Akankah nasib Ganjar akan bernasib seperti Presiden Jokowi waktu mejadi gubernur DKI Jakarta?
Pemilu atau pilpres 2024 masih tiga tahun lagi. Namun, partai-partai sudah mulai mengelus-elus kader atau jagoannya untuk bertarung dalam pilpres 2024.
Lembaga survei pun hampir setiap triwulan merilis hasil survei elektabilitas para kandidat yang akan bertarung dalam pemilu nanti. Dan lembagai survei juga tumbuh bak jamur di musim hujan.
Dari hasil banyak lembaga survei nama Prabowo Subianto selalu memuncaki atau teratas tingkat elektabilitasnya. Disusul Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Beberapa waktu lalu lembaga survei Saiful Munjani and Research Colsulting (SMRC) merilis hasil survei para kader partai atau tokoh publik.Dan Prabowo, Ganjar dan Anies selalu masuk dalam tiga besar di antara banyak tokoh publik atau kader partai.
Dari hasil survei SMRC dalam simulasi terbuka dengan 42 nama tokoh publik atau kader partai,Prabowo memperoleh elektabilitas 18,1 persen,Ganjar 15,8 persen dan Anies 11,1 persen.
Dan kalau dikerucutkan dengan 15 nama tokoh publik atau kader partai, maka Prabowo tetap dalam urutan teratas yaitu 20,7 persen, Ganjar 19 persen dan Anies 14,3 persen.
Kalau dikerucutkan lagi dengan 8 nama tokoh publik atau kader partai, lagi-lagi Prabowo tetap teratas dengan elektabilitas 22,5.Ganjar 20,5 dan Anies 16,1 persen.
Dikerucutkan lagi menjadi tiga nama yaitu Prabowo, Ganjar dan Anies, maka tingkat elektabilitas ketiganya, 30,8 persen untuk Prabowo, 29,3 persen untuk Ganjar dan 25 persen untuk Anies.
Dan sepertinya tiga nama besar ini tidak akan berubah sampai menjalang pilpres 2024.
Dari hasil survei SMRC trend elektabilitas Prabowo cenderung turun dan Ganjar, Anies elektabilitasnya cenderung naik.
Sedangkan elekatabiltas Prabowo dan Ganjar terpaut selisih tipis dan tidak menutup kemungkinan dalam tiga bulan lagi elektabilias Prabowo bisa disalip oleh Gajar atau mungkin juga Anies. Dan waktu tiga tahun menuju 2024 masih jauh dan segala sesuatunya bisa berubah.
Elektabilitas Prabowo jauh dari kata aman atau belum aman kalau ingin menang dalam pilpres 2024 dengan elektabiltas selisih tipis dengan Ganjar.
Kalau Prabowo ingin menggandeng Puan Maharani menjadi cawapres maka Prabowo harus berhitung sepuluh kali, jangan sampai malah kalah.
Sedangkan elektabilitas Puan 1,4 persen dan tidak beranjak dari angka 1 koma. Padahal cawapres harus punya nilai tambah bagi capres dalam menaikkan elektabilitas. Sepertinya Puan malah menjadi beban Prabowo. Bahkan dalam simulasi kalau Prabowo berpasangan dengan Puan lebih mudah dikalahkan baik oleh Ganjar atau Anies.
Akankah nasib Ganjar akan bernasib seperti Presiden Jokowi waktu mejadi gubernur DKI Jakarta?Kita tunggu drama politik 2024, terkadang lap-lap terakhir penuh kejutan dan menegangkan ada yang terjatuh atau tergelincir dan tersingkir dalam arena. Pilpres 2019 menjadi contohnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews