Ilmu Politik [9] Dinamika antara Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif

Agar demokrasiberkembang, harus ada pemeriksaan dan keseimbangan antara ketiga senjata ini dan pada saat yang sama mereka harus bekerja sama untuk menegakkan konstitusi.

Selasa, 28 Mei 2019 | 18:40 WIB
0
593
Ilmu Politik [9] Dinamika antara Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif
Ilustrasi Istana dan DPR (Foto: TubasMedia.com)

Tiga Senjata Negara Bangsa Modern

Secara umum dipahami bahwa ekonomi politik di negara mana pun mengaktualisasikan dirinya melalui dinamika tiga organ utama, legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sebelum kita mulai membahas lengkap tentang interaksi antara komponen-komponen ini, ada baiknya untuk menentukan istilah terlebih dahulu.

Eksekutif di negara bangsa mana pun adalah komponen sistem yang bertanggung jawab untuk mengaktualisasikan keputusan yang diambil untuk keperluan administratif dan politik. Pemerintah adalah eksekutif, yang bertugas mengimplementasikan keputusan yang diambil untuk kepentingan rakyat.

Dalam demokrasi, partai yang berkuasa adalah bagian dari eksekutif. Legislatif adalah lengan sistem yang berkaitan dengan pengesahan undang-undang dan bertindak sebagai wakil rakyat. Di negara demokrasi, legislatif sangat penting karena dipilih oleh rakyat dan karenanya, hak moral dan hukum untuk bertindak atas nama mereka. Organ ketiga dari sistem ini adalah yudikatif, yang bertindak sebagai penengah apakah eksekutif dan legislatif bertindak untuk kepentingan bangsa.

Seperti yang dapat dilihat dari paparan ini, tiga senjata negara bangsa saling melengkapi satu sama lain dan istilah "pemeriksaan dan keseimbangan konstitusional" mengacu pada tugas-tugas dari senjata-senjata ini yang utamanya untuk menegakkan konstitusi.

Dinamika antara Tiga Komponen

Dinamika antara tiga senjata negara adalah yang menentukan perilaku bangsa. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, adalah umum bagi legislatif untuk bertindak sebagai pengecekan terhadap eksekutif dan yudikatif untuk menjadi pengadilan banding terakhir.

Dalam beberapa bulan terakhir, undang-undang Reformasi Perawatan Kesehatan yang telah diratifikasi oleh Kongres dan Senat dipertentangkan secara hukum dan Mahkamah Agung memutuskan bahwa undang-undang tersebut konstitusional. Demikian pula, dalam negara demokrasi besar lainnya, tiga senjata sistem sering bertindak untuk menjunjung tinggi kepentingan bangsa.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pengadilan di beberapa negara sering mengambil sendiri tugas yang harus dilakukan oleh eksekutif dan ini telah dikomentari oleh banyak ahli yang menafsirkan ini sebagai kegagalan eksekutif dan legislatif.

Dengan kata lain, aspek utama di sini adalah bahwa masing-masing komponen ekonomi politik negara bangsa harus melakukan pekerjaan yang ditugaskan dan tidak saling melanggar wilayah masing-masing. Tentu saja, dapat diperdebatkan bahwa dengan tidak adanya badan legislatif atau eksekutif yang melakukan tugasnya, lembaga yudikatif harus turun tangan karena jika tidak akan ada kekacauan di negara yang bersangkutan.

Menjunjung Tinggi Konstitusi Haruslah Tujuan Akhir
 
Seperti disebutkan sebelumnya, senjata negara bangsa pada akhirnya ditugaskan untuk melindungi dan menegakkan hak-hak konstitusional warga negara dan karenanya, konstitusi adalah yang tertinggi sejauh tindakan mereka terkait. Namun, ada banyak pelanggaran terhadap hak konstitusional di negara-negara di seluruh dunia; demokrasi yang matang memastikan bahwa pada akhirnya tujuan menegakkan konstitusi adalah yang terpenting.

Misalnya, kekacauan saat ini di Zona Euro adalah karena masing-masing negara anggota menafsirkan serikat mata uang bersama dengan caranya sendiri dan karenanya, setiap negara tidak dapat setuju dengan yang lain. Yang memperburuk situasi adalah bahwa karena mereka memiliki mata uang bersama dan mereka memiliki Parlemen Eropa dan pada saat yang sama memiliki konstitusi individu, menjadi sulit bagi mereka untuk bergaul dengan negara-negara lain.
 
Akhirnya, demi kepentingan demokrasi, masing-masing senjata berfungsi dengan baik dan tanpa melanggar tugas yang lain. Seperti yang dapat dilihat dalam contoh-contoh yang dikutip di sini, semua berhubungan dengan bagaimana masing-masing senjata demokrasi melakukan tugasnya.

Kesimpulannya adalah agar demokrasi yang sehat dapat berkembang, harus ada pemeriksaan dan keseimbangan antara ketiga senjata ini dan pada saat yang sama mereka harus bekerja bersama untuk menegakkan konstitusi.
 
***
Solo, Selasa, 28 Meii 2019. 6:25 pm
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko