Berdasarkan Anggaran Dasar Partai Komunis China atau PKC, hampir tidak mungkin militer bisa mengkudeta presiden.
Media resmi China, Xinhua, mengkonfirmasi kehadiran presiden Xi Jinping dalam kongres Partai Komunis China atau PKC yang ke-20.
Kongres yang diadakan setiap lima tahun sekali akan berlangsung pada 16 Oktober 2022.
Sebelumnya, beredar rumor dari berbagai media online, Presiden Xi Jinping dikudeta militer dan dalam tahanan kota.
Kalau benar, Xi Jinping dikudeta, tentu musuh bebuyutannya AS dan Eropa akan memberitakan terlebih dahulu lewat badan intelijen mereka. Tapi mereka adem ayem saja.
Militer China mengkudeta seorang presiden, itu kecil kemungkinan atau sesuatu yang mustahil terjadi.
Mengapa?
Karena militer China itu di bawah kendali Partai Komunis China atau PKC. Tidak di bawah presiden atau pemerintah. Ini berbeda dari kebanyakan negara lain.
Tentara Pembebasan Rakyat atau PLA dibawah Komisi Militer Pusat.
Xi Jinping dalam struktur Partai Komunis China atau PKC, sebagai Sekretaris Jenderal PKC. Dan secara otomatis mengepalai atau menjadi Kepala Komisi Militer Pusat.
Berdasarkan Anggaran Dasar Partai Komunis China atau PKC, hampir tidak mungkin militer bisa mengkudeta presiden.
Dalam Kongres Partai Komunis China yang akan datang, kemungkinan besar akan menetapkan Xi Jinping sebagai calon presiden untuk ketiga kalinya atau tiga periode. Karena UU sudah diubah, yang memungkinkan Xi Jinping bisa dipilih kembali.
Dan biasanya, calon presiden berikutnya atau misalnya, Xi Jinping cukup dua periode, maka Xi Jinping sebagai Sekretaris Jenderal PKC yang akan menunjuk calon presiden pengganti dirinya.
Jadi rumor Xi Jinping dikudeta adalah kabar burung dari entah berantah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews