Donald Trump Panik atas Serangan Balasan Iran dan Tak Ingin Perpanjang Konflik

Tidak segarang atau sesumbar sebelumnya. Trump ingin menyerang atau menyasar situs Iran kalau melakukan serangan balasan.

Kamis, 9 Januari 2020 | 12:22 WIB
0
446
Donald Trump Panik atas Serangan Balasan Iran dan Tak Ingin Perpanjang Konflik
Donald Trump (Foto: suara.com)

Serangan balasan Iran yang menghujani pangkalan militer Amerika, Ain al Assad di Irak, membuat Presiden AS Donald Trump "kaget" dan tak menyangka kalau Iran berani melakukan serangan balasan ke jantung pertahanan atau pangkalan AS.

Sepertinya Trump salah perhitungan dengan memberikan persetujuan pembunuhan Jenderal Qossem Soleimani. Bahkan sempat sesumbar akan menyerang balik dengan 52 target kalau Iran melakukan serangan balasan.

Presiden Donald Trump memberikan pernyataan pers atau memberikan tanggapan atas serangan balasan di Gedung Putih. Dikutip dari New York Time Online, dalam pidatonya Trump berbicara terkait konflik dengan Iran yaitu selama ia menjadi presiden, Iran tidak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir.

"Selama saya adalah presiden AS, Iran tak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir. Iran tampaknya akan mundur, yang merupakan hal yang baik untuk semua pihak terkait, dan hal yang sangat baik bagi dunia," kata Trump dalam pidatonya.

Bahkan Trump juga memberikan keterangan, bahwa serangan balasan Iran tidak menimbulkan korban jiwa atau terluka dan hanya menimbulkan kerusakan minimal.

"Rakyat Amerika harus sangat berterima kasih dan bahagia. Tidak ada yang terluka dalam serangan semalam oleh rezim Iran. Semua prajurit selamat dan hanya kerusakan minimal yang terjadi di pangkalan militer kami," ujarnya.

Benarkah dalam serangan balasan yang dilakukan oleh Iran tidak menimbulkan korban jiwa atas prajurit atau militer Amerika?

Sampai saat ini memang belum ada berita yang akurat terkait "ada atau tidak" korban jiwa dari tentara AS. Amerika jelas membantah dan tidak ada korban jiwa maupun luka.

Begitulah gaya Amerika atau Trump yang selalu menutupi karena gengsi atau malu mengakui kalau ada korban jiwa atau luka. Namun Iran juga belum merilis baik foto atau video dari serangan balasan tersebut.

Biasanya pihak Iran merilis atau memberikan bukti foto atau video terkait serangan di pangkalan Amerika di Irak-kalau pihak Amerika menyangkal tidak ada korban jiwa. Seperti ditembaknya drone termahal dan tercanggih Amerika yaitu Global Hawk RQ-4.Awalnya tidak mengakui, tapi setelah Iran memberikan bukti-bukti-barulah Amerika mengakuinya.

Ternyata Trump juga takut perang dengan Iran. Akan ada resiko dan konsekuensinya. Dengan Cina hanya perang dagang. Tapi dengan Iran perang sungguhan.

Bahkan analis Amerika yaitu Bill Palmer memberikan komentar atau analisis terkait pidato Trump di Gedung Putih. Menurutnya Trump paling takut perang di antara preside-presiden Amerika sebelumnya. Trump tidak menentang perang tetapi ngeri dengan perang.

"Saya katakan ini sekali lagi. Dibandingkan presiden-presiden kontemporer AS lain, Trump paling takut kepada perang. Dia tidak menentang perang, tapi ngeri kepada perang. Dia tahu bahwa perang akan mengakhiri masa kepresidenannya,” cuit Bill Palmer dalam akun Twitter-nya.

Bahkan Bill Palmer juga memberikan analisis gestur Trump dalam pidatonya. Menurutnya dalam pidato tersebut Trump bicaranya terputus-putus, nafas terengah-engah dan sering keliru dalam pidatonya tersebut.

Sepertinya Amerika atau Trump tidak akan melakukan serangan balasan untuk sementara waktu pasca Iran memberikan serangan balasan. Trump Ingin konflik dengan Iran diselesaikan dengan cara damai atau menurunkan tensi ketegangan. Trump hanya akan memberikan tambahan sanksi ekonomi kepada Iran. Dan tidak dengan cara militer.

Tidak segarang atau sesumbar sebelumnya. Trump ingin menyerang atau menyasar situs Iran kalau melakukan serangan balasan.

Sama dengan tokoh politik tanah air-garang di atas mimbar laksana singa padang pasir, ternyata hanya seekor kucing Persia yang manja.

Meoooong...

***