Arah Perjuangan

Kita peduli dengan nasib buruh, untuk itu kita harus mengubah nasibnya menjadi lebih baik dengan tak lagi menjadi buruh.

Selasa, 4 Mei 2021 | 23:10 WIB
0
189
Arah Perjuangan
Buruh (Foto: sindomanado.com)

Saya serius ketika bilang bahwa berjuang "menyamankan" nasib buruh justru akan menjebak mereka pada ketidakberdayaan seumur hidupnya.

Membela nasib buruh sekilas terlihat mulia, tapi coba renungkan lagi, jangan-jangan Anda salah arah dalam berjuang?

Membela buruh itu diawali karena dulu buruh ditindas hingga tak menerima haknya dengan baik. Namun perkembangannya, setelah posisi buruh diperkuat, buruh menuntut melebihi haknya.

Buruh dibuat nyaman. Sangat nyaman. Hingga mereka tak ingin berubah dari posisi buruh. Terjebak.

Sudut pandang ini tak beda dengan banyaknya orang yang "ketagihan" menjadi orang miskin hanya karena ada banyak program bantuan untuk orang miskin.

Banyak orang lebih memilih tetap miskin daripada kehilangan hak mendapatkan fasilitas untuk orang miskin. Terjebak.

Coba tanyakan ke tetangga-tetangga Anda yang saat ini menerima bantuan raskin atau BLT, "Apakah tahun depan Anda ingin dapat bantuan lagi atau tidak?"

Saya yakin hampir semua akan menjawab bahwa mereka masih ingin terima bantuan.

Terjebak. Ini tentang mindset. Merubah mindset seperti ini harusnya ada dalam pendidikan.

Mereka tak sadar bahwa dengan tidak menerima bantuan, berarti kehidupannya jadi lebih baik. Alam bawah sadar mereka menyatakan bahwa mereka tak ingin kehidupannya jadi lebih baik.

Hasilnya, tahun depan kehidupannya pun tak akan lebih baik. Mereka tak keluar dari zona kemiskinan.

Memberi semua hak untuk buruh, ataupun memberi bantuan kepada warga miskin, adalah langkah di garis start. Itu jelas bukan tujuan.

Jika kita berkutat pada upah minimum dan bantuan raskin serta BLT, lalu kapan majunya negara kita ini?

Kalau Anda peduli sama buruh, kalau Anda berjuang membela mereka, janganlah menuntut pengusaha menaikkan upah minimum terus-menerus.

Coba sekali-sekali menuntut pengusaha untuk memberikan pelatihan kepada buruh. Pelatihan apa saja agar bisa buka usaha sendiri dan berdaya.

Bayangkan jika perusahaan mau memberi pelatihan, atau bahkan mau memberi modal yang dipakai secara bergantian oleh buruh yang ingin memulai usaha.

Untuk pinjaman modal ini, buruh tak harus dikenakan bunga tapi secara moral bertanggung jawab ke buruh lain yang antri memakai modal itu. Kalau tak bayar tepat waktu, akan didemo oleh teman-teman buruhnya. Yaaa, biar tahu rasanya didemo buruh juga.

Inilah yang saya maksud dengan "arah perjuangan". Jangan sampai niat baik membela nasib buruh tapi malah berujung nasib mereka yang selamanya menjadi buruh.

Kita peduli dengan nasib buruh, untuk itu kita harus mengubah nasibnya menjadi lebih baik dengan tak lagi menjadi buruh.

Tapi by the way, selama ini ke mana arah perjuangan Anda?

Hasyim Muhammad

***