Lalu apa penanda sosial masa kini? Tidak tahu, tapi saya harap itu berarti menggunakan transport umum sembari serius membaca. Hening, dan tak berkerumun..
Berkelana pertama kali dengan Batik Solo Trans (BST) membuat saya merasa kemana saja saya selama ini. Ternyata BST sudah ada sejak 2010. Koridor 1 diresmikan di tahun itu oleh Presiden Jokowi yang saat itu Walikota Surakarta. Selanjutnya dalam kurun waktu 1 dekade ini telah bertambah jumlah koridor dan feedernya.
Saya penyuka transport umum, sebab saya tak perlu lelah berkendara, bisa sembari melamun dan bahkan tidur. Di Jakarta saya selalu menikmati bukan saja saat di bus, tetapi juga saat berjalan kaki menyusuri trotoar dan menuju feeder.
Bahkan di era pra busway, saya menikmati pengamen-pengamen di bus yang biasanya cukup bagus. Saya ingat, saya pernah kagum dengan suara pengamen yang persis Kikan Cokelat.
Masa itu, saya juga terkadang tertarik daganga yang diasong. Terutama majalah telat sebulan seperti Kosmopolitan dan Dewi. Harganya sudah jatuh banget. Saya juga sering membeli manisan jambu air yang dimakan dengan garam bercabe. Sesuatu yang sangat saya rindukan di Solo.
Hingga kini saya merindu feeder yang nyaman dan trotoar yang aman. Mungkin sedikit hari lagi impian itu tercapai.
Dan saya akan kembali menjadi pengguna transport umum. Sebagaimana cita-cita saya dan teman, berjalan aman di trotoar dengan sepatu DocMart dan mengempit payung.
Tanpa trotoar yang aman, jangan sekali-kali ber-DocMart katanya. Sebab kalo kesrempet, eman-eman DocMart nya. Saya terkekeh karena ia bahkan tidak memikirkan keselamatan dirinya...
Mengapa payung? Sebab kami terkesan pada biografi pengarang terkenal Roald Dahl. Di tahun 30an, saat ia mulai berkarir sebagai eksmud di Shell, ia mengingat semua pekerja kerah putih di London masa itu selalu membawa topi dan payung. Bukan hanya di musim rawan hujan. Sebab payung memang jadi benda penanda status sosial pada jamannya.
Seperti bolpen mewah di masa berikutnya, serta pager atau hape tergantung di ikat pinggang pada era 2 dekade lalu.
Lalu apa penanda sosial masa kini? Tidak tahu, tapi saya harap itu berarti menggunakan transport umum sembari serius membaca. Hening, dan tak berkerumun..
#vkd
PS:
BST ini benar-benar bernuansa Solo. Setiap ada penumpang turun, mereka selalu berkata keras, " Matur nuwun, Mas..." Driver menjawab hangat, Ngatos-atos, Nggih.. "
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews