Sumpah Mubahalah untuk Amien Rais Agar Jalan Kaki Jogja-Jakarta PP

Amien Rais adalah provokator politik, perusak budaya dan peradaban. Yang lebih parah lagi dia menggunakan agama sebagai alat politiknya.

Sabtu, 13 Maret 2021 | 06:21 WIB
1
181
Sumpah Mubahalah untuk Amien Rais Agar Jalan Kaki Jogja-Jakarta PP
Haikal dan Amien Rais (Foto: Facebook/Ninoy Karundeng)

Politikus Amien Rais melakukan sumpah mubahalah terkait matinya 6 orang anggota ormas pendukung terorisme, Front Pembela Islam (FPI), yang ditembak mati karena melakukan serangan terhadap aparat kepolisian, seperti pernyataan Komnas HAM.

Tujuan mubahalah Amien Rais adalah membuat sensasi. Yang diajak ikut sumpah pun para pendukung FPI dan 212 yang sudah hancur berkeping, dan politikus apkiran seperti Neno Warisman, Marwan Batubara, Abdullah Hehamahua, dan Idrus Sambo.

Pelaksanaan sumpah mubahalah oleh Amien Rais tidak memenuhi syarat-rukun, karena dicampur dengan urusan politik. Mubahalah yang seharusnya berserah kepada Allah SWT dicampur dengan menggantungkan keputusan politik Presiden Jokowi. Selain itu, kredibilitas Amien Rais yang tukang berdusta, tukang bohong, tidak menepati janji.

Amien Rais bikin nazar paling spektakuler. Dia bersumpah akan jalan kaki Jogja-Jakarta jika Jokowi-JK menang Pilpres 2014. Nazar yang tidak ditunaikan, belum dibayar oleh Amien Rais, dan Allah SWT dan rakyat Indonesia masih menunggu realisasinya.

Sebelumnya, Amien Rais berjanji di 2011 untuk berjalan kaki dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Kantor PP Muhammadiyah, jika Nazaruddin berhasil ditangkap dan dibawa kembali ke Tanah Air. Setelah Nazaruddin tertangkap, dia ngeles. Dia kembali bernazar jalan kaki lebih jauh lagi: Bunderan HI ke Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan, jika Nazarudin dipenjarakan.

Sampai Nazaruddin keluar penjara, Amien Rais tidak pernah memenuhi nazarnya, azab dan laknat Allah SWT pasti menanti. Namun, karena hatinya sangat dikuasai oleh kedengkian, Amien Rais tidak kapok, tidak melakukan pertobatan, dan azab belum turun dari Allah SWT, sehingga dia nekad mengulangi dan mengulangi. Berani bener dia.

Akibat kasat mata, semua yang Amien Rais yakini, yang dia dukung pasti kalah. Doa yang dia panjatkan tidak terkabul, sama dengan doa Neno Warisman. Doa Amien Rais tidak pernah dikabulkan.

Apalagi doa dalam sumpah mubahalah. Karena aparat kepolisian menjalankan tugas negara, dan memiliki hak untuk membela diri dari serangan yang mengancam petugas. Sah dan haq pembunuhan yang dilakukan oleh polisi, secara negara dan agama.

Dipastikan doa mubahalah akan mengenai dan menimpa diri Amien Rais dan yang melakukan. Ini sumpah bukan main-main. Persis seperti doa buruk Muhammad Rizieq Shihab (MRS) yang mengenai dirinya sendiri.

Dalam konteks manusia beragama, untuk menjadi corong kebaikan, maka dirinya harus bersih dulu. Bersih dari perbuatan mungkar. Bersih dari perbuatan fitnah. Jauh dari melakukan pedzoliman. Baik politik maupun kebangsaan. Baik dalam agama maupun kemanusiaan. Amien Rais jauh dari perilaku manusia yang amanah.

Baca Juga: Ada Apa dengan Amien Rais yang Tiba-tiba Bahas Pemunduran Jokowi?

Tuhan itu tidak tidur. Gusti ora sare. Gusti Allah. Allah SWT tentu mencatat lewat malaikatnya kelakuan umat manusia. Allah SWT melihat sepak-terjang Amien Rais. Dia adalah pembela hal yang batil. Bukan membela kebenaran, bukan yang haq.

Amien Rais adalah provokator politik, perusak budaya dan peradaban. Yang lebih parah lagi dia menggunakan agama sebagai alat politiknya.

Seharusnya sumpah mubahalah dilakukan untuk Amien Rais yang tukang berdusta. Terlebih lagi kasus tewasnya 6 anggota ormas teroris FPI adalah peristiwa hukum, sedang ditangani oleh penegak hukum, bukan urusan dusta dan janji palsu yang biasa dia buat.

Gusti ora sare, kata Ahok, akan menimpa manusia pendusta dan provokator seperti Amien Rais dan kawan-kawan, apalagi menggunakan mubahalah. Siksa Allah SWT amat pedih Min!

Ninoy Karundeng

***