Tugas Ketigabelas Dewa Hercules

atas kerja keras Alexis ‘Hercules’ Tsipras yang didukung rakyat Yunani, ekonomi negeri Para Dewa itu sudah pulih. Tsipras membuktikan kekuatan cinta mampu menghentikan langkah kematian.

Minggu, 29 September 2019 | 09:12 WIB
0
306
Tugas Ketigabelas Dewa Hercules
Alexis Tsipras (Foto: euobserver.com)

Hercules adalah putra Dewa dari segala Dewa, Zeus. Ia adalah anak dari perselingkuhan Zeus dengan Alkmene. Karenanya, Hercules sangat dibenci oleh Hera, istri Zeus yang juga ibu tirinya. Salah satu bentuk kebencian Hera kepada Hercules, dengan memberi 12 tugas yang maha berat.

Salah satu kisah dalam mitologi Yunani adalah tentang Raja Admetos Ferai di Thessaly. Admetos adalah raja yang dikenal karena kebaikan dan keadilannya. Satu hari Admetos sakit, Sang Permaisuri, Alkestis, karena cintanya, ia menyatakan bersedia mati untuk menggantikan kematian Admetos. Dewa Kematian Thatanos sudah melangkah untuk mencabut nyawa Admetos.

Adalah Herakles atau Hercules yang ditugaskan untuk menghentikan langkah Thanatos. Hercules bertarung habis-habisan melawan Thatanos agar Alketis tetap hidup.

Dua ribu empat ratus tahun kemudian, Hercules yang tangguh, muda, penuh semangat dan emosional, menitis pada diri Alexis Tsipras. Pada awal tahun 2015, Tsipras dipercaya oleh rakyat Yunani sebagai Perdana Menteri. Terpilihnya Tsipras tidak terlepas dari harapan 11 juta rakyat Yunani untuk lepas dari jeratan utang luar negeri (US$423 miliar) yang sudah menenggelamkan, magnitude-nya 175% dari GDP negara kepulauan di Eropa Tenggara itu.

Meskipun baru beberapa bulan menjabat Perdana Menteri, sudah tidak terhitung berapa kali Tsipras bolak-balik ke Brussel untuk berunding dengan para kreditor, yaitu Direktur IMF Christine Legarde, Gubenur Bank Sentral Eropa Mario Draghi dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker.

Intinya, Yunani mengajukan tambahan dana talangan dari Uni Eropa sebesar 9,2 miliar Euro, dan minta segera dicairkan. Perundingan itu menjadi sangat krusial bagi Yunani, karena selain untuk menstimulus ekonomi, bantuan tambahan itu akan dipakai untuk membayar cicilan (dan bunga) sebesar 1,54 miliar Euro kepada IMF yang jatuh tempo pada 30 Juni 2015.

Pada perundingan itu, sangat jelas bahwa Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, apalagi IMF, seperti tidak mau berempati dengan Yunani. Sikap kaku para kreditor itu tidak terlepas dari sikap politik para stake holder-nya: Jerman, Perancis, Amerika, Inggris, yang sangat sinis dengan pemerintahan Yunani. Maklum, Perdana Menteri Tsipras berasal dari Partai Syriza yang berhaluan kiri radikal.

Bank Sentral Eropa bersikukuh, dana talangan tambahan itu bisa dicairkan sebelum 30 Juni 2015, asalkan Tsipras mau memangkas dana pensiun dan meningkatkan penerimaan pajak. Persyaratan yang sangat aneh sekaligus ironis. Mudah ditebak, persyaratan itu dipakai para kreditor untuk menyingkirkan Tsipras dari kursi pemerintahan.

Jika sampai Tsipras menyetujui persyaratan yang diajukan para kreditor, bisa diartikan sebagai pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat Yunani yang sejak 2008 menderita kemerosotan ekonomi yang sangat signifikan. Pasti akan ditinggalkan oleh rakyatnya. Karena hal itu akan makin menyengsarakan.

Sebagai catatan, cadangan devisa yang tersisa di kas Bank Sentral Yunani tinggal 5,25 miliar Euro. Dalam beberapa tahun terakhir, Yunani mengalami defisit perdagangan yang sangat besar. Untuk tahun 2014 misalnya, defisit mencapai 1,67 miliar Euro.

Alih-alih mau memenuhi persyaratan yang disodorkan kreditor: memotong dana pensiun, gaji pegawai negeri, serta memotong anggaran belanja, dan menaikkan pajak, Tsipras malah dengan penuh keyakinan, jika bantuan itu tak kunjung cair, ia akan menggelar referendum untuk tetap bertahan dalam Uni Erora atau keluar. Karena jika bantuan itu tidak didapatkan, dipastikan Yunani akan mengalami gagal bayar, paling tidak ke IMF. Risikonya jelas, Yunani akan menyandang 'negara bangkrut'. Secara ekstrim disejajarjan dengan Zimbabwe atau negara bottom rock lainnya.

Sekali lagi, 'negara bangkrut' itu hanya berupa stigma yang akan disandang oleh Yunani sebagai negara akibat gagal bayar. Jangan diartikan 'bangkrut' sebagaimana bangkrutnya sebuah perusahaan atau toko, hingga tutup. Karena, per 2014, rata-rata pendapatan per kapita per tahun warga Yunani, masih cukup tinggi, US$ 22 ribu per tahun. Bandingkan dengan Indonesia yang hanya US$3,650.

Penyebab memburuknya ekonomi Yunani, dalam jangka panjang terjadi keterlambatan transformasi dari negara yang pendapatan utama dari sektor-sektor konvensional (pariwisata, pertanian, migas, transportasi) menjadi negara maju yang pendapatan utamanya didapat dari industri yang berbasis teknologi tinggi.

Sangat ironis memang, Yunani yang merupakan cikal bakal peradaban dunia barat, kini justru harus meminta-minta, kalau tidak mau dikatakan berlutut kepada negara-negara barat yang dulu mengikuti jejaknya.

Lebih jauh lagi ke belakang, Yunani adalah salah satu dari tiga negera yang menjadi pusat perkembangan awal peradaban manusia, selain Romawi (Italia) dan Mesir. Pada abad pertengahan Yunani harus menderita selama 400 tahun karena penjajahan Kekaisaran Ottoman Turki. Baru pada tahun 1830 Yunani terbebas dari belenggu itu. Artinya, sudah sangat lama Yunani kehilangan masa kejayaan.

Setelah mengalami gagal bayar ke IMF karena hingga 30 Juni 2015 dana talangan tambahan tak kunjung cair, Tsipras harus menyiapkan skenario yang akan menentukan masa depan Yunani. Apa yang harus dilakukan Tsipras jika rakyat memilih tetap berada dalam Uni Eropa? Bagaimana jika rakyat Yunani menghapus bintang Athena dari bendera biru Uni Eropa?

Tapi, benderang dan redupnya bintang Yunani, bersama atau berpisah dengan Uni Eropa, sepertinya rakyat Yunani akan tetap menitipkan bintang itu kepada Tsipras, Sang Hercules. Terbukti, meskipun ekonomi negara dihantam badai ekonomi yang sangat dahsyat, tidak sekalipun terjadi unjuk rasa menentang pemerintahan Tsipras.

Memulihkan ekonomi dari jerat utang yang lebih besar dari Gunung Helicon ini bisa dikatakan sebagai tugas ketiga belas bagi ‘Sang Hercules’. Tugas itu jauh lebih berat dari pada memetik apel dari Taman Hesperides, salah satu dari dua belas perintah Hera, ibu tiri yang kejam. Hesperides adalah kebun buah yang dijaga oleh Ladon, naga berkepala seratus yang tidak pernah tidur. Sebenarnya, Hercules tidak bisa mati seperti manusia biasa. Ia akan mati jika ia sendiri menginginkannya, dan diizinkan oleh Dewa Zeus.

Setiap akhir Juli (Metageitnion) orang Yunani merayakan festival Herakleia. Festival untuk mengenang kematian Hercules karena racun yang membakar kulitnya. Akankah akhir Juli 2015 juga akan menjadi momen kematian politik Perdana Menteri Tsipras yang berulang-tahun (juga) pada akhir Juli (lahir di Athena, 28 Juli 1974), dan dirayakan dalam festival Herakleia? Rakyat Yunani akan menuliskan sendiri jalan sejarah negerinya, tanpa perlu izin dari Zeus, Sang Dewa Langit. 

Pada 26 Agustus 2015 Alexis Tsipras melepaskan jabatan Perdana Menteri, bukan atas perintah Zeus, tapi karena cintanya pada Yunani. Namun pada pemilu yang digelar pada 20 September 2015, rakyat Yunani membalas cinta Tsipras dengan memilih kembali sebagai Perdana Menteri. Ia kembali dipercaya sebagai Hercules, tugasnya menghentikan Dewa Kematian Thatanos, dengan membenahi ekonomi ekonomi Yunani yang hancur berantakan.

Sekarang, atas kerja keras Alexis ‘Hercules’ Tsipras yang didukung rakyat Yunani, ekonomi negeri Para Dewa itu sudah pulih. Tsipras membuktikan kekuatan cinta mampu menghentikan langkah kematian.

***