Jan Ethes, Kelebihan Jokowi yang Tidak Dimiliki Prabowo

Senin, 11 Februari 2019 | 12:09 WIB
1
648
Jan Ethes, Kelebihan Jokowi yang Tidak Dimiliki Prabowo
Jan Ethes dan kakeknya (Foto: CNBC)

"Dekat dengan cucu, dekat dengan anak, biasa-biasa saja. Normal-normal saja seperti keluarga yang lain. Masa gak boleh?" ujar Jokowi.

Curahan hati Presiden Joko Widodo (Jokowi) di atas adalah curahan hati layaknya yang biasa dirasakan seorang kakek ataupun seorang bapak. Curahan hati tersebut adalah hal biasa dari seorang manusia biasa yang merasa dibatasi oleh manusia lainnya atas hal-hal yang tak selayaknya dibatasi, kasih sayang seorang kakek kepada cucunya.

Rasanya tidak habis pikir, kedekatan Jokowi dengan cucu pertamanya, Jan Ethes Srinarendra, buah kasih Gibran Rakabuming Raka dengan  Selvi Ananda, dipersoalkan politisi kawakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nurwahid (HNW).

Entahlah, apa yang membuat salah satu calon Gubernur DKI Jakarta, yang pernah disisihkan Jokowi di putaran pertama ini mengatakan bahwa Jokowi memanfaatkan Jan Ethes untuk menaikkan elektabilitasnya, memanfaatkannya untuk kepentingan politik.

Faktanya, keakraban Jokowi dan cucunya itu dilakukan di luar kampanye, bahkan jauh-jauh hari sebelum masa kampanye Pilpres 2019.

Ungkapan HNW ini bisa dianggap sebagai cara membatasi kebahagiaan anak manusia yang belum genap berusia 3 tahun ini. 

Atau bahkan, HNW mencoba membawa cucu pertama Jokowi ini ke ranah politik. Duh, jangan deh!

Janganlah membawa Jan Ethes dengan segala kelucuannya itu ke ranah politik. Karena apa yang terjadi bukanlah bentuk kampanye, jika mengacu pada aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Apa yang diperlihatkan Jokowi dengan Jan Ethes adalah bentuk kebahagiaan seorang kakek yang baru dikaruniai cucu, yang lahir 10 Maret 2016 lalu. 

Mungkin, kebahagiaan Jokowi ini juga yang dirasakannya dahulu ketika anak pertamanya lahir ke dunia. 

Dan, itu sudah lama terjadi, sehingga ketika Jan Ethes lahir, kebahagiaan itu seolah muncul kembali di hadapan kakek yang mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Sudah barang tentu, kehadiran Jan Ethes ikut memberikan semangat baru bagi Jokowi yang selama ini mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk kesejahteraan rakyat. 

Bayangkan saja, perhatiannya pada kesejahteraan rakyat itu tak pernah putus, mulai dari menjabat sebagai Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden Republik Indonesia. 

Jadi, tidak ada yang salah, ketika Jokowi bisa menyempatkan waktunya untuk cucu pertamanya itu.

Tudingan miring HNW seolah-olah mengatakan bahwa HNW tidak pernah melihat bagaimana seorang kakek menemani cucunya. 

Kedekatan Jokowi dengan Jan Ethes, tentu saja juga tak jauh berbeda dengan kedekatan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dengan cucu-cucunya. Atau siapapun, semuanya tak perlu dilebih-lebihkan.

Tudingan HNW kepada Jokowi yang memanfaatkan Jan Ethes, buah kasih Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda ini, sebagai bentuk kampanye adalah sesuatu yang berlebihan.

 

Seperti halnya saya, Anda tentu juga memaklumi bahwa seorang kakek dan nenek biasanya akan lebih menyayangi cucunya dibandingkan anaknya sendiri.

"Masa kayak gitu dibilang kampanye? Kampanye yang mana. Kan gak pernah saya ajak teriak-teriak di forum kampanye," terang Jokowi.

Bagi Jokowi, kedekatan anggota keluarganya selama ini, merupakan hal yang biasa. 

Keakraban di antara anggota keluarganya adalah sesuatu hal yang normal. Tidak dilebih-lebihkan.

Karena itu, adalah hal yang wajar jika Jokowi mengaku heran jika kedekatannya dengan Jan Ethes dibilang berkampanye. 

Jika mengacu aturan KPU, apa yang dilakukan Jokowi bersama Jan Ethes tak bisa dikategorikan sebagai bentuk kampanye. 

Apa yang dituduhkan HNW kepada Jokowi, justru membuka apa yang selama ini dilakukan PKS. 

Kita semua bisa melihat bagaimana di setiap kegiatan kampanye yang dilakukan PKS, tak sedikit juga diikuti oleh anak-anak.

Selain itu, bukankah kedekatan antara kakek -nenek dengan cucunya, seperti apa yang dilakukan Jokowi atau SBY,  dipercaya ikut mempengaruhi bagaimana anak akan melihat lansia secara umum.

Seperti diketahui, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Child Development, mengungkapkan bahwa anak-anak yang yang menghabiskan quality time bersama dengan kakek-neneknya akan cenderung tidak menganggap lansia itu 'orang tua menyusahkan'.

Dengan kata lain, interaksi yg baik antara anak dengan kakek-neneknya, punya pengaruh besar secara positif terhadap tumbuh kembang anak itu sendiri.

Jika dipikir secara sederhana dan menggunakan nalar yang sehat,  apabila elektabilitas Jokowi menjadi naik lantaran dikaitkan dengan  faktor Jan Ethes, itu semata karena masyarakat membandingkan kedua capres, yaitu antara Jokowi dengan Prabowo dari sisi hubungan keluarga. 

Kalau alasannya  keluarga, jangan lantas justru  Jokowi atau Jan Ethes  yang disalahkan! 

Tak bisa diingkari, Jan Ethes memang jadi kelebihan Jokowi dibandingkan dengan  Prabowo Subianto.

*** 

sumber:
1. IDNTimes.com (30/01/2019): "Jokowi: Jan Ethes Cucu Saya, Masa Dibilang Kampanye?"

2. Tirto.id (04/02/2019): "Jan Ethes-Jokowi & Kontroversi Kampanye Membawa Anak-Anak"