Seorang yang bukan pengangguran menerima kartu prakerja, tidak berarti salah sasaran. Karena penerima kartu prakerja adalah siapapun yang ingin memiliki atau meningkatkan kemampuanya.
Maret lalu, pemerintah Indonesia meresmikan Kartu Prakerja. Sebuah program bantuan biaya pelatihan bagi masyarakat yang ingin memiliki atau menigkatkan kemampuanya. Namun dalam praktiknya kartu prakerja ini dianggap salah sasaran karena sistem seleksi yang berantakan. Sebenarnya, siapa saja yang berhak memegang kartu prakerja?
Website resmi kartu prakerja menjelaskan bahwa Kartu Prakerja tidak hanya untuk mereka yang sedang mencari pekerjaan, namun juga buruh, karyawan dan pegawai. singkatnya yang berhak menerima kartu prakerja adalah warga negara indonseia yang sudah berusia 18 tahun keatas. Namun prioritas diberikan pada pencari kerja usia muda,
Yang perlu digaris bawahi disini adalah bukan hanya pengangguran yang berhak menerima kartu prakerja. Hal ini yang menjadi "missconception". Ada yang menganggap bahwa kartu prakerja ini hanya untuk seorang pengangguran yang sedang mencari kerja.
seperti cuitan dari akun twitter @mrs_enci "Jadi mas ini daftar, padahal bukan pengangguran (dan jelas2 nulis profil bahwa beliau bukan pengangguran), dapat kartu prakerja......."
Jadi ketika kita menemukan seorang yang bukan pengangguran menerima kartu prakerja, tidak berarti itu salah sasaran. Karena pada dasarnya penerima kartu prakerja adalah siapapun yang ingin memiliki atau meningkatkan kemampuanya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews