Bagaimana mungkin mengelola Indonesia yang sedemikian besar dengan penuh emosional, apalagi dipengaruhi faktor usia yang tidak lagi muda, maka akan sangat mudah jatuh sakit.
Dengan luas wilayah dan aneka suku, etnis, juga bahasa serta ragam budaya, maka Indonesia tergolong negara yang multi kompleks. Karena setiap wilyah dengan problematikanya masing-masing, semua itulah yang harus dipikirkan oleh seorang Presiden. Itulah makanya Presiden Indonesia, harus kuat secara fisik dan mental, juga sehat secara jasmani.
Dalam masa kampanye Pilpres 2019, Prabowo sudah dua Kali sakit. Kompleksitas mengurus negara sebesar Indonesia butuh stamina fisik yang kuat, sementara Jokowi tetap All out kampanye, namun tetap konsentrasi dalam mengurus negara yang besar ini. Tuhan takdirkan dia tetap sehat, meskipun secara fisik terlihat lebih ringkih dibandingkan Prabowo.
Itulah pentingnya spiritualitas, karena dapat menyeimbangkan antara kebutuhan dunia dan alhirat, dapat menenangkan jiwa dan pikiran, dapat mengontrol emosional. Kalau kemampuan penguasaan diri sudah mumpuni, maka untuk menguasai orang lain akan lebih mudah. Pemimpin yang mengabaikan spiritualitas tidak akan mampu mengendalikan emosi, mudah marah, dan kemarahan akan memguras energi.
Dengan adanya spiritualitas, seorang pemimpin jadi tahu bahwa kemapuannya terbatas, diatas kekuasaannya ada Tuhan yang Maha Kuasa. Dengan demikian dia akan berkerja dan berpikir dalam batas kemampuannya, itulah yang akan menjaga keseimbangan antara intlektual dengan emosionalnya.
Kenapa seseorang terlihat begitu jumawa, seakan-akan dia merasa lebih hebat dari orang lain, dimatanya semua orang gak ada apa-apanya, hanya dialah yang mampu menyelesaikan semua persoalan.
Begitulah kalau seseorang tidak menempatkan Tuhan dalam dirinya, tidak memiliki spiritualitas sedikitpun, sehingga keberadaan Tuhan pun diabaikan.
Orang-orang seperti ini akan menghabiskan energinya yang begitu besar untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, kurang mampu menguasai dirinya sendiri. Dia bisa menghabiskan energinya untuk mengumbar kebencian dan kemarahannya.
Kalau energi habis Karena amarah, maka mudah lelah, dan mudah sakit. Bagaimana mungkin mengelola Indonesia yang sedemikian besar dengan penuh emosional, apalagi dipengaruhi faktor usia yang tidak lagi muda, maka akan sangat mudah jatuh sakit.
Kenapa Perdana Menteri Malaysia, Tun Mahatir Muhammad bisa kembali memimpin diusianya yang sudah tua? Karena Mahatir pun secara spiritualitas sangat bagus, ibadahnya bagus, jadi kemampuannya menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan kepentingan alhirat sangat terjaga.
Sebaiknya memang untuk menjadi pemimpin sebuah negara itu, harus sudah selesai dengan dirinya sendiri, tidak memiliki kepentingan lain selain dari memikirkan kepentingan negara dan bangsa, tidak terbebani oleh persolan-persolan dimasa lalu.
Memang benar kata Dilan, "Rindu itu berat, Kamu gak akan kuat, biar aku aja."
"Jadi Presiden itu berat, kamu gak akan kuat, biar aku aja."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews