Ulang Tahun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang ke-46 berlangsung meriah. Pidato Ketua DPP PDIP mbak Mega selama 46 menit telah membukan wacana berfikir merdeka bahwa politik bisa dilakukan dengan gembira, santun dan sehat . Apalagi slogannya adalah membumikan Pancasila.
Sambil mendengarkan pidato tersebut, ditanganku ada sebuah buku bergambar ayah beliau yang bersanding dengan gambar Pancasila. Buku ini ternyata hasil dari karya salah satu kader PDIP.
Membaca buku hasil karya uji akademis sebuah Disertasi seseorang itu pengalaman luar biasa buatku. Apalagi para pengujinya adalah orang top di negeri ini. Prof. Dr. Arief Hidayat mantan ketua Mahkamah Konstitusi RI dan Prof Dr. Mih. Mahfud MD mantan ketua MK RI periode 2008 - 2013 adalah yang memiliki kapabilitas di atas rata rata .
Buku berjudul Bung Karno Islam dan Pancasila yang kupegang saat ini adalah salah satu karya terbaik yang mengandung banyak informasi pelurusan sejarah pemimpin besar revolusi Sukarno. Wajib dibaca dan disebarkan sebagai bahan olah pikir masyarakat kita agar lebih baik lagi menyikapi fenomena bangsa ini.
Penulis buku ini adalah Dr. Ahmad Basarah yang juga menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP PDIP dan akrab dipanggil Baskara. Dia lahir di Jakarta, 16 juni 1968 dan sejak muda aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) hingga mencapai posisi puncak sebagai Sekretaris Jendral Presidium GMNI periode 1996-1999.
Hingga saat ini ia dipercaya sebagai Ketua Umum DPP Persatuan Alumni GMNI periode 2015-2020.
Bergabung di PDIP
Pada Tahun 1999, ia bergabung dengan partai politik , yaitu PDI Perjuangan. Menjabat sebagai wasekjen dua periode (2010 - 2015 dan 2015 - 2020).
Di DPR/MPR jabatannya juga tak kalah mentereng, yaitu sebagai Ketua Fraksi PDIP MPR RI dan Ketua Badan Sosialisasi MPR RI.
Awal Pemikiran Menulis Tentang Sukarno
Ilmu dan Amal.
Ilmu pemgetahuan hanyalah berharga penuh jika dipergunakan untuk mengabdi kepada praktek hidupnya manusia, atau praktek hidupnya bangsa, atau praktek hiduonya dunia kemanusiaan.
Pengetahuan ialah untuk perbuatan dan perbuatan dipimpin oleh pengetahuan. Ilmu dan amal, kennis zonder daad is doellos. Daad zonder kennis is richtingloos.
Bahwa pengetahuan, bahwa ilmu, bahwa wetenschap, bahwa teori adalah tiada guna, tiada wujud, doelloss, jika tidak dipergunakan untuk mengabdi kepada prakteknya hidup. Buatlah ilnu berdwitunggal dengan amal.
"Dengan menuju ke laut, maka sungai setia kepada sumbernya."
(Bung Karno, 19 September 1951).
Kutipan kalimat di atas adalah karya Bung Karno yang dijadikan Baskara sebagai motto dalam bukunya.
Baskara menempuh jenjang pendidikan S1 di IISIP Jakarta Tahun 1988 -1992 dan FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta , kemudian S2 di FISIP Universitas Indonesia (1998-1999) dan Fakultas Ilmu Hukum Universitas Kristen Indonesia Jakarta (2007-2009).
Terakhir, gelar Doktor diterimanya setelah memperjuangkan Disertasinya di Fakultas Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang.
Pada Tahun 2007, Baskara mendirikan Baitul Muslimin Indonesia. Organisasi ini ditugaskan untuk mempelajari kebangsaannya. Yang menjadi unik dari pendiriannya adalah adanya amanat dari Almarhum H.M. Taufiq Kiemas, suami dai mbak Mega.
Pada organisasi inilah, Baskara menemukan dimensi pemikiran pemikiran Islam Bung Karno yang sangat kokoh. Dimensi pemikiran yang melengkapi pemikirannya saat menjadi aktivis GMNI dahulu.
Jelas sudah, karena kekagumannya terhadap Sukarno ditunjang Baskara memiliki literasi data dan fakta sejarah mengenai pemikiran Sukarno terhadap Islam yang menghasilkan Pancasila sebagai palsafah hidup berbangsa dan bernegara.
Bahwa pembelaannya terhadap keislaman Sukarno adalah ilmiah. Tidak membabi buta (taklid) dan ini diamini oleh para penguji Disertasinya.
Di salah satu halaman bukunya (10) Baskara menuliskan peran Sukarno dalam Muktamar Nahdatul Ulama (NU) Tahun 1954 di Surabaya.
Bahwa NU telah memberikan dan mengesahkan gelar kepada Presiden Sukarno sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi Assyaukah (pemimpin pemerintahan di masa darurat yang kebijakan - kebijakannya mengikat oleh sebab kekuasaannya atau pemegang pemerintahan de facto dengan kekuasaan penuh). Gelar ini dianggap Baskara bukanlah hal yang main main karena NU adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia hingga kini.
Selain itu, ada fakta menarik yang dilakukan Sukarno ketika Piala Dunia Tahun 1958, Beliau menolak Indonesia bertanding dengan Israel dalam babak penyisihan karena Israel dianggap sebagai penjajah Palestina.
Mengenai Pancasila, perjuangan Sukarno tanpa lelah mempersatukan bangsa, beragam agama adat kebudayaan melebur menjadi satu dengan komponen agma lainnya, komponen nasionalis lainnya untuk menjadikan pancasila sebuah ideologi saat Sidang BPUPK 1 Juni 1945.
Baskara sang penulis buku dengan judul disertasinya Eksistensi Pancasila sebagai Tolok Ukur dalam Pengujian Undang-undang terhadap Undang-undang Dasar Negara 1945 di Mahkamah Konstitusi: Kajian Perspektif Filsafat Hukum dan Ketatanegaraan menambah rasa keingintahuanku untuk mempelajari semua pemikiran Sukarno yang membangun bangsa dan peradaban dunia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews