Presiden Erdogan justru punya solusi sendiri, yaitu menurunkan suku bunga untuk mengatasi tingginya inflasi. Tentu kebijakan ini tidak bisa diterima pasar dan akan merespon negatif.
Presiden Recep Tayyib Erdogan melakukan tindakan otoriter yaitu mengeluarkan dekrit untuk memecat Murat Cetinkaya sebagai Gubernur Bank Sentral Turki.
Mengapa pemecatan Murat Cetinkaya sebagai Gubernur Bank Sentral Turki sebagai tindakan otoriter?Karena Bank Sentral adalah lembaga keuangan atau moneter yang sifatnya independen dan tidak bisa diperintah atau ditekan untuk menuruti pejabat negara-dalam hal ini seorang presiden. Tindakan Erdogan ini tidak bisa dibenarkan dalam negara demokrasi, kecuali negara yang fasis otoriter.
Tentu, tindakan presiden Erdogan ini akan direspon pasar atau market secara negatif. Karena sudah terlalu ikut campur independensi suatu Bank Sentral. Ini bisa menyebabkan ketidakpercayaan para investor.
Seperti kita ketahui, Turki mengalami krisis ekonomi dan menyebakan anjloknya nilai mata uang Lira. Krisis ini berdampak pada inflasi yang tinggi dalam sejarah Turki.
Konflik antara presiden Erdogan dan Murat Cetinkaya sebagai Gubernur Bank Sentral Turki sebenarnya sudah terjadi dari tahun 2018. Bahkan Erdogan dan menteri keuangan Turki sudah pernah meminta Murat Cetinkaya untuk mengundurkan diri. Tetapi, Murat Cetinkaya menolak dengan alasan menjaga independensi Bank Sentral.
Bank Sentral suatu negara memang harus independen, tidak bisa dicampuri atau ditekan oleh seorang presiden atau pejabat negara. Seperti di Indoensia, Bank Indonesia atau BI juga independen. Presiden tidak bisa ikut campur dan meminta menurunkan suku bunga. Tetapi, baik Bank Indonesia, OJK dan Pemerintah bisa saling berkoordinasi atau bertukar informasi terkait kebijakan ekonomi untuk tujuan tertentu.
Baca Juga: Politik Zig Zag Erdogan, Donald Trump Pun Diundang ke Turki
Kebijakan presiden Erdogan dengan menurunkan suka bunga di saat inflasi tinggi ini bertentangan dengan mekanisme pasar atau hukum ekonomi. Erdogan ingin melawan hukum ekonomi. Dalam hukum pasar kalau terjadi krisis ekonomi atau inflasi yang sangat tinggi, maka solusinya yaitu menaikkan suku bunga acuan. Bukan malah menurunkan suku bunga.
Tetapi, presiden Erdogan justru punya solusi sendiri, yaitu menurunkan suku bunga untuk mengatasi tingginya inflasi. Tentu kebijakan ini tidak bisa diterima pasar dan akan merespon negatif.
Presiden Donald Trump juga berkali-kali meminta Bank Sentral Amerika atau Federal Reserve yang lebih dikenal dengan istilah The Fed-untuk menurunkan suku bunganya. Tetapi Donald Trump juga tidak bisa memaksa atau menekan. Apalagi sampai memecat. Karena Bank Sentral Amerika bersifat independen. Bank Sentral Amerika juga tidak pernah menuruti keinginan presiden Donald Trump.
Mudah-mudahn para pemuja dan pecinta presiden Erdogan di sini tetap istiqomah.
Amiiin....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews