Ketika malam mulai turun di ujung timur Pulau Jawa, jalanan yang menghubungkan Banyuwangi dan Surabaya mulai hidup dengan suara deru mesin bus malam. Bagi sebagian orang, rute ini hanyalah jalur transportasi biasa. Namun bagi sebagian lainnya, ini adalah lintasan yang menyimpan kisah-kisah tak kasat mata—penuh misteri, legenda, dan kejadian-kejadian yang sulit dijelaskan secara logis.
Sebuah Jalur Panjang yang Sarat Cerita
Jalur bus malam Banyuwangi-Surabaya melintasi berbagai medan: dari hutan-hutan lebat kawasan Alas Purwo, pedesaan yang sunyi, hingga tanjakan curam dan kelokan tajam di sekitar Situbondo dan Probolinggo. Bagi para sopir bus, medan ini bukan hanya soal teknik mengemudi, tapi juga kesabaran dan kewaspadaan—terutama saat malam hari.
"Kalau sudah lewat tengah malam, suasana berubah. Hawa jadi dingin dan kadang seperti ada yang memperhatikan," ujar Pak Gito, sopir bus malam dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di rute ini.
Penumpang Tak Kasat Mata
Salah satu cerita yang paling sering beredar di kalangan kru bus adalah kisah tentang penumpang misterius. Menurut beberapa kesaksian, sering ada penumpang yang naik di tengah hutan atau halte sepi, lalu menghilang tanpa jejak saat bus sampai di terminal berikutnya.
"Dia duduk di belakang, diam saja. Pas kami cek ulang penumpang di Probolinggo, bangku itu kosong, tapi kursinya masih hangat," cerita seorang kondektur yang tak ingin disebutkan namanya.
Cerita ini bukan hanya sekali dua kali terjadi. Banyak kru yang mengaku mengalami kejadian serupa, dan entah bagaimana, semuanya terjadi di sekitar kawasan yang sama: antara hutan Baluran dan pantai utara Situbondo.
Alas Purwo: Gerbang ke Dunia Lain
Bagian paling mistis dari perjalanan ini adalah saat melintasi kawasan Alas Purwo di Banyuwangi. Hutan ini terkenal bukan hanya karena keindahan dan keasriannya, tetapi juga karena mitos-mitos yang menyelimutinya. Konon, hutan ini adalah tempat bersemayam para makhluk halus dan menjadi pusat kekuatan gaib di Tanah Jawa.
Ada cerita tentang bus yang mogok tiba-tiba di tengah hutan, padahal sebelumnya tak ada masalah teknis. Begitu sopir turun untuk memeriksa mesin, suara gamelan terdengar samar dari balik pepohonan—dan penumpang pun mulai mendengar suara-suara aneh dari dalam bus.
Bus Tanpa Identitas
Kisah paling menyeramkan yang beredar adalah tentang bus hantu. Bus ini konon terlihat seperti bus malam biasa—lampunya menyala, mesinnya hidup, bahkan ada penumpangnya. Namun ketika kendaraan lain mencoba mendekat, bus itu menghilang begitu saja di tikungan.
Menurut warga sekitar Pasuruan, bus itu hanya muncul pada malam Jumat Kliwon dan selalu terlihat menuju arah yang sama—Surabaya. Namun, tak pernah ada yang melihat bus itu sampai ke tujuan.
Antara Mitos dan Realitas
Benarkah semua kisah ini nyata? Atau hanya cerita yang tumbuh dari imajinasi kolektif para sopir, kru, dan penumpang bus malam? Bagi yang percaya, pengalaman-pengalaman ini menjadi pengingat bahwa dunia ini lebih luas dari sekadar apa yang bisa dilihat dan didengar.
Namun yang pasti, jalur bus malam Banyuwangi-Surabaya bukan sekadar jalur perjalanan malam biasa. Di balik lampu-lampu jalan dan raungan mesin, terselip kisah-kisah tak terucap yang akan terus hidup dalam bisik-bisik malam di sepanjang jalan.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews