Imajinasi akan sering membawa kita ke dunia yang tidak pernah ada, sepeti kata Carl Sagan. Tanpa itu, kita tidak akan ke mana-mana.
"Segala sesuatu yang dapat Anda bayangkan, itu nyata," demikian Pablo Picasso ngomyang di samping saya, ketika barengan nongkrong di pinggir kali depan rumah.
Kopi dan ketela rebus panas mengundang beberapa roh ajaib mendekat. Dan jadilah obrolan pating creblung tak karuan. Colin Wilson, sambil nyomot ketela rebus langsung ngomong, "Imajinasi harus digunakan, bukan untuk melarikan diri dari kenyataan, tetapi untuk menciptakannya."
"Imajinasi adalah tempat di mana semua jawaban penting berada," tukas Joe Meno yang mengingatkan saya pada tulisan Joe Hill; Fantasi selalu hanya sebuah kenyataan yang menunggu untuk dinyalakan.
Ginia A. Davis, yang bukan hanya cantik tapi cerdas, dengan suara nyaring mengatakan, "Inspirasi datang dari imajinasi." Persis sebagaimana yang dikatakan Rhonda Byerne, "Imajinasimu adalah alat yang sangat ampuh." Frasa yang berbeda dengan bangsa yang dengan ancaman selalu mengatakan; Mulutmu harimaumu! Tapi akibatnya toh sama saja, tetap saja melahirkan penyinyir.
Padal, Wal Disney sendiri pernah membuktikan ucapannya, "Jika kamu bisa memimpikannya, kamu bisa melakukannya." Dari situlah Wal Disney menemukan Mike Mouse yang menjadikan mimpinya bisa meraup keuntungan luar biasa dan mendunia.
Karena sebagaimana keyakinan John Muir, "Kekuatan imajinasi membuat kita tidak terbatas." Bahkan Napoleon Bonaparte mengatakan dengan imajinasi mengusai dunia. Sebagaimana yang dikatakan Nicolas Manetta, ketika engkau terjebak oleh kenyataan, imajinasilah yang membebaskanmu.
Tanda sebenarnya dari kecerdasan bukanlah pengetahuan, tetapi imajinasi, ujar Albert Einstein selalu, yang mempercayai bahwa logika akan membawamu dari A ke Z; imajinasi akan membawamu ke mana-mana." Bahkan si jabrik keturunan Yahudi itu memastikan, "Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan terbatas. Imajinasi mengelilingi dunia."
Itulah juga yang diyakini Yoko Onno, isteri marhum John Lennon, "Anda mungkin berpikir saya kecil, tetapi saya memiliki alam semesta di dalam pikiran saya."
Itu semua, sebagaimana dinyatakan Tony Robbins, "Satu-satunya batasan pengaruh Anda adalah imajinasi dan komitmen Anda." Atau juga oleh Lauren Bacall yang percaya bahwa imajinasi adalah layang-layang tertinggi yang bisa diterbangkan. "Realitas bisa dikalahkan dengan imajinasi yang cukup," tukas Mark Twain menyeruput kopi di depan saya.
Baca Juga: Kembangkan Imajinasi Liarmu!
"Manusia adalah makhluk imajinasi," bersabda Gaston Bachelard, menimpali omongan Alan Fletcher yang mengatakan seseorang tanpa imajinasi seperti kantong teh tanpa air panas. Emang enak kantong the tanpa air panas? Tapi bagaimana kalau kantong teh itu tak ada tehnya? Emang enak, tanya saya. Tak ada yang menjawab, karena saya hanya bertanya dalam hati.
"Saat kamu penasaran, kamu akan menemukan banyak hal menarik untuk dilakukan," lagi-lagi Walt Disney menimpali.
"Mereka yang tidak berpikir out of the box dengan mudah dikurung," Nicolas Manetta menyahut.
Suasana pinggir kali makin gaduh. Man-teman saya para anggota KPK-DR (Komunitas Pinggir Kali Depan Rumah), entah ke mana. Mungkin takut pada himbauan raja yang juga sekaligus gubernur, jangan ke luar rumah kalau nggak perlu atau nggak penting. D
ari situ saya tahu, banyak pejabat pemerintah di rumah saja, nggak pernah keluar rumah, karena mereka tidak punya kepentingan sama sekali. Untuk menjagai dan melindungi rakyat misalnya. Alesannya, wfh, waste time from home.
"Jika kamu tidak dapat membayangkannya, kamu tidak dapat mencapainya," tiba-tiba Kathleen Arnason membuyarkan lamunan saya. Saya percaya apa yang pernah ditulis Mark Twain, engkau tak dapat bergantung pada mata saat imajinasimu tidak fokus. Karna itu Carl Gustav Jung mengatakan semua karya manusia berasal dari fantasi kreatif. “Apa hak kita untuk merendahkan imajinasi," bertanya Carl Gustav Jung retoris.
"Anda membutuhkan imajinasi untuk membayangkan masa depan yang tidak ada," saya dengar Azar Nafisi bergumam. Entah siapa ini Azar Nafisi. Tapi saya percaya ucapannya benar. Sebenar William Stevens yang ngomong bahwa imajinasi adalah kekuatan pikiran atas berbagai kemungkinan. Imajinasi akan sering membawa kita ke dunia yang tidak pernah ada, sepeti kata Carl Sagan. Tanpa itu, kita tidak akan ke mana-mana.
Sangking dahsyatnya imajinasi, Brian Jaques bilang, "Imajinasi adalah hadiah yang diberikan kepada kita dari Tuhan dan kita masing-masing menggunakannya secara berbeda.”
Emang, kalau sama nggak boleh? Karena setahu saya, mengutip Edith Wharton, bukankah orisinalitas sejati tidak terdiri dari cara baru, tetapi dalam visi baru? Karena menurut John Dewey, setiap kemajuan besar dalam sains telah menghasilkan keberanian imajinasi yang baru. Bahkan sekarang ini, menjadi betapa jadulnya ungkapan David Almond, bahwa segalanya tampak mungkin pada malam hari ketika seluruh dunia telah tertidur. Sebagai kiasan mungkin benar, tetapi tidak bisakah berimajinasi siang hari di tengah pasar?
"Imajinasi tidak berarti apa-apa tanpa perbuatan," tetiba terdengar suara Charlie Chaplin melampaui gemresek daunan rerumpun bambu. Udara Merapi yang dingin seolah membekukan kopi dalam cangkir.
Patricia Highsmith seolah merutuk, "Imajinasi saya berfungsi jauh lebih baik ketika saya tidak perlu berbicara dengan orang."
Saya memaknai ucapan Patricia adalah bagaimana kita berbicara dengan diri-sendiri. Sebagaimana Henry David Thoreau menyatakan, "Pergi dengan percaya diri ke arah impianmu, dan jalani kehidupan yang telah engkau bayangkan."
Baca Juga: Imajinasi tentang Tuhan
Sekali pun sebagaimana John Steinbeck, bahwa dengan imajinasinya akan memberinyaya paspor ke neraka, suatu hari nanti. Tak apa di neraka, karena kampanye agama yang bodoh membuat banyak orang kini tak takut di tempatnya di neraka kelak. Karena betapa menyebalkan melihat lelaki macam Tengkuzul yang tak bisa ngaceng (ereksi) dikelilingi bukan hanya 72 bidadari melainkan 49.900 bidadari.
Dan ketika Bung Karno dalam pidatonya berteriak-teriak imagination! Imagination! Imagination! di seberang sungai, Bill Gates membentangkan poster, "Microsoft adalah perusahaan yang mengelola imajinasi."
Dan di negeri ini, ada ketum partai minta konfirmasi Presiden, bener nggak mengijinkan staf kepresidenan melakukan kudeta atas partai si ketum tadi? Di situlah kadang imajinasi saya sederhana saja, sebagaimana agama, parpol juga, barang yang nggak penting bagi negeri ini.
Kerumunan di pinggir kali pun bubar. Atau tepatnya dibubarkan. Oleh Satpol PP. Yang cara membubarkan kerumunan itu dengan cara kerumunan pula. Karena memang hanya ksatria pemberani, yang mendatangi orang-perorang untuk dipersuasi. Bukan sekedar disuruh nggak boleh keluar rumah, tapi kagak ngasih solusi apa-apa.
Emangnya bisa ngajari buruh gendong mengoperasikan drone untuk menggendong nasibnya dari dalam rumah?
@sunardianwirodono
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews