Bro Williamn Maju Terus, You'll Never Walk Alone!

Kita mendorong anak-anak muda anggota dewan seperti William dari partai lain juga, bukan hanya PSI. Jangan biarkan PSI berjalan sendirian. Rakyat harus mengawal kebenaran.

Senin, 4 November 2019 | 17:04 WIB
0
361
Bro Williamn Maju Terus, You'll Never Walk Alone!
William Aditya Sarana (Foto: Merahputih.com)

Bagi para pencinta klub sepakbola Liverpool (saya pencinta Chelsea), YNWA adalah simbol perjuangan. Konsistensi. Ketika dalam posisi down, tetap didukung klub itu. Ketika menang kegembiraan meruyak sampai ke langit. Membongkar AICA AIBON Rp82 miliar dan Ball Point Rp123 miliar adalah kemenangan yang harus dirayakan. Dan, di situ ada William!

Sepak terjang William Aditya Sarana mencengangkan. Top. Berani. Dan, mendapatkan hujatan dari para koruptor dan perampok uang rakyat. Tentu.

Saya mendukung William dan saya katakan YNWA! Karena saya juga memahami sisi psikologis politis sebagai anggota kaum minoritas, double minoritas di tengah radikalisme yang dijadikan komuditas politik.

Politik identitas yang merusak seluruh sendi kehidupan demokrasi, ya hasilnya Aica Aibon Rp82,8 miliar. Anies sebagai hasil dari politik identitas melakukan apapun untuk merusak tatanan dengan strategi politik identitas, menggunakan agama sebagai tameng, mengibuli rakyat DKI Jakarta dengan kedok ummat.

Nyatanya lem Aibon itu sebagai alat untuk merampok duit, dengan manipulasi canggih. Belum lagi ballpoin. Lagi-lagi angkanya mencengangkan: Rp123 miliar hanya di satu suku dinas di Jakarta Timur. Edan.

Untuk menutupi hal itu jurus gendeng dengan menyalahkan Ahok kembali muncul melalui mulut sinis Anies. Anies secara sengaja menjual sentiment Ahok untuk menutupi keboborkan dirinya dan anak buah yang secara sengaja memasukkan angka tersebut. Bukan salah ketik.

Publik harus tahu tentang otak Anies. Dia bukan manusia sembarangan. Super cerdas tapi bukan untuk bangsa. Untuk dirinya dan kelompoknya seperti FPI, HTI, dan kelompok khilafah. (Foto-foto kedekatan Anies dan para pentolan kelompok radikal tak terelakkan.)

Publik juga tak paham kehebatan dasar komunikasi Anies. Strategi komunikasi ideologi Post Truth dan ilmu neuro-science dipakai secara efektif. Itulah bahayanya Anies. Tidak ada yang tidak disengaja dan tidak dirancang matang semua tingkah Anies. Ini sangat berbahaya bagi NKRI.

Untuk itu, tindakan William sudah sangat tepat. Untuk melawan cara komunikasi seperti Anies adalah dengan menunjukkan cara yang sama. Strategi yang sama. Menghantam dengan menyentuh sisi rasa dan animal being manusia. Instink sebagai animal being. Dan, William melakukannya. Top. Keren.

Tak pelak tindakan William menyentak para manusia yang terganggu isi perutnya. Yang tersentak kepentingannya. Ini faktanya. Tak semua mendukung William. Saya bisa memahami tekanan yang menimpa anak 23 tahun. Bayangkan. Dua puluh tiga tahun. Ini salah satu reaksi.

“Sebagai anggota dewan kita perlu punya rasa harga diri dan punya tata krama dalam rangka menyampaikan aspirasi. Aspirasi itu boleh keluar setelah kita melakukan pembahasan, jangan sampai artinya kita belum melakukan pembahasan sudah ramai di koran," ujar Inggard dalam rapat itu, Kamis (31/10/2019).

Inggard Joshua dari Gerindra menilai William tidak memiliki tata krama lantaran mengunggah rancangan KUA-PPAS ke media sosial. Yang justru tidak memiliki tata krama adalah Inggard. Dia hanyalah oportunis sejati. Khas politikus. Berpindah-pindah partai.

Nah, lebih nyata lagi dia adalah musuh politik Ahok. Dia anggota Pansel juga yang akan melengserkan Ahok. Pas. Ketemu Anies maka Inggard akan membela mati-matian Anies. Buktinya, menyemprot William.

Gebrakan gila William ini harus didukung sepenuhnya oleh masyarakat. Kita musti mengawal anak muda pemberani seperti dia. Kita mendorong anak-anak muda anggota dewan seperti William dari partai lain juga, bukan hanya PSI. Jangan biarkan PSI berjalan sendirian. Rakyat harus mengawal kebenaran. Dan, William telah memulainya. Proficiat. Bro! You’ll Never Walk Alone!

Ninoy Karundeng

***