PAN dan Koalisi "Duri dalam Daging"

Kita bisa melihat nantinya kalau sampai PAN benar-benar bergabung dengan KIK, banyak politisi PAN yang menjilat ludahnya sendiri.

Sabtu, 29 Juni 2019 | 08:10 WIB
0
538
PAN dan Koalisi "Duri dalam Daging"
Zulkifli Hasan (Foto: Detik.com)

Koalisi Indonesia Kerja (KIK) merupakan Koalisi Partai pendukung Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019. Setelah hasil akhir sidang sengketa Pilpres di MK (27/6/19), kasak-kusuk bergabungnya beberapa Partai paska bubarnya Koalisi Adil Makmur (KAM) mencuat.

Jauh sebelum itu, PAN sudah memberikan sinyal terlebih dahulu untuk bergabung dengan KIK, sebagai Koalisi Partai Pemerintah. Jelas tidak mudah bagi PAN untuk langsung bergabung, karena rekam jejak PAN selama berkoalisi pada Periode 2014-2019 tidaklah elok.

Agak aneh kalau sebuah Partai yang tergabung dalam suatu koalisi, namun aspirasinya sebagai oposisi. Secara etika kurang pantas, apa lagi pernyataan-pernyataannya yang lebih mengisyaratkan sikap oposisi di kemukakan ke media.

Baca Juga: Dan Amien Rais Pun Dicuekin Jokowi

Seperti layaknya orang mengencingi dapurnya sendiri, sudah makannya dari situ malah dikencingi pula. Inikan Perilaku berpolitik yang aneh. Perilaku seperti ini sudah menjadi karakter berpolitik elit PAN, inilah yang harus dipertimbangkan Koalisi Partai pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Selain itu juga harus dipertimbangkan keberadaan Amien Rais dalam PAN, karena ini akan menjadi "Duri dalam Daging" nantinya. Biar bagaimanpun masyarakat akan melihat sikap Amien Rais selalu berseberangan dengan Jokowi.

Kalau rencana tersebut diteruskan, maka sudah bisa dibayangkan kegaduhan demi kegaduhan ditubuh koalisi akan terus terjadi. Koalisi Indonesia Kerja adalah koalisi yang dimana Partai yang tergabung khusus untuk bekerja, bukan mengumbar retorika dan menikmati kursi Menteri.

Perilaku kader PAN selama tergabung dalam Koalisi sangatlah tidak elok, hanya menjadi duri dalam koalisi. Menikmati kursi Menteri, tapi berjiwa oposisi.

Bukan berarti tidak diperlukan otokritik, hanya saja penyampaiannya harus lebih bijaksana.

Kalaupun tetap harus bergabung, maka KIK harus membuat aturan dan kerjasama koalisi yang betul-betul ketat, PAN harus siap ditendang dari koalisi kalau melanggar komitmen. Yang jelas, Amien Rais keberadaannya perlu disikapi, jangan sampai menjadi duri dalam koalisi.

Hanya beberapa kader PAN yang memiliki sikap yang jelas dan berani, dan siap mengambil resiko dari sikap dan pernyataannya, diantaranya adalah, Bara Hasibuan dan Bima Arya, selebihnya hanya pengekor kemana angin berhembus.

Berpolitik Cari aman itu sudah tidak jaman, apalagi bagi seorang politisi Partai. Menjadi politisi itu harus mempunyai visi dan sikap yang jelas, bukan cuma menjadi pengekor. 

Kita bisa melihat nantinya kalau sampai PAN benar-benar bergabung dengan KIK, banyak politisi PAN yang menjilat ludahnya sendiri.

***