Tanggapi Isu Papurum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) melalui koordinator nasional nya menyatakan sikapnya terkait isu Papua yang terjadi mulai dari di Surabaya, Malang, hingga terakhir kerusuhan sampai sejumlah daerah Bumi Cendrawasih.
Hafyz Marshal selaku koordinator nasional mengatakan ada lima poin yang menjadi fokus pernyataan sikap FPMSI bagi kalangan warganet dan masyarakat.
"Intinya kami menyesalkan terjadinya rentetan peristiwa yang menyangkut saudara-saudara kita warga Papua. Kami minta diskriminasi bersifat rasial ini dihentikan," ujar Hafyz melalui keterangan tertulisnya di Jakarta.
Hafyz juga meminta para pegiat media sosial dan pengguna sosmed saling menjaga kerukunan dan persatuan.
"Kita hindari pernyataan-pernyataan rasial dan diskriminatif di sosial media," tegas dia.
"Jangan lagi terprovokasi. Kita sesama anak bangsa harus bersama-sama saling menjaga keutuhan NKRI," tambahnya.
Berikut pernyataan FPMSI bagi kalangan warganet, diantaranya:
1. Menyesalkan peristiwa yang terjadi di Malang dan Surabaya yang juga disusul kerusuhan di beberapa wilayah Papua lainnya serta menghimbau semua warga bangsa menjaga situasi kondusif bahwa masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
2. Mendesak negara untuk secara serius menghilangkan stigma rasial dan diskriminatif dalam setiap kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara sesuai dengan Sila ke-2 Pancasila, UUD 1945, dan UU Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis serta menindak tegas pelaku pelanggaran tersebut.
3. Meminta pemerintah, aparat negara, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan seluruh warga negara Indonesia untuk tidak mengucapkan ujaran kebencian, penghinaan terhadap Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA), serta tindakan represif, diskriminatif, ataupun persekusi yang dilakukan di dunia maya terhadap sesama warga negara sebagai wujud pengamalan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
4. Meminta kepada pegiat sosial media, Influencer sosial media dan pengamat sosial media untuk mengingatkan dan memantau terhadap setiap postingan dari pengikut sosial media nya agar tidak terprovokasi pihak manapun yang menggangu keutuhan NKRI karena Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari NKRI serta mewaspadai propaganda campur tangan asing terhadap kedaulatan NKRI.
5. Menghimbau kepada seluruh komponen warganet untuk tidak menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian atas dasar SARA maupun informasi provokatif di media publik yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa sehingga pembangunan Indonesia khususnya di Papua yang gencar dilaksanakan selama ini tetap berjalan lancar.
Demikian pernyataan sikap dari FPMSI.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews