Ribuan Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim menggelar pertemuan (Multaqo) menyikapi situasi dan kondisi bangsa saat ini. Pertemuan dilakukan agar stabilitas keamanan tetap terjaga dan ukhuwah Islamiyah.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan, tujuan diadakannya multaqo atau pertemuan antara ulama, habaib, dan cendekiawan muslim yang digelar di Jakarta, pada Jumat (3/5) malam bertujuan untuk persatuan bangsa Indonesia usai Pemilu 2019. Pertemuan digelar di Hotel Kartika Chandra.
"Mari kita bangun kembali persatuan yang sangat mahal harganya ini dan tolak provokasi Inkonstitusional," ujar Said Aqil, saat ditemui disela acara.
Said Aqil menambahkan bahwa pertemuan Ulama dan Habaib yang digelar kali ini adalah pertemuan yang dihadiri ulama yang benar-benar ulama.
"Pertemuan ini yang bertemu adalah yang betul-betul ulama, Habaib. Ulama yang memiliki pesantren, yang memiliki umat, yang betul-betul paham tentang agama dan ulama yang betul-betul hidup bersama umat," kata Said Aqil.
Para ulama sepakat bahwa hukum taat kepada ulil amri adalah wajib. Kaum muslimin tidak diperolehkan memberontak ulil amri. Prinsip ini menjadi pegangan dalam berbangsa dan bernegara.
Ulil amri adalah orang atau lembaga yang memiliki kekuasaan karena diberi otoritas oleh Negara. Oleh karena itu jika dikaitkan dengan permasalahan pemilu, ulil amrinya adalah KPU (Komisi Pemilihan Umum), Bawaslu, dan MK.
Said Aqil mengimbau agar seluruh umat Islam menunjukkan dan membuktikan bahwa bangsa Indonesia mengerti demokrasi dan memiliki kesadaran yang baik dalam bernegara
"Tunjukkan bangsa Indonesia yang bersifat Islam, paham demokrasi, dewasa berdemokrasi, matang bernegara," tutup Said Aqil dalam keterangan pers (3/5/2019)
Acara multaqo ini diinisiasi oleh KH Maimun Zubair (Mbah Moen) dan Habib Luthfi bin Yahya serta dihadiri 1.500 orang peserta dari para ulama sepuh, berbagai ormas, para habaib, dan para cendekiawan muslim.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews