Jadi sikap Nasdem ini membuat Jokowi serba serba salah. Memang bisa dicopot semua menteri Nasdem. Tapi itu akan menimbulkan luka politik dalam koalisi.
Jarang sekali Presiden Jokowi menyentil urusan dapur partai lain. Biasanya malahan Jokowi yang diundang untuk meredakan saling sentil di internal partai. Golkar misalnya, rebutan ketua umum langsung adem begitu Jokowi datang setelah memastikan menterinya dapat posisi. Tapi beda dengan yang kali ini.
Jokowi dalam pidato HUT ke-55 Golkar menyentil Surya Paloh. Dikatakan Presiden, wajah Surya yang terlihat lebih cerah karena habis berangkulan dengan Sohibul PKS. "Saya tidak tahu maknanya tapi rangkulannya tidak biasa. Tidak pernah saya dirangkul seperti itu," ucap Presiden.
Jokowi kemudian bercerita telah menanyakan maksud pertemuan Surya dengan PKS saat keduanya bertemu di ruang tunggu. "Saya tanya ada apa tapi jawabnya lain waktu. Saya tanya dong karena beliau masih di koalisi pemerintah," kata Presiden.
Komentar ini bisa diartikan sebagai ketidaknyamanan Presiden melihat manuver Nasdem belakangan ini. Yang bengal dan bandel meski sudah dikasih jatah 3 menteri. Padahal partai-partai lain anteng adem ayem di kursi mereka masing-masing sambil senyam senyum. Sudah bisa dikendalikan Jokowi lah. Istilah gampangnya.
Pemerintah dan Parlemen sudah juga dikuasai. Tinggal kepok palu saja tho apapun kebijakan Jokowi.
Namun rencana itu ternyata tidak bisa mulus sesuai keinginan Jokowi.
Adalah Nasdem yang sedemikian rupa bermanuver bahwa dia tidak bisa disetir. Jatah menteri adalah bayaran pantas buat Nasdem yang ketika kampanye pilpres mendukung Jokowi sampai berdarah-darah. Disaat partai pendukung, tidak menyertakan foto Jokowi dalam spanduk dan banner, Nasdem melakukan itu.
Jadi mungkin saja Nasdem berfikir memang kita terima diikasih jatah menteri, namun itu bukan berarti Nasdem harus mengekor Jokowi. Apalagi PDIP yang terus mesra menjalin kasih dengan Gerindra. Jokowi tahu. Nasdem juga tahu.
Jadi sikap Nasdem ini membuat Jokowi serba serba salah. Memang bisa dicopot semua menteri Nasdem. Tapi itu akan menimbulkan luka politik dalam koalisi. Golkar akan melakukan manuver membela Nasdem langsung atau tidak langsung karena jika Nasdem keluar kabinet, dia sendirian. Tidak ada kawan satu ideologis yang satu sama lain sudah tahu sama tahu bagaimana mencapai keuntungan bersama.
Jadi, tak masalah bagi Nasdem menterinya dicopot atau tidak, asal bisa jadi kekuatan penyeimbang agar PDIP dan Gerindra tidak jalan melenggang. Baik di pemerintahan atau Parlemen.
Nasdem agaknya ingin memastikan akan jadi kerikil dalam sepatu Jokowi. Sama dengan PKS ketika masuk pemerintahan jaman SBY. Tidak bisa disingkirkan. Karena perannya signifikan.
Dan Jokowi harus kerja keras mengatasi friksi yang disebabkan oleh ulah Nasdem. Terutama dari PDIP yang mengambil jarak. Ini harus dilakoni Jokowi, sebagai konsekuensi model kabinet bentukannya yang transaksional, yang akan membuat dia panas adem.
Utamanya karena Nasdem.
Yang harus kita akui pinter banget ngerjain Jokowi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews