Tidak segarang atau sesumbar sebelumnya. Trump ingin menyerang atau menyasar situs Iran kalau melakukan serangan balasan.
Serangan balasan Iran yang menghujani pangkalan militer Amerika, Ain al Assad di Irak, membuat Presiden AS Donald Trump "kaget" dan tak menyangka kalau Iran berani melakukan serangan balasan ke jantung pertahanan atau pangkalan AS.
Sepertinya Trump salah perhitungan dengan memberikan persetujuan pembunuhan Jenderal Qossem Soleimani. Bahkan sempat sesumbar akan menyerang balik dengan 52 target kalau Iran melakukan serangan balasan.
Presiden Donald Trump memberikan pernyataan pers atau memberikan tanggapan atas serangan balasan di Gedung Putih. Dikutip dari New York Time Online, dalam pidatonya Trump berbicara terkait konflik dengan Iran yaitu selama ia menjadi presiden, Iran tidak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir.
"Selama saya adalah presiden AS, Iran tak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir. Iran tampaknya akan mundur, yang merupakan hal yang baik untuk semua pihak terkait, dan hal yang sangat baik bagi dunia," kata Trump dalam pidatonya.
Bahkan Trump juga memberikan keterangan, bahwa serangan balasan Iran tidak menimbulkan korban jiwa atau terluka dan hanya menimbulkan kerusakan minimal.
"Rakyat Amerika harus sangat berterima kasih dan bahagia. Tidak ada yang terluka dalam serangan semalam oleh rezim Iran. Semua prajurit selamat dan hanya kerusakan minimal yang terjadi di pangkalan militer kami," ujarnya.
Benarkah dalam serangan balasan yang dilakukan oleh Iran tidak menimbulkan korban jiwa atas prajurit atau militer Amerika?
Sampai saat ini memang belum ada berita yang akurat terkait "ada atau tidak" korban jiwa dari tentara AS. Amerika jelas membantah dan tidak ada korban jiwa maupun luka.
Begitulah gaya Amerika atau Trump yang selalu menutupi karena gengsi atau malu mengakui kalau ada korban jiwa atau luka. Namun Iran juga belum merilis baik foto atau video dari serangan balasan tersebut.
Biasanya pihak Iran merilis atau memberikan bukti foto atau video terkait serangan di pangkalan Amerika di Irak-kalau pihak Amerika menyangkal tidak ada korban jiwa. Seperti ditembaknya drone termahal dan tercanggih Amerika yaitu Global Hawk RQ-4.Awalnya tidak mengakui, tapi setelah Iran memberikan bukti-bukti-barulah Amerika mengakuinya.
Ternyata Trump juga takut perang dengan Iran. Akan ada resiko dan konsekuensinya. Dengan Cina hanya perang dagang. Tapi dengan Iran perang sungguhan.
Bahkan analis Amerika yaitu Bill Palmer memberikan komentar atau analisis terkait pidato Trump di Gedung Putih. Menurutnya Trump paling takut perang di antara preside-presiden Amerika sebelumnya. Trump tidak menentang perang tetapi ngeri dengan perang.
"Saya katakan ini sekali lagi. Dibandingkan presiden-presiden kontemporer AS lain, Trump paling takut kepada perang. Dia tidak menentang perang, tapi ngeri kepada perang. Dia tahu bahwa perang akan mengakhiri masa kepresidenannya,” cuit Bill Palmer dalam akun Twitter-nya.
Bahkan Bill Palmer juga memberikan analisis gestur Trump dalam pidatonya. Menurutnya dalam pidato tersebut Trump bicaranya terputus-putus, nafas terengah-engah dan sering keliru dalam pidatonya tersebut.
Sepertinya Amerika atau Trump tidak akan melakukan serangan balasan untuk sementara waktu pasca Iran memberikan serangan balasan. Trump Ingin konflik dengan Iran diselesaikan dengan cara damai atau menurunkan tensi ketegangan. Trump hanya akan memberikan tambahan sanksi ekonomi kepada Iran. Dan tidak dengan cara militer.
Tidak segarang atau sesumbar sebelumnya. Trump ingin menyerang atau menyasar situs Iran kalau melakukan serangan balasan.
Sama dengan tokoh politik tanah air-garang di atas mimbar laksana singa padang pasir, ternyata hanya seekor kucing Persia yang manja.
Meoooong...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews