Prabowo masih membicarakan tentang teknologi informasi. Sekarang ini orang sudah membicarakan big data dan artificial intelligence.
Dilan 1990 adalah sebuah film populer yang berkisah tentang anak SMA tahun 1990. Sebuah film yang membawa nostalgia bagi generasi X tetapi sangat disukai oleh generasi milenial. Sekuel film ini Dilan 1991 sudah menembus 5 juta penonton. Jokowi dalam debat keempat juga sempat menyebut tentang Dilan namun berarti digital melayani.
Dilan Jokowi Amin
Jokowi dalam beberapa debat terlihat sangat paham tentang kemajuan teknologi. Waktu menjadi Gubernur DKI, beliau juga sudah memulai untuk mengubah pemerintah dari tradisional ke digital. Misalnya dengan e-Budgeting dan e-Procurement.
Pola ini berlanjut ketika Jokowi menjadi presiden. Terbaru adalah kebijakan perizinan berbasis digital yang diberi nama One Single Submission (OSS). Sehingga diharapkan nantinya semua perizinan sampai ke daerah bisa dilakukan tanpa perlu bertemu muka dengan pejabat terkait. Sehingga mengurangi potensi terjadinya kong kalikong.
Calon wakil presiden, KH Ma’ruf Amin dalam debat cawapres juga terlihat fasih berbicara tentang tol langit. Sebuah infrastruktur jaringan komunikasi dan data berbasis satelit serta jaringan kabel fibre optic. Atau lebih populer disebut dengan Palapa Ring.
Perhatian Jokowi terhadap pengaruh teknologi digital untuk melayani masyarakat juga terlihat ketika CEO Bukalapak Ahmad Zaky, yang kurang bijaksana dalam bermedia sosial, datang dan minta maaf kepada Jokowi. Langsung Jokowi memerintahkan pendukungnya untuk tidak lagi berpolemik tentang cuitan Zaky dan menghentikan gerakan uninstall Bukalapak.
Karena memang situs e-dagang seperti Bukalapak, Tokopedia dan Blibli bisa membantu UMKM untuk memperluas pasarnya. Dari lokal berkembang menjadi pasar nusantara dan tidak tertutup kemungkinan berkembang lagi ke pasar internasional.
Fasihnya kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden 01 ini terhadap teknologi terkini. Membawa optimisme bahwa kedua calon ini akan mampu membawa Indonesia menghadapi tantangan di masa depan. Terutama menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
Baca “ Revolusi Industri 4.0 dan Pengembangan Angkatan Kerja”
Digital Melayani (Dilan) Jokowi Amin akan bisa terlaksana.
Dilan Prabowo Sandi
Prabowo dalam debat pernah bertanya ulang ketika ditanya oleh Jokowi tentang Unicorn. Beliau bertanya “yang online-online ya Pak”. Terlihat bahwa Prabowo kurang paham atau minimal tidak terlalu peduli terhadap perkembangan usaha rintisan. Jika memang sangat paham tidak akan ada pertanyaan tersebut.
Hal yang perlu diingat adalah tidak semua usaha rintisan dan Unicorn itu adalah usaha online. Karena usaha rintisan bisa dalam bisnis apa saja. Jika Anda memiliki usaha rintisan resto pun, jika mampu mengumpulkan investor yang bisa menginvestasikan USD 1 miliar maka usaha rintisan Anda berhak disebut Unicorn.
Baca “ Ternyata ada Unicorn yang bisa terbang”
Dalam debat kemarin (30/3/2019), Prabowo masih membicarakan tentang teknologi informasi. Sekarang ini orang sudah membicarakan big data, artificial intelligence, internet of things. Teknologi informasi adalah masa lalu yang memang merupakan dasar tetapi boleh dibilang sudah tidak dibicarakan lagi di dunia teknologi.
Kalau memang seorang calon presiden hanya peduli tentang hal yang dia pahami. Dalam hal ini seperti dalam debat terakhir, Prabowo mengatakan “Saya lebih TNI daripada TNI” yaitu pertahanan dan militer.
Asal bapak senang (ABS) sangat bisa terjadi di luar bidang yang dipahami. Misalnya dalam bidang teknologi. Jangan sampai terjadi calon presiden terjebak dalam “Dilan 1990” atau dengan kata lain terjebak dalam nostalgia. Era keemasan tahun 1990an.
Beruntung, calon wakil presiden Sandiaga Uno masih terlihat paham dengan pentingnya kemajuan teknologi. Seperti ide menggunakan e-KTP sebagai satu-satunya kartu untuk program sosial pemerintah karena ini memiliki teknologi dengan big data, single identity number.
Sehingga mungkin kekurangan Prabowo bisa ditutupi. Namun sayangnya, Sandi lupa sebuah teknologi yang bagus butuh program. Bayangkan ketika kita memiliki Samsung S10 dan hanya digunakan untuk chatting, instagram dan facebook.
Dan sampai sekarang saya masih belum menemukan program apa yang akan dilakukan Prabowo Sandi dengan satu kartu e-KTP. Selain pernyataan Sandi pada saat debat "PKH kita tambah PKH Plus di dalam program yang hanya membutuhkan KTP ini" alias meniru program Jokowi Amin ditambah kata plus. Serta program OKE-OCE yang coba dinasionalkan.
Baca “Satu Kartu Mungkin ide bagus, tapi programnya?”
Kata Dilan
Dilan berkata kepada Millea “Rindu itu berat, Kamu nggak akan kuat. Biar aku saja”
Di zaman now, saya ingin mengatakan
Menjadi Presiden Indonesia itu berat
Kamu nggak akan kuat
Biar Jokowi dibantu Ma’ruf Amin Saja
Untuk periode 2019-2024
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews