Dalam pemilu atau pilpres umunya para pemimpin partai atau para caleg menarik simpati rakyat dengan pgoram-program yang bombastis, seperti menaikkan gaji ASN, mempermudah perizinan sekolah dan berobat gratis, mengurangi pajak, dll.
Namun adik capres Prabowo, yaitu Hasyim Djojohadikusumo membuat “terobosan baru” dengan mengemukakan akan mambagi jatah menteri kepada partai pendukungnya jika menang dalam pilpres. Ini hal baru dalam pileg maupun pilpres.
Statement itu jelas sesuatu yang over optimis atau dalam Bahasa Jawa “nggege mongso”. Hal ini termasuk “pamali” dikemukakan. Bukannya bicara bagaimana cara perjuangan atau strategi pemenangan, namun sudah bicara hasil, diprediksi masalah akan timbul jika ternyata partai pendukung tidak sepakat dengan pembagian jatah tersebut.
Hal ini tentu akan menimbulkan konflik diantara mereka karena pembagian tersebut tidak sesuai keinginan mereka yang merasa memiliki andil besar, belum lagi jika setelah dalam pileg ini diberi jatah besar ternyata keterwakilan di legislatif sedikit atau sebaliknya, banyak sekali potensi konflik dari pernyataan Hasyim tersebut.
Muncul konflik lagi jika jumlah menteri yang dijatah tersebut tidak seuai dengan ruang lingkup kementerian yang akan diduduki. Sudah menjadi pengetahuan umum ada kementerian yang strategis dan “basah” serta ada kementerian yang kurang strategis dan “kering”.
Kalaupun dapat jatah menteri di tempat yang kering dan tidak strategis tentu lain gengsinya dengan kementerian yang basah dan strategis. Masih banyak lagi potensi konflik yang akan muncul dari penjatahan versi Hasyim.
Konflik itu tidak hanya jika menang. Jika kalahpun juga akan muncul pemikiran yang akan menimbulkan konflik, yaitu mereka akan saling menyalahkan. Yang sekarang dijatah banyak akan menyalahkan yang dijatah sedikit dengan mengatakan pantas kalah karena kurang berjuang dan kurang usaha dalam pemilu.
Jadi menang maupun kalah dalam pemilu nanti, statement Hasyim akan menimbulkan konflik. Hal ini kurang edukatif dalam perkembangan demokrasi serta juga kurang elok dipandang rakyat. Mereka akan memandang ternyata koalisi tersebut hanya untuk bagi-bagi kursi Menteri, bukan untuk memeperjuangkan nasib rakyat atau memajukan negara Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews