Setelah Angela Kelak Pergi

Ia mengakhiri jabatannya dengan julukan "Nyonya Dunia" dan digambarkan setara dengan enam juta pria.

Rabu, 27 Januari 2021 | 21:50 WIB
0
302
Setelah Angela Kelak Pergi
Angela Merkel dan Vladimir Putin (Foto: Facebook/Andi Setiono Mangoenprasodjo)

Kenapa saya tidak menyebutnya Merkel? Karena Merkel itu nama dari suami pertamanya, laki-laki yang dinikahinya saat mahasiswa di tahun 1977. Tapi bercerai empat tahun kemudian. Semula saya tidak paham, kenapa ia masih juga menggunakan nama Merkel, dan bukan Kasner sebagai nama masa kecilnya. Nama keluarga bapaknya yang keturunan Polandia.

Dalam konteks ini, saya tidak tahu apakah mitos-mitos nama adalah doa, apalah arti sebuah nama masih berlaku? Atau kerumitan dan kekonyolan-kekonyolan pemilihan nama yang makin rumit itu. Yang saya pikir dari hari ke hari makin waton aneh dan justru makin tidak indah itu...

Sekali lagi kenapa ia masih menggunakan nama Merkel?

Angela Merkel pernah mengalami quarter-life crisis setelah menceraikan suami pertamanya. Sedikit tentang quarter-life crisis, ia adalah periode pencarian jati diri yang biasa terjadi di usia 25-30 tahun. Biasanya, krisis ini ditandai dengan munculnya kebingungan serta kebimbangan akan kehidupan. Salah satunya disebabkan banyaknya pilihan hidup yang harus dipilih.

Si pengidap sering merasa tidak nyaman, kesepian, dan depresi dalam hidupnya. Fase ini merupakan suatu hal yang penting untuk dialami seseorang. Salah satunya guna mengenali diri secara lebih mendalam serta mempersiapkan berbagai kemungkinan yang ada di masa depan.

Angela kemudian hidup seperti gelandangan di sebuah apartemen ilegal dekat stasiun kereta api Friedrichstrasse. Sebelum akhirnya ia memilih berkarier di dunia akademik hingga memiliki gelar sarjana fisika dan memperoleh doktor dalam kimia kuantum. Beberapa orang menyebut kesuksesannya sebagai politisi berasal dari pendekatan ilmiah dan analitiknya terhadap situasi.

Angela adalah segala hal anomali kepemimpinan di era digital ini. Menjelaskan kenapa ia memiliki panggilan sayang dari para pendukungnya, dari rakyat Jerman sebagai "Mutti". Yang artinya Ibu! Ia bukan sekedar ibu bagi rakyat Jerman, mungkin seluruh Uni Eropa, bahkan ibu bagi warga dunia yang waras....

Ia lahir di Hamburg, namun saat kecil ayahnya justru membawanya pindah ke Jerman Timur yang komunis. Jerman yang dikuasai oleh Soviet. Namun, keputusan aneh ayahnya inilah yang membentuk pribadinya sebagai figur yang disiplin. Dan memiliki kehati-hatian yang sangat dalam mengambil keputusan politik. Sekaligus memiliki empati yang luar biasa.

Catat, ia berhasil melewati krisis pengungsian terbesar Pasca Perang Dunia II. Setelah Timur Tengah porak poranda dilanda pertempuran paling konyol dalam sejarah. Saat ISIS memporak-porandakan Irak dan Suriah, dan nyaris membunuh balik proxi-nya sendiri. Baik Itu Saudi, Turki maupun Israel...

Tidak sebagaimana, pemimpin dunia yang selalu beorientasi pada tahta dan harta. Ia sangat jauh dari profiling seperti itu. Sangat jauh. Apalagi kalau pembandingnya pemimpin Amerika macam Trump yang megalomania, atau Xi Jinping yang tampak kuat dan teguh. Tapi nyaris semua artis tercantik China adalah gundiknya...

Enam belas tahun sejak ia menjabat Kanselir Jerman. Ia tetap tinggal di apartemen yang sama. Yah apartemen, bukan rumah. Tetap mengerjakan semua pekerjaan rumah, berdua dengan suaminya. Tanpa asisten rumah tangga. Ia berempati dengan tetangganya, karena tembok pemisah antar apartemen sangatlah sensitif.

Suaminya mengoperasikan mesin cuci di pagi hari, dan ia akan mensetrikanya di malam hari. Ia jauhlah dari profiling pemimpin yang merasa perlu rumah peristirahatan di musim panas, apalagi butuh kolam renang pribadi yang boros air itu.

Saat seorang wartawan bertanya tentang gaya berpakaiannya yang itu-itu saja. Apakah ia tak punya koleksi pakaian lain? Angela menjawab: "Saya pegawai pemerintah, saya bukan model!".

Ia sangat dikagumi Barack Obama, justru karena mulanya ia sangat skeptis padanya. Angela menganggap bahwa Obama memiliki profiling sebagai "retorika yang berlebihan". Angela mungkin lupa bahwa seorang pemimpin Amerika memang butuh ke-lebay-an sejenis itu. Obama mengakui bahwa Angela-lah yang mengurangi sikap demagog-nya hingga menjadikannya pemimpin yang lebih "sehat ".

Obama memuji karakteristik Merkel yang disebutnya telah membentuk karir pemimpin Jerman itu secara keseluruhan, dengan kombinasi keterampilan organisasi, kecerdasan strategis dan kesabaran yang tak tergoyahkan.

Tapi apakah Angela tak punya cela? Jelas ada!

Keputusannya yang bahkan melawan partainya sendiri, membuka perbatasan Jerman bagi para pengungsi Irak dan Suriah. Bahkan untuk mencari dukungan publik, ia menciptakan kredo "wir schaffen das!" Yang diterjemahkan secara bebas sebagai kita mampu, yang lalu oleh si brengsek SBY ditiru secara ngawur "Kita Bisa!".

Maksudnya mungkin kita bisa apa saja, termasuk korupsi dan menipu. Ia dianggap terlalu toleran kepada para pengungsi, dan tak punya rencana setelah para pengungsi itu tinggal. Popularitasnya merosot, dan memberi peluang kepada partai ultra kanan yang antipengungsi dan anti-Islam yaitu AfD memperoleh banyak dukungan.

Dalam kaitannya dengan krisis pengungsi itu, ia mengakui "kehilangan kendali". Suatu pengakuan yang tulus dan jujur, khas perempuan baik dan ibu yang mudah mengakui kesalahannya.

Lalu siapa setelah kelak setelah Angela lengser?

Baca Juga: Yusril, Kanselir Jerman, dan Nissan Antipeluru

Ia telah menyiapkan minimal dua orang perempuan lain sebagai penerusnya. Pertama Annegret Kramp-Karrenbauer, juga dikenal sebagai AKK. Ia adalah pilihan Merkel untuk menjabat sebagai Sekjen Partai CDU. Dia juga disebut-sebut sebagai pilihan Merkel sebagai penerusnya. AKK pernah menjadi Perdana Menteri di negara bagian Saarland dan dianggap politisi moderat yang akan meneruskan kebijakan politik Merkel.

Kedua, Ursula von der Leyen 2013 diangkat Angela menjadi Menteri Pertahanan. Dia adalah perempuan pertama dalam jabatan ini, yang didudukinya sampai sekarang. Dia disebut-sebut sebagai loyalis Merkel dan beberapa kali diperkirakan menjadi penerus Merkel. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Ursula von der Leyen lebih fokus pada upaya mereformasi militer Jerman.
Keduanya, menunjukkan betapa Jerman yang sosialis-demokrat itu terus menerus mempersiapkan dirinya menatap masa depan. Dengan cara sederhana tapi sangat jelas.
Negara ini seyogyanya menjadi role model masa depan Indonesia berkiblat dalam nyaris semua hal.

Bukan malah mencang-mencong memilih antara Amerika atau China yang haweg, serakah dan selalu bersikap hegemonik. Sayang, kita ini terbelakangnya juga keterlaluan, hanya karena seorang diplomat intelejen yang berkunjung ke markas FPI saja sudah bersisiknya luar biasa.

Preseden di atas menunjukkan bahwa Jerman tak memiliki banyak akses apapun di negeri ini. Tak seperti AS atau China, yang barangkali tetangga dekat, saudara sendiri, atau teman sekomunitas kita ternyata adalah proxi mereka.

September nanti, Angela akan mengakhiri jabatannya sebagai Kanselir. Ia sedih karena harus mengakhiri jabatannya, di tengah krisis akibat pandemik yang tak jelas kapan berakhirnya. Ia adalah pemimpin pertama di dunia, yang menyerukan aksi solidaritas untuk menghadapi krisis Covid-19.

Berbeda dengan pemimpin dunia lainnya, yang hanya punya satu jurus: Vaksin, Vaksin, Vaksin! Karena itu, ketika ia mengumumkan pengunduran dirinya, rakyat Jerman mengucapkan selamat tinggal kepada Angela dengan tepuk tangan hangat selama enam menit.

Ia mengakhiri jabatannya dengan julukan "Nyonya Dunia" dan digambarkan setara dengan enam juta pria.

Wow!

NB: Angela sangat phobia dengan binatang yang bernama anjing. Karena ia pernah digigit pada tahun 1995. Tapi lihatlah betapa "bajingan"-nya Vladimir Putin yang justru membiarkan labrador-labradornya berkeliaran saat pertemuan empat mata keduanya.