Di Balik Pesan Paus Kunjungi Irak

Presiden Saddam Hussein dari Islam Sunni pernah memerintah Irak. Ia termasuk beruntung, karena berhasil memerintah Irak, sedangkan ia beragama Islam Sunni yang minoritas di Irak.

Selasa, 23 Februari 2021 | 04:30 WIB
1
390
Di Balik Pesan Paus Kunjungi Irak
Paus Bersama Tokoh Islam

Vatikan pekan ini merilis jadwal perjalanan Paus Fransiskus ke Irak pada 5 hingga 8 Maret 2021 mendatang. Ini merupakan kunjungan ke luar negeri pertamanya dalam 16 bulan, aktivitas yang terhenti karena pandemi virus corona.

Paus yang berusia 84 tahun dan telah divaksinasi Covid-19 ini tampaknya berniat untuk melanjutkan rencana perjalanannya, meskipun pandemi masih berlangsung dan kekhawatiran mengenai masalah keamanan terus membayangi.

Irak dalam minggu terakhir ini sedikit memanas setelah terjadi serangan roket yang menghantam Pangkalan Militer AS (Amerika Serikat) di Irak.

Setidaknya empat roket Katyusha menghantam pangkalan udara Balad di pinggiran Baghdad, Irak. Pangkalan udara ini adalah yang menampung personel militer AS.

Pangkalan Balad menampung pasukan dan kontraktor AS dan terletak sekitar 80 kilometer di utara Baghdad. Sejauh ini tidak ada laporan adanya korban luka atau tewas dalam serangan itu.Ba

Rencana kunjungan Paus ini mengingatkan kita pula ke suatu pertemuan antara pemimpin umat Katholik sedunia, Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Syeikh Ahmed Al Tayeb. Mengapa demikian, karena menurut rencana, Paus di Irak tidak hanya bertemu dengan para umat Katholik, tetapi juga dengan umat Islam di Irak.

Waktu itu pertemuan dengan pemimpin agama Islam ini terjadi di Abu Dhabi, ketika kedua tokoh berjalan bergandeng tangan, simbol persaudaraan antar–keyakinan.

Dokumen yang diklaim mengatasnamakan seluruh korban perang, persekusi dan ketidakadilan di dunia itu, menyatakan komitmen Al Azhar untuk bekerjasama memerangi ekstrimisme.

Rencananya, di Irak nanti Paus akan melaksanakan doa lintas agama yang  akan dihadiri oleh umat Kristen, Muslim, Mandaean-Sabaean, Yazidi dan agama minoritas lainnya yang hadir di Irak. Doa lintas agama bertujuan mengenalkan harmoni antara kelompok-kelompok agama dalam sebuah Misa yang dinamai Vatikan sebagai "Doa untuk putra dan putri Ibrahim".

Para arkeolog juga mengharapkan kunjungan Paus akan menarik perhatian baru ke tempat yang dihormati sebagai tempat kelahiran Nabi Ibrahim.

Baca Juga: Mungkinkah Islam Sunni Irak (Saddam Hussein) Kembali Berkuasa ?

Irak merupakan tempat lahirnya pusat peradaban dunia. Para arkeolog dunia banyak berdatangan ke Irak untuk bekerja sama dengan para arkeolog Irak dalam rangka menemukan situs-situs baru demi meyakinkan dunia, bahwa benar, Irak merupakan pusat peradaban dunia.

Di dalam buku yang saya tulis Saddam Hussein Menghalau Tantangan (Jakarta: Penebar Swadaya, 1998), di samping berisi hasil perjalanan saya ke Irak tahun 1992, juga mengulas Irak di masa-masa kedatangan bangsa Sumeria, Akkadya, Babylonia, Kasitya, Assyria, Kaldania, bangsa Arab dan Islam dan Abbasiyah.

Tentang bangsa Arab dan Islam ini, perlu juga kita ketahui, bahwa penduduk Islam Syiah merupakan mayoritas di Irak. Sedangkan Islam Sunni merupakan penduduk minoritas selain agama lain seperti Kristen dan agama yang dianut penduduk Yahudi Irak.

Presiden Saddam Hussein dari Islam Sunni pernah memerintah Irak. Ia  termasuk beruntung, karena berhasil memerintah Irak, sedangkan ia beragama Islam Sunni yang minoritas di Irak.

Keseluruhan penduduk Irak pada umumnya orang Arab, terutama yang tinggal di pusat pemerintahan dan di bagian selatan Irak.

***