Di atas itu semua, selayaknya dinosaurus, Israel tidak sepatutnya hidup di antara manusia. Israel seharusnya punah.
Teman-teman, ada yang sudah menonton acara Catatan Demokrasi yang ditayangkan tvOne hari Selasa (27/05)?
Yang sudah nonton, bolehlah berbagi opini dengan santun di sini.
Yang belum, saya sarankan menonton hanya jika Anda punya stok sabar yang melimpah. Berpotensi ikutan ngegas kitanya.
Intinya, seperti ciri khas acara-acara diskusi tvOne, para panelis/ narasumber terbagi jadi dua kubu: pro Israel dan pro Palestina.
Kubu pro Palestina diwakili oleh Babe Haikal Hassan, Ustaz Cholil Nafis, Mahfudz Sidiq (Sekjen Partai Gelora), dan Muhammad Husein (aktivis kemanusiaan yang bermukim di Gaza, Palestina).
Tidak salah tvOne mendatangkan para panelis tersebut. Semua argumen mereka solid berdasarkan data, cara penyampaian cerdas, bernas, dan elegan.
Di tengah-tengah ada Pak Hendropriyono. Untuk beliau ini saya no comment. Silakan tonton sendiri, ya.
Nah, di kubu pro Israel ini yang menarik. Sebagian besar dari kita, saya yakin, baru pernah mendengar nama beliau yang namanya tertulis di foto. Beliau ini pendiri NGO bernama Hadassah of Indonesia. Organisasi nirlaba yang katanya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia tentang Arab Palestina, Yahudi, relasi keduanya, tentang Holocaust, hingga legitimasi negara Israel.
Coba aja Teman-teman cari sendiri nama akunnya. Ada di Facebook. Baca postingan beliau, para follower yang mencapai hampir 20.000, dan komentar-komentar para pengikutnya, sungguh membuat ingin naik pesawat, eh naik pitam.
Sekali lagi, kepoin akunnya hanya jika Anda punya stok sabar melimpah. Risiko tanggung sendiri, ya.
Mendengar beliau menyampaikan argumentasinya, saya cuma nyengir aja, deh. Nggak ada isinya. Gampang sekali dipatahkan oleh para panelis pro Palestina. Apa yang ibu ini sampaikan lebih kepada merendahkan intelektualitas dan wawasan masyarakat Indonesia. Dia pikir kita semua ini nggak paham sejarah Palestina dan Israel yang lebih panjang dibandingkan deklarasi sepihak tahun 1948.
Ketika disodorkan fakta kenapa peta Palestina dari tahun ke tahun semakin menyusut bahkan hanya tinggal 19% dari wilayah awal sebelum penjajah Israel datang, si ibu langsung blank, amunisinya habis.
Yang lebih menarik lagi menurut saya adalah argumen panelis terakhir pro Israel, yaitu Laksda (purn) Soleman Ponto, mantan Kepala BAIS TNI. Entah beliau ini dapat inspirasi dari mana, tapi berulang kali menyebutkan bahwa Israel adalah semacam dinosaurus yang masih membawa insting primitif.
Yang namanya binatang purba, ketika diganggu, maka dia akan mengamuk tanpa ampun. Dalam konflik ini, Israel adalah dinosaurus, melawan Palestina yang disebutnya sebagai kadal.
Rasanya baru kali ini ada yang memandang masalah Palestina Israel bukan sekadar masalah geopolitik dan kemanusiaan, melainkan jadi bahasan paleontologi.
Meski terdengar aneh, but I kind of agree with this gentleman.
Israel memang serupa dinosaurus. Perilakunya buas, badannya besar, insting bertahan hidupnya hanyalah mengamuk dan memangsa yang lebih kecil.
Di atas itu semua, selayaknya dinosaurus, Israel tidak sepatutnya hidup di antara manusia. Israel seharusnya punah. Hanya dengan kepunahan Israel maka Palestina akan merdeka. Dunia akan kembali tenang dan damai.
Silakan baca juga sejarah lengkap tapi ringkas tentang eksistensi rakyat Palestina dan Israel di tanah Palestina sejak dulu hingga kini.
#PalestineWillBeFree
**"
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews