Politik Zig Zag Erdogan, Donald Trump Pun Diundang ke Turki

Rabu, 26 Desember 2018 | 21:02 WIB
0
314
Politik Zig Zag Erdogan, Donald Trump Pun Diundang ke Turki
Trump dan Erdogan (Foto: Hurriyet)

Presiden Turki Tayyip Recep Erdogan mengundang Presiden AS  Donald Trump untuk mengunjungi negaranya. Seperti disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Selasa (25/12/2018).

Menurut juru bicara Gedung Putih tersebut, Presiden Erdogan mengundang Presiden Trump untuk mengunjungi Turki pada tahun 2109. Hanya jadwalnya belum ditentukan.

"Sementara tidak ada yang pasti sedang direncanakan, Presiden terbuka untuk pertemuan potensial di masa depan," Hogan Gidley.

Juru bicara presiden Turki Ibrahim Kalim juga mengkonfirmasi dan membenarkan perihal undangan tersebut tahun depan.

Selama ini hubungan kedua negara mengalami pasang-surut atau panas-dingin. Kedua pemimpin negara tersebut sering terlibat perang kata-kata, saling serang dan saling hujat. Bahkan presiden Erdogan pernah mengancam akan memboikot produk elektronik dari Amerika.

Bukan itu saja, Erdogan juga memerintahkan masyarakat Turki untuk menukarkan dollar ke mata uang Lira.Termasuk memboikot iPhone Apel dimakan codot itu.

Karena ketika krisis melanda Turki, Turki terlibat perang dagang dengan Amerika. Bukan hanya perang dagang saja yang memicu kedua pemimpin tersebut saling serang dan hujat. Pastor Andrew yang ditahan oleh Turki juga ikut memanaskan hubungan kedua negara tersebut.

Tetapi hubungan yang panas-dingin tersebut sekarang sudah mulai melunak,bahkan Presiden Turki mengundang presdien Trump untuk berkunjung ke Turki.

Bisa jadi melunaknya sikat presiden Turki karena keinginannya sudah keturutan dan dipenuhi oleh Trump. Yaitu soal penarikan tentara AS dari wilayah Suriah. Sebelum Trump memberikan pernyataan atau mengumumkan penarikan tentara AS dari Suriah. Kedua pemimpin itu melakukan komunikasi via telepon terkait keberadaan pasukan atau tentara AS di Suriah.

Presiden Erdogan merasa keberadaan tentara AS di Suriah menjadi penghalang tentara Turki untuk mengganyang militan Kurdi.

Presiden Trump pun juga punya kepentingan kepada Turki, yaitu Trump merasa khawatir kepada hubungan mesra antara presiden Erdogan dan presiden Putin. Karena bagaimanapun Turki adalah anggota NATO. Apalagi Turki ingin membeli rudal S-400 dari Rusia. Tentu ini menjadi masalah bagi AS.

Mungkin kedua pemimpin itu mulai sadar, bahwa caki-maki atau perang kata-kata tidak akan menyelesaikan masalah. Masalah hanya bisa diselesaikan dengan kepala dingin, bukan dengan kepala panas. Kepala panas sudah membuktikan malah menimbulkan perang dan kerusakan.

***