Di manapun di dunia untuk maju jadi pemimpin negara akan dilihat track record yaitu dilihat ketika yang bersangkutan memimpin sesuatu sebelumnya, sesuatu tersebut bisa dijalur birokrat, legislatif, ormas (dalam skala besar tentunya).
Oleh karena itu ketika seseorang mencalonkan diri menjadi pemimpin apalagi calon wakil presiden negara besar seperti Indonesia tentu bekal memimpin adalah suatu keharusan, negara atau pemerintahan bukan kelinci percobaan, taruhannya sangat mahal jika seorang pemimpin negara yang belum pernah meminpin menjadi seorang wapres.
Kita belajar dan bercermin dari Amerika, bagaimana seorang Donald Trump memimpin Amerika, karena dia belum pengalaman jadi pemimpin wilayah atau militer atau di lembaga legistalif, maka apa yang terjadi, ”Shutdown” selama 21 hari. Hal ini merupakan record shutdown terlama selama Amerika berdiri.
Jika kita menengok track record Donald Trump memang dia belum pernah jadi gubenur, anggota senat, DPR, maupun panglima perang, dll yang sebenarnya pengalaman ini sangat diperlukan jika akan jadi seorang pemimpin. Dia hanya pengusaha sukses dan kaya tidak lebih dari itu.
Maka disebabkan minimnya pengalaman memimpin sering Donald Trump menciptakan kegaduhan dalam kebijakannya termasuk masalah terhadap imigran/pendatang di amerika yang kontroversial, serta larangan bagi beberapa WN dari beberapa negara di Temur Tengah, antara lain Iran, Yaman, Sudan untuk berkunjung ke Amerika.
Apakah Indonesia ingin pemimpin yang kotroversial karena hanya berpengalaman sebagai pengusaha yang biasanya orientasinya mencari keuntunggan untuk dirinya atau perusahaannya tentu riskan kalau kita coba-coba.
Seorang pemimpin yang belum punya prestasi untuk mengharumkan bangsa dan negara, hanya punya pengalan sebagai Wagub DKI sekitar setahun di mana kinerjanya terlihat jelas hanya “pas-pasan”, kemudian jadi cawapres hanya karena dukungan satu partai dan finansial dari perusahaanna sendiri saja.
Tentu amat mengkhawatirkan dan berisiko jika kita memilih pemimpin seperti ini. Dimungkinan nanti cara memimpin Negara layaknya memimpin perusahaan, seperti halnya Donald Trump memimpin Amerika.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews