Perpecahan di Tubuh PKS Sudah Terjadi atau Tinggal Tunggu Waktu?

Rabu, 17 Oktober 2018 | 16:00 WIB
0
600
Perpecahan di Tubuh PKS Sudah Terjadi atau Tinggal Tunggu Waktu?

Sepertinya perpecahan partai PKS tinggal menunggu waktu. Ini terjadi antara kubu/faksi presiden PKS saat ini dan faksi mantan presiden PKS Anis Matta.

Apalagi kader-kader PKS di daerah banyak yang mengundurkan diri atau tidak mau menjadi caleg mewakili PKS dan kebanyakan itu dari kubu Anis Matta. Seperti yang terjadi di Bali. Mereka ramai-ramai mengundurkan diri.

Tanda-tanda perpecahan partai PKS sebenernya sudah lama terjadi, antara presiden PKS Sohibul Iman dan Fahri Hanzah. Bahkan kasusnya sampai ke pengadilan dan dimenangkan oleh Fahri Hamzah, yang tadinya dipecat dari kader PKS, tapi di pengadilan pemecatan itu dianggap tidak sah atau dianulir.

Apalagi dari 9 kader PKS yang disodorkan ke Prabowo Subianto untuk menjadi cawapres mendampingi dalam pilpres 2019, ternyata gagal total. Dan harus puas jadi partai pendukung saja. Padahal waktu itu berdasarkan seleksi internal PKS, nama Anis Matta menempati ranking pertama dan mengalahkan nama-nama seperti Sohibul Iman, Ahmad Heryawan dan Salim Segaf al Jufri.

Dan sekarang lama tak muncul ke publik rupanya mantan presiden PKS Anis Matta mendirikan organisasi  ormas dengan nama "GARBI" atau Gerakan Arah Baru Indonesia. "GARBI" menjadi wadah dari kader-kader PKS yang loyal kepada Anis Matta atau sempalan.

Menurut Mahfudz Sidik yang merupakan loyalis Anis Matta, GARBI dibentuk bukan sebagai cikal bakal kelahiran partai baru, tapi merupakan visi Indonesia ke depan untuk menjadi salah satu kekuatan dunia. Alaah, mbelgedes!!

Memang kalau dulu banyak orang yang mudah bikin partai, tapi setelah di deklarasikan dan ikut pemilu tidak lolos ambang batas.

Nah, stretegi itu akhirnya diubah, bukan langsung bikin partai dan langsung dideklarasikan, akan tetapi membentuk ormas dahulu. Ini merupakan bagian "test market", apakah masyarakat merespon dengan positif atau mendapat dukungan atau malah direspon negatif alias tidak mendapat dukungan masyarakat.

Salah satu contohnya partai Nasdem. Dulu partai ini membuat ormas dahulu, setelah mendapat respon positif dari masyarakat dan struktur organisasi terbentuk di setiap provinsi atau kabupaten dan kota, maka langkah selanjutnya mendeklarasikan menjadi partai politik dan ikut pemilu. Dan akhirnya Nasdem lolos seleksi dan bisa mengantarkan kadernya di gedung DPR Senayan Jakarta.

Rupanya Anis Matta juga ingin meniru strategi dengan membuat ormas lebih dahulu dengan nama "GARBI". Kalau nanti mendapat dukungan dari kader-kader daerah dan struktur organisasi terbentuk dengan baik, maka langkah selanjutnya juga akan mendeklarasikan menjadi partai dan bisa ikut pemilu pada 2024.Karena pada tahun 2024 tidak ada petahana, tetapi capres-capres dengan wajah baru dan muda.

Sekalipun petinggi GARBI (Gerakan Arah Baru Indonesia) Mahfudz Sidik membatah bahwa GARBI bukan sebagai cikal bakal kelahiran sebagai partai baru. Tapi hampir bisa dipastikan GABRI akan menjadi partai politik dikemudian hari. Ya wajar kalau masih malu-malu untuk mengakuinya. Karena perlu sosialisasi dulu, tapi ujung dari akhir, yaitu menjadi partai politik.

Bisa jadi dalam pileg 2019 PKS akan menurun lagi perolehan suaranya dan akan lebih sedikit bisa mengirim wakil rakyatnya baik di DPR,DPRD I dan DPRD II.

Kita lihat saja, PKS yang "getol atau kranjingan" dengan slogan atau #gantipresiden 2019 akan menjadi kenyataan. Hanya yang diganti sebagai presiden bukan Jokowi sebagai petahana, tetapi akan berubah menjadi #gantipresidenPKS.

***