demo di Bawaslu, Jumat 10 Mei 2019.

"Sangat menyedihkan.. mereka keracunan makanan sehabis mengikuti aksi damai Jumat siang di Bawaslu. Mereka makan kue-kue yang diantar dalam koper merah oleh orang tidak dikenal," tulis Titiek.

Baca Juga: Titiek Suharto yang Ingin Mengembalikan Keadaan ke Masa Kegelapan

Dalam postingan tersebut Titiek pun mengunggah foto yang menunjukkan dia sedang menjenguk relawan tersebut. Dalam foto lainnya pun ditunjukan kue yang diduga dimakan relawan beserta seorang dengan koper merah yang disebut membagikan kue tersebut.

"Astaghfirullah... kok ada ya.. orang yang tega-teganya di bulan suci Ramadhan meracuni orang...?!?! Keterlaluan !!!," tambahnya.” (kutipan sepenuhnya dari media online viva 12/5).

Komentar

Berita semacam itu, bisa terasa insinuatif, setidaknya mengejek logika kita, atau hendak menjebak dalam frame yang hendak dibangun. Yakni tentang “merebaknya” isu peracunan yang dialami para petugas KPPS (yang banyak meninggal).

Saya tidak tahu, sejauh mana Dewan Pers melihat gaya-gaya media online yang tak kondusif untuk ikut mencerdaskan bangsa ini.

Media konon adalah kekuatan ke-empat demokrasi. Tapi sebagaimana eksekutif, legislatif, dan judikatif, media juga sama-sama punya potensi sebagai perusak demokrasi.

***