Profil Trump yang Mencemaskan

Tetapi berhasilkah pemakzulan itu jika sudah berada di tangan anggota Kongres AS, di mana gara-gara Trump, Partai Republik di Kongres juga terpecah?

Minggu, 10 Januari 2021 | 20:51 WIB
0
255
Profil Trump yang Mencemaskan
Trump dan anjing (Foto: Twitter.com)

Nama Donald Trump akhir masa jabatannya tanggal 20 Januari 2021 membayangi pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Mengapa demikian?

Trump menjadi sebuah nama yang menakutkan, karena ia bisa saja melepaskan kekecewaannya dengan berbuat nekat, karena meski ia menjadi orang nomor satu  di "Negara Paman Sam" tersebut, tetapi sepanjang pengetahuan saya, ia banyak melakukan hal-hal tidak terduga yang muncul seketika. Apa yang ia kehendaki, ia yakin akan terjadi.

Di dalam politik atau kekuasaan memang  berlaku dalil "tidak ada kawan atau lawan yang abadi. Kemarin musuh, sekarang kawan, yang kemarin kawan menjadi lawan. Di dalam politik, yang abadi adalah kepentingan. "

Itulah dalil yang sering diucapkan seseorang jika mengamati perkembangan politik. Itu pulalah yang terjadi terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump. 

Baca Juga: Jebolnya Capitol

Donald John Trump adalah Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45. Perkembangan terakhir, ia ditinggalkan para menteri atau pendukungnya. Menteri Perhubungan (Menhub) AS, Elaine Chao, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota kabinet di pemerintahan Presiden Donald Trump. Keputusan itu diambil Chao sebagai protes atas penyerangan Gedung DPR AS (US Capitol) oleh para pendukung Trump, Rabu, 6 Januari 2021 waktu setempat.

“Serangan massa tersebut sangat mengganggu, dengan cara yang tidak bisa saya toleransi,” ungkap Chao dalam email pengunduran dirinya, dikutip Reuters, Jumat, 8 Januari 2021.

Selain Chao, terdapat beberapa pejabat lainnya yang memutuskan hengkang dari Gedung Putih. Di antara mereka ada Wakil Penasihat Keamanan Nasional, Matt Pottinger, yang secara tiba-tiba mundur.

Setelah itu, Direktur Senior Urusan Eropa dan Rusia di Dewan Keamanan Nasional, Ryan Tully, juga mengambil langkah yang sama. Hal itu membuat rencana awal Trump untuk melaksanakan transisi masa jabatan secara tertib jadi tak berjalan mulus.

Utusan khusus pemerintah AS untuk Irlandia Utara, Mick Mulvaney, juga mengundurkan diri. “Saya tidak akan terkejut melihat lebih banyak teman saya yang akan mundur dalam 24 hingga 48 jam ke depan,” kata mantan kepala staf Gedung Putih itu.

Sama halnya dengan Michael Richard Pence atau yang akrab dipanggil Mike Pence. Ia adalah Wakil Presiden AS ke-48, yang mendampingi Presiden Donald Trump. Terakhir, ia dikatakan penghianat oleh Trump karena tidak mau lagi mengikuti perintahnya untuk memenangkan dirinya di Kongres AS.

Tetapi apakah dengan berhasilnya Mike Pence yang ikut bergabung mensahkan penguatan Joe Biden di Kongres AS sebagai Presiden terpilih AS ke-46, apakah berarti hubungan dengan Trump renggang? 

Di permukaan benar demikian, bahkan Trump mengatakan wakilnya itu sebagai penghianat. Menurut saya tidak juga demikian. Hubungan mereka tetap sebagai Presiden dan wakil yang bersahabat.

Sepuluh hari ke depan jelang hari pelantikan terdengar juga informadi, bahwa tanggal 17 Januari 2021, pengikut Trump akan kembali turun ke jalan dengan masing-masing membawa senjata. Kelihatannya sepuluh hari ke depan belum dianggap aman sekali. 

Pada sisi lain Partai Demokrat juga akan mengajukan pemakzulan kepada Presiden AS Donald Trump. Hari, Senin, tanggal 11 Januari 2021, rencananya pemakzulan tersebut akan diajukan Partai Demokrat yang selama ini menguasai Senat AS. Tetapi berhasilkah pemakzulan itu jika sudah berada di tangan anggota Kongres AS, di mana gara-gara Trump, Partai Republik di Kongres juga terpecah?

***