Selamat kepada para Pendukung 02, utamanya yang sempat ikut kampanye di GBK. Nikmati dinamika pilpres dan jaga keamanan dan persatuan bangsa.
Saya ikut gembira melihat semaraknya kampanye Prabowo – Sandi di GBK hari ini. Benar-benar membludak. Luar biasa memang pendukung 02 ini. Militansinya jangan diragukan deh!
Ketua Panitia Kampanye Akbar Prabowo-Sandiaga, M Taufik sebelumnya mengatakan bahwa kampanye ini diperkirakan menjadi kampanye terbesar di pemilihan presiden 2019 (seorang teman bahkan menulis di statusnya bahwa kampanye ini adalah kampanye terbesar di dunia. Namanya juga pendukung fanatik).
Taufik berharap akan hadir sekitar satu juta pendukung. Tapi saya ragu apakah GBK bisa muat satu juta orang lha wong kalau lihat datanya GBK hanya muat untuk 77.193 penonton (anggap saja bisa sampai 100 ribu penonton). Rungrado May Stadium, stadion terbesar di dunia yang berada di Pyongyang, Korea Utara saja hanya mampu menampung 150.000 penonton.
Tapi itu kan hanya di tribun. Lha kalau lapangannya ikut dihitung kira-kira berapa jumlah yang bisa masuk? Mari kita bikin maksimal tiga kali lipat penonton di semua tribun (which is a little bit impossible). Itu pun angkanya hanya akan berada di 400 ribu orang saja.
Tapi lupakan angka pastinya. Yang jelas pendukung Kubu 02 telah membuktikan bahwa jumlah mereka memang besar dan militansinya luar biasa. Soal jumlah pendukung sebenarnya tidak mengherankan karena di tahun 2014 Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa, berhasil meraih 62.576.444 suara (46,85 persen).
Di Sumatra Barat Prabowo-Hatta Raja meraup prosentase tertinggi (76,92 %). Jadi kalau kali ini berpasangan dengan Babang Tamvan nan tajir maka mungkin angkanya bisa lebih tinggi.
Karena acaranya dimulai pagi maka mereka berinisiatif untuk datang lebih pagi lagi sehingga bagi yang muslim akhirnya melakukan salat Subuh di lapangan. Lapangan tampak penuh sesak dengan jamaah yang memakai pakaian serba putih. Tidak diketahui berapa banyak jumlah orang yang ikut salat Subuh tadi pagi tapi Merdeka.com menulis hanya ‘ribuan’ jemaah.
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berdiri di saf depan bersama Anies Baswedan, Zulkifli Hasan, Shohibul Iman, dan Hidayat Nur Wahid. Umat Islam Indonesia kembali membuktikan bahwa mereka bisa salat di mana saja. Di Lapangan Monas bisa, di Stadion Gelora Bung Karno juga bisa.
Tapi tentu saja ada yang sirik dan mencari-cari kesalahan. Seorang teman di WA mengritik, “Kok salat jamaah laki-laki dan perempuan tidak dipisah dan bercampur baur?”. Saya tidak tahu darimana ia memperoleh kesan demikian padahal dia tidak ikut berada di GBK.
Saya yakin bahwa pemisahan saf untuk laki-laki dan perempuan pasti telah dilakukan oleh panitia karena mereka tentu paham bahwa tidak boleh jamaah laki-laki dan perempuan jadi satu, kecuali di Masjidil Haram. Itu pun saya dengar sekarang ini ada wacana untuk dipisahkan meski muncul berbagai penolakan. Tapi entahlah...
Saya ucapkan selamat kepada para Pendukung 02, utamanya yang sempat ikut kampanye di GBK. Nikmati dinamika pilpres ini dan mari kita jaga keamanan dan persatuan bangsa.
Pendukung 01
Surabaya, 7 April 2019
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews