Erdogan Keluarkan Dekrit Guna Memecat Gubernur Bank Sentral

Presiden Erdogan justru punya solusi sendiri, yaitu menurunkan suku bunga untuk mengatasi tingginya inflasi. Tentu kebijakan ini tidak bisa diterima pasar dan akan merespon negatif.

Senin, 8 Juli 2019 | 17:06 WIB
0
216
Erdogan Keluarkan Dekrit Guna Memecat Gubernur Bank Sentral
Murat Centikaya (Foto: ACE News)

Presiden Recep Tayyib Erdogan melakukan tindakan otoriter yaitu mengeluarkan dekrit untuk memecat Murat Cetinkaya sebagai Gubernur Bank Sentral Turki.

Mengapa pemecatan Murat Cetinkaya sebagai Gubernur Bank Sentral Turki sebagai tindakan otoriter?Karena Bank Sentral adalah lembaga keuangan atau moneter yang sifatnya independen dan tidak bisa diperintah atau ditekan untuk menuruti pejabat negara-dalam hal ini seorang presiden. Tindakan Erdogan ini tidak bisa dibenarkan dalam negara demokrasi, kecuali negara yang fasis otoriter.

Tentu, tindakan presiden Erdogan ini akan direspon pasar atau market secara negatif. Karena sudah terlalu ikut campur independensi suatu Bank Sentral. Ini bisa menyebabkan ketidakpercayaan para investor.

Seperti kita ketahui, Turki mengalami krisis ekonomi dan menyebakan anjloknya nilai mata uang Lira. Krisis ini berdampak pada inflasi yang tinggi dalam sejarah Turki.

Konflik antara presiden Erdogan dan Murat Cetinkaya sebagai Gubernur Bank Sentral Turki sebenarnya sudah terjadi dari tahun 2018. Bahkan Erdogan dan menteri keuangan Turki sudah pernah meminta Murat Cetinkaya untuk mengundurkan diri. Tetapi, Murat Cetinkaya menolak dengan alasan menjaga independensi Bank Sentral.

Bank Sentral suatu negara memang harus independen, tidak bisa dicampuri atau ditekan oleh seorang presiden atau pejabat negara. Seperti di Indoensia, Bank Indonesia atau BI juga independen. Presiden tidak bisa ikut campur dan meminta menurunkan suku bunga. Tetapi, baik Bank Indonesia, OJK dan Pemerintah bisa saling berkoordinasi atau bertukar informasi terkait kebijakan ekonomi untuk tujuan tertentu.

Baca Juga: Politik Zig Zag Erdogan, Donald Trump Pun Diundang ke Turki

Kebijakan presiden Erdogan dengan menurunkan suka bunga di saat inflasi tinggi ini bertentangan dengan mekanisme pasar atau hukum ekonomi. Erdogan ingin melawan hukum ekonomi. Dalam hukum pasar kalau terjadi krisis ekonomi atau inflasi yang sangat tinggi, maka solusinya yaitu menaikkan suku bunga acuan. Bukan malah menurunkan suku bunga.

Tetapi, presiden Erdogan justru punya solusi sendiri, yaitu menurunkan suku bunga untuk mengatasi tingginya inflasi. Tentu kebijakan ini tidak bisa diterima pasar dan akan merespon negatif.

Presiden Donald Trump juga berkali-kali meminta Bank Sentral Amerika atau Federal Reserve yang lebih dikenal dengan istilah The Fed-untuk menurunkan suku bunganya. Tetapi Donald Trump juga tidak bisa memaksa atau menekan. Apalagi sampai memecat. Karena Bank Sentral Amerika bersifat independen. Bank Sentral Amerika juga tidak pernah menuruti keinginan presiden Donald Trump.

Mudah-mudahn para pemuja dan pecinta presiden Erdogan di sini tetap istiqomah.

Amiiin....

***