Tetapi berhasilkah pemakzulan itu jika sudah berada di tangan anggota Kongres AS, di mana gara-gara Trump, Partai Republik di Kongres juga terpecah?
Nama Donald Trump akhir masa jabatannya tanggal 20 Januari 2021 membayangi pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Mengapa demikian?
Trump menjadi sebuah nama yang menakutkan, karena ia bisa saja melepaskan kekecewaannya dengan berbuat nekat, karena meski ia menjadi orang nomor satu di "Negara Paman Sam" tersebut, tetapi sepanjang pengetahuan saya, ia banyak melakukan hal-hal tidak terduga yang muncul seketika. Apa yang ia kehendaki, ia yakin akan terjadi.
Di dalam politik atau kekuasaan memang berlaku dalil "tidak ada kawan atau lawan yang abadi. Kemarin musuh, sekarang kawan, yang kemarin kawan menjadi lawan. Di dalam politik, yang abadi adalah kepentingan. "
Itulah dalil yang sering diucapkan seseorang jika mengamati perkembangan politik. Itu pulalah yang terjadi terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump.
Donald John Trump adalah Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45. Perkembangan terakhir, ia ditinggalkan para menteri atau pendukungnya. Menteri Perhubungan (Menhub) AS, Elaine Chao, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota kabinet di pemerintahan Presiden Donald Trump. Keputusan itu diambil Chao sebagai protes atas penyerangan Gedung DPR AS (US Capitol) oleh para pendukung Trump, Rabu, 6 Januari 2021 waktu setempat.
“Serangan massa tersebut sangat mengganggu, dengan cara yang tidak bisa saya toleransi,” ungkap Chao dalam email pengunduran dirinya, dikutip Reuters, Jumat, 8 Januari 2021.
Selain Chao, terdapat beberapa pejabat lainnya yang memutuskan hengkang dari Gedung Putih. Di antara mereka ada Wakil Penasihat Keamanan Nasional, Matt Pottinger, yang secara tiba-tiba mundur.
Setelah itu, Direktur Senior Urusan Eropa dan Rusia di Dewan Keamanan Nasional, Ryan Tully, juga mengambil langkah yang sama. Hal itu membuat rencana awal Trump untuk melaksanakan transisi masa jabatan secara tertib jadi tak berjalan mulus.
Utusan khusus pemerintah AS untuk Irlandia Utara, Mick Mulvaney, juga mengundurkan diri. “Saya tidak akan terkejut melihat lebih banyak teman saya yang akan mundur dalam 24 hingga 48 jam ke depan,” kata mantan kepala staf Gedung Putih itu.
Sama halnya dengan Michael Richard Pence atau yang akrab dipanggil Mike Pence. Ia adalah Wakil Presiden AS ke-48, yang mendampingi Presiden Donald Trump. Terakhir, ia dikatakan penghianat oleh Trump karena tidak mau lagi mengikuti perintahnya untuk memenangkan dirinya di Kongres AS.
Tetapi apakah dengan berhasilnya Mike Pence yang ikut bergabung mensahkan penguatan Joe Biden di Kongres AS sebagai Presiden terpilih AS ke-46, apakah berarti hubungan dengan Trump renggang?
Di permukaan benar demikian, bahkan Trump mengatakan wakilnya itu sebagai penghianat. Menurut saya tidak juga demikian. Hubungan mereka tetap sebagai Presiden dan wakil yang bersahabat.
Sepuluh hari ke depan jelang hari pelantikan terdengar juga informadi, bahwa tanggal 17 Januari 2021, pengikut Trump akan kembali turun ke jalan dengan masing-masing membawa senjata. Kelihatannya sepuluh hari ke depan belum dianggap aman sekali.
Pada sisi lain Partai Demokrat juga akan mengajukan pemakzulan kepada Presiden AS Donald Trump. Hari, Senin, tanggal 11 Januari 2021, rencananya pemakzulan tersebut akan diajukan Partai Demokrat yang selama ini menguasai Senat AS. Tetapi berhasilkah pemakzulan itu jika sudah berada di tangan anggota Kongres AS, di mana gara-gara Trump, Partai Republik di Kongres juga terpecah?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews