Ibunda Jokowi Jauh Lebih Tabah Dibanding Ibunda Sandiaga

Sabtu, 16 Februari 2019 | 10:34 WIB
0
439
Ibunda Jokowi Jauh Lebih Tabah Dibanding Ibunda Sandiaga
Ibunda Jokowi dan Sandi (dok. Brilio)

Selama 4 tahun lebih Presiden Joko Widodo menerima fitnah-fitnah setiap hari,baik di media sosial, media online, dan media cetak yang diterbitkan pihak pendukung oposisi. Tercatat ada dua isu besar, pertama "Joko Widodo adalah anggota PKI", kedua: "Joko Widodo bukan anak kandung ibundanya".

Fitnah pertama bersifat politis, seperti kita tahu isu PKI selalu dituduhkan kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) termasuk kepada Joko WIdodo. Artinya fitnah ini tidak spesifik ke Joko Widodo saja, namun juga partai pengusungnya yakni PDIP.

Tuduhan ini  turunan dari propaganda Orde Baru ketika menjatuhkan pemerintahan Soekarno dengan pemicu pemberontakan PKI pada tahun 1965. Untuk melakukan pembersihan pengaruh Soekarno, rezim otoriter Soeharto melakukan de-Soekarnoisasi antara lain lewat penanaman stigma PKI sebagai musuh bersama.

Fitnah kedua kepada Presiden Joko Widodo sangat menyakitkan, fitnah Joko Widodo bukan anak kandung sang ibunda karena dia adalah keturunan Cina yang dititipkan ke ibunda Joko Widodo. Bahkan di media sosial terus dihembuskan pesan berulang - ulang dan konsisten selama beberapa tahun sehingga publik pun mempercayainya seperti fitnah Jokowi adalah PKI.

Metode propaganda ala fasis NAZI sengaja diadopsi untuk menanamkan ide ini ke benak masyarakat, bagi sebagian masyarakat metode ini sukses tersemai di benak mereka. Tak heran bila kita menemui anggota masyarakat beranggapan seperti fitnah-fitnah tersebut adalah benar, faktanya tidak tak demikian bila tidak menelusurinya secara mendalam. Namun tidak semua orang mau mengkritisi informasi yang mereka tangkap baik dari media mau pun informasi yang tersebar dari  mulut ke mulut (mouth to mouth)

Tuduhan serius bahwa Presiden Joko Widodo  bukan anak biologissang ibu bahkan diturunkan menjadi  tuntutan agar Jokowi test DNAuntuk membuktikan tuduhan tersebut. Selama ini pihak Joko Widodo tidak menanggapi serius tuduhan, karena memang tidak perlu ditanggapi, bagi orang-orang yang sudah lama mengenal Presiden Joko Widodo di Kota Solo bakal tertawa merespon tuduhan ini. 

Memang kampanye negatif seperti ini sudah menjadi menjadi bagian dari dunia politik, bila tak siap menerima kampanye negatif (negative campaign) atau kampanye hitam (black campaign) sebaiknya mundur dari arena kontestasi politik. Mau tidak mau pihak keluarga pun bakal terdampak oleh kampanye seperti itu, persoalannya seberapakah pihak keluarga siap menghadapinya ?

Tercatat selama ini Ibunda Jokowi tak pernah menanggapi tuduhan - tuduhan keji terhadap anaknya Joko Widodo, bisa jadi sang Ibu sudah kenyang menghadapinya mengingat Joko Widodo sendiri sudah menjadi obyek  fitnah sejak menjadi Wali Kota Kota Solo.

Inilah yang membedakan dengan ibunda Sandiaga Uno, kiprah Sandi selama ini lebih banyak di dunia bisnis yang relatif lebih senyap dari sorotan publik dibandingkan dunia politik. Ketika Mien Uno, ibunda Sandiaga meminta agar pihak - pihak yang menuduh anaknya yang sedang nyawapres bersandiwara, publik pun langsung menanggapi dengan nyinyir

Di media sosial pun mengemuka tagar #SandiwaraAnakManja #SandiwaraAnakMama dan lain-lain yang isinya mem-bully komentar ibunda Sandi, Mien Uno yang selama ini dikenal sebagai pakar kepribadian. Blunder, inilah yang terjadi, campur tangan Mien Uno terhadap kegiatan politik anaknya tidaklah salah, wajar, siapapun orang tua terutama ibu pasti membela sang anak - anak habis-habisan. 

Maksud baik Mien Uno membela Sandi bukannya meraih simpati publik, sebaliknya justru menuai nyinyiran negatif, sementara ibunda Joko Widodo sendiri tidak pernah ikut campur terhadap kegiatan putranya meski sang anak dihujani fitnah-fitnah kejam.

***