Virus itu dikirim untuk menyadarkan tentang banyak pelajaran yang telah kita lupakan, dan berpulang kepada kita untuk belajar atau tidak.
Tabloid terbesar online di Inggris, the Sun bahkan terkecoh. The Sun mengunggah surat yang mengatasnamakan Bill Gates tersebut. Awalnya surat itu beredar di WAG. Surat itu beredar di seluruh dunia. The Sun pun mencabut berita dan meminta maaf. Surat itu masih bisa dibaca di Chicago.suntimes dan saya terjemahkan bebas.
Penulis surat itu sungguh cerdas. Kayaknya orang LSM lingkungan karena menyebut penggundulan hutan. Dia sangat paham teori komunikasi. Mendompleng nama Bill Gates – untuk tujuan kebaikan. Sama dengan ketika tersebar surat dari Putri Oegroseno. Berikut isi surat itu.
Saya pemercaya adanya tujuan spiritual di balik setiap kejadian, terserah kita melihatnya sebagai hal baik atau buruk. Sambil merenunginya, saya ingin berbagi tentang apa yang saya rasakan tentang makna virus Corona Covid-19 untuk kita.
Virus itu mengingatkan bahwa kita semua sama, tanpa memandang budaya, agama, pekerjaan, kondisi keuangan atau bahkan ketenaran kita. Penyakit ini memerlakukan kita sejajar, mungkin kita juga harus seperti itu. Jika tak percaya pada saya, tanya pada Tom Hanks.
Virus Corona mengingatkan bahwa kita semua saling terkoneksi yang memengaruhi satu sama lain. Corona mengingatkan kita bahwa batas antar negara menjadi tidak penting lagi karena virus tidak membutuhkan paspor. Virus mengingatkan kita yang merasa tertindas, namun di dunia ini banyak orang yang sepanjang hidup mereka tertindas.
Virus itu mengingatkan tentang betapa berharganya kesehatan dan kita telah mencampakkan arti kesehatan dengan makan makanan tidak sehat, minum air yang terkontaminasi bahan kimia. Jika kita tidak menjaga kesehatan, kita akan sakit.
Virus Corona mengingatkan tentang pendeknya rentang kehidupan yang harus dimaknai sebagai kesempatan saling membantu, terutama orang berusia lanjut dan sakit. Tujuan kita adalah untuk tidak membeli gulungan kertas tissue toilet.
Corona mengingatkan betapa masyarakat sudah menjelma sangat materialistis, ketika menghadapi saat-saat sulit, kita tersadar tentang yang paling kita butuhkan (makanan, air, obat-obatan), bukan barang mewah yang kadang kita anggap berharga.
Corona mengingatkan betapa pentingnya keluarga dan kehidupan keluarga yang telah kita abaikan. Virus memaksa kita pulang ke rumah sehingga kita bisa membangun kehidupan keluarga dan menguatkannya.
Virus mengingatkan tentang pekerjaan kita yang sesungguhnya. Apa yang kita kerjakan, bukan fitrah tujuan penciptakan kita. Tugas kita sesungguhnya adalah saling menjaga, saling melindungi dan memberikan manfaat satu sama lain.
Virus mengingatkan untuk melihat kembali ego kejumawaan kita sebagai manusia. Virus mengingatkan seberapa hebat kita atau orang lain menganggap kita hebat, senyatanya satu virus telah membuat dunia berhenti.
Virus mengingatkan bahwa kekuatan untuk menentukan pilihan ada pada kita. Kita bisa memilih untuk saling bekerjasama, berbagi, memberi, membantu dan mendukung. Atau kita bisa memilih untuk menjadi egois, menimbun, dan hanya peduli pada diri sendiri. Sungguh virus ini menelanjangi siapa kita sebenarnya.
Virus mengingatkan kita bisa sabar-tenang, atau panik. Kita bisa menyadari situasi seperti ini banyak terjadi dalam sejarah manusia dan kita bisa melewatinya. Atau kita panik dan menganggap ini sebagai kiamat, yang akibatnya tentu membuat kita lebih terpuruk, bukannya membaik.
Virus ini mengingatkan situasi ini bisa menjadi akhir atau awal sebuah situasi. Bisa menjadi refleksi dan kesadaran tentang belajar dari kesalahan kita, atau awal dari siklus yang akan terus berlanjut sampai kita tersadar akan pelajaran yang harus kita terima.
Virus mengingatkan bahwa Bumi sedang sakit. Virus mengingatkan tentang kecepatan hutan lenyap seperti cepatnya tissue toilet (hasil dari memotong pohon) habis di rak super market. Kita sakit karena rumah kita sedang sakit.
Virus mengingatkan setiap kesulitan akan ada akhirnya. Kehidupan adalah siklus, dan yang sedang kita hadapi hanya satu fase dari siklus besar. Tak perlu panik; situasi ini akan berlalu.
Ketika banyak orang melihat wabah Corona sebagai malapetaka, saya lebih melihatnya sebagai alat (cara) mengoreksi kesalahan besar kita, a great corrector!
Virus itu dikirim untuk menyadarkan tentang banyak pelajaran yang telah kita lupakan, dan berpulang kepada kita untuk belajar atau tidak.
Ninoy N. Karundeng, penulis.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews