Yang terbaik bagi masyarakat adalah, tetap menjaga situasi yang kondusif sampai Pemilu dilaksanakan.
Waktu pencoblosan Pemilu 2019 tinggal menghitung hari, ketegangan demi ketegangan politik pun menghiasi situasi dan kondisi didalam masyarakat.
Kekwatiran akan terjadinya konflik antar masyarakat, jika Prabowo kalah lagi semakin menghantui.
Kadang hasil survei bagai oase ditengah padang tandus, tapi sebaliknya juga menjadi penyulut bara api. Padahal kalau saja dipahami bahwa Pemilu adalah sarana untuk mengimplementasikan proses demokrasi, maka semua masyarkat dan elit politik tidak perlu terpecah belah.
Sebagai sebuah Pesta demokrasi, harusnya Pemilu disambut dengan riang gembira, bukan malah disambut layaknya menghadapi Medan perang, sehingga tidak ada jeda sama sekali sejak Pilpres 2014, perseteruan antar pendukung Capres perang di media sosial.
Tidak ada yang bisa menolak kemenangan jika memang itu merupakan kehendak Tuhan, begitu juga tidak ada yang bisa menolak kekalahan, Karena itupun merupakan bagian dari rencana Tuhan.
Memang ada kekwatiran dalam masyarkat kalau seandainya Jokowi Menang lagi, Karena ancaman dari pihak lawan untuk menciptakan kerusuhan, tidak bisa dianggap hanya sekedar ancaman, sangat diyakini kalau lawan Jokowi tidak akan siap menerima kekalahan.
Bagi lawan Jokowi, kemenangan itu sudah didepan mata, dan tanda-tanda kemenangan itu sudah sangat dipuja. Kalau hal tersebut berbalik menjadi kenyataan yang tidak mereka duga, pastinya hal tersebut akan membuat mereka murka.
Diibaratkan pengembara yang sudah lama mengembara dipadang tandus, tiba-tiba melihat sebuah oase, tentunya hal tersebut sangat menggembirakan, dan membuat hati lega, tapi kalau pada kenyataannya hanya fatamorgana, maka murka pun tidak bisa dielakkan.
Inilah yang sangat dikwatirkan oleh sebagian besar masyarakat. Padahal kalau pun Prabowo harus menang, sebetulnya tidak perlu dipermasalahkan juga, karena itu sudah menjadi Takdirnya. Dan saya sangat percaya, pendukung Jokowi pun bisa menerimanya dengan lapang dada.
Dengan kenyataan sekaranga ini, dengan segala situasi dan kondisi yang ada, hanya Takdir Tuhanlah yang bisa memenangkan Jokowi, sekalipun hal tersebut tidak bisa diterima oleh kubu lawan.
Kalau memang seperti itu kehendak Tuhan, In Shaa Allah semua akan tetap Aman, karena tidak ada yang sia-sia Dari apa yang sudah direncanakannya. Kalau pun Tuhan berkehendak lain, dan Jokowi ditakdirkan kalah, itupun Tuhan sudah siapkan rencana yang lebih baik bagi Jokowi dan pendukungnya.
Yang terbaik bagi masyarakat adalah, tetap menjaga situasi yang kondusif sampai Pemilu dilaksanakan. Apa pun hasilnya dari Pemilu 2019, semua pihak harus bisa menerima dengan lapang dada.
Artikel ini sudah tayang di Kompasiana dengan judul : Hanya Keajaiban Tuhan yang Bisa Memenangkan Jokowi
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews