Sebagai 'oposan'Prabowo Rocky Gerung memang harus memperlihatkan ke publik bahwa dia selalu serang Prabowo, wajar aja sih, namanya juga oposan. Kalau dia tidak lakukan itu takutnya dia dianggap 'tim hore' Prabowo dong.
Terlepas dari apa yang menjadi substansi analisis politiknya. Namanya juga pengamat politik, ya wajar saja kalau Rocky membuat analisis, soal benar atau tidak analisanya itu masih perlu pembuktian.
Rocky pasti punya alasan kenapa dia selalu serang Prabowo, apa motif di balik serangannya tersebut. Yang jelas sebagai oposan Prabowo, maka dia akan selalu punya panggung, dan panggungnya akan selalu di tonton.
Inilah salah satu kecerdikan Rocky, dia tahu cara agar namanya selalu ada dipanggung politik. Rocky sangat faham kalau Prabowo saat ini menjadi titik sentral panggung politik Indonesia, dan dia butuh itu untuk terus bisa menghidupkan namanya.
Kalau ditanyakan apakah yang dilakukan Rocky terhadap Prabowo adalah sebuah kritik, sepertinya yang harus dilihat dulu adalah konstruksi dari semua pernyataannya, apakah konstruktif atau tidak.
Tapi yang jelas secara konstruktif, serangan Rocky terhadap Prabowo adalah warning sign bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, bukan secara langsung ditujukan kepada Prabowo.
Ketika Rocky menganggap Prabowo sebagai sampah, atas keberadaannya di Kabinet Indonesia Maju (KIM), jelas itu cuma strategi dia untuk mendapatkan perhatian yang serius dari publik, secara substansial bukanlah sesuatu yang konstruktif.
Rocky juga pernah menganalisa bahwa nantinya Prabowo akan menguasai Istana, dengan keberadaannya di Kabinet saat ini. Sebagai sebuah analisa boleh-boleh saja begitu, biasa aja dan sah-sah saja. Namanya juga analisa, analisa itu menjadi istimewa ketika sudah terbukti.
Sebagai pengamat politik, Rocky memang harus terus bersuara, terlebih lagi dia menasbihkan dirinya sebagai oposan Prabowo. Kalau dia tidak terus menyuarakan pikirannya, maka kuatirnya dia malah dianggap 'dungu'.
Terkait pernyataan Rocky tentang reshuffle kabinet, bahwa kalau terjadi reshuffle kabinet, maka Prabowo adalah Menteri pertama yang akan kena reshuffle.
Landasan pemikirannya, karena akan ada konflik antara Mahfud MD sebagai Menko Polhukam dengan Prabowo sebagai Menhan.
Secara korelasi, analisisnya bisa saja benar. Persoalannya, apakah Rocky cukup mengenal karakter Mahfud dan Prabowo.?
Kalau menurut saya sangat kecil kemungkinan terjadinya pergesekan antara Mahfud dan Prabowo.
Karakter Prabowo terlihat buruk saat Pilpres, itu lebih dikarenakan pengaruh lingkungannya yang buruk. Dan yang memicu Prabowo putar haluan ke kelompok Nasionalis pun adalah faktor lingkungan yang buruk tersebut.
Sangat terlihat kalau Prabowo lebih happy berada di kelompok barunya, ketimbang saat dia masih bergabung dengan komunal 'tukang geruduk' yang beraroma kekerasan. Dia terlihat begitu tidak nyaman.
Pertanyaan selanjutnya, apakah Mahfud MD mau berseteru dengan Prabowo, kalaupun ada pergesekan kepentingan kekuasaan.? Inipun sangat kecil kemungkinannya, karena Mahfud orang yang sangat realistis, bukan tipikal orang yang senang berseteru.
Jadi menurut saya, ini menurut saya lho..bisa benar, bisa juga salah, namanya juga cuma analisa. Analisa Rocky aja bisa salah, apalagi cuma analisa saya.
Motif di balik serangan Rocky terhadap Prabowo, hanyalah sekadar upaya menghidupkan panggungnya.
Rocky perlu kehidupannya terus berlangsung, dan dia perlu panggung untuk kehidupan tersebut, namanya harus terus berkibar. Sebagai oposan Prabowo dia wajib memperlihatkan sikap itu kepada publik, dia sudah lelah menjadi Tim Hore Prabowo selama ini.
Rocky mempunyai kemampuan retoris yang tidak banyak dimiliki pengamat politik, dia sangat faham bagaimana mengalihkan opini publik dengan kemampuan retoris tersebut.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews