Ali Azhar D juga menyoroti perlunya kolaborasi antara pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan komunitas budaya, untuk merevitalisasi Sedekah Bumi.
Ali Azhar D, seorang konten kreator yang kerap membagikan konten seputar sejarah, budaya, pariwisata, dan isu-isu kepemudaan, berbagi pandangannya mengenai perkembangan tradisi Sedekah Bumi di masyarakat Jawa.
"Sedekah Bumi merupakan ritual yang sarat akan makna dan nilai-nilai luhur yang patut kita lestarikan bersama," ujar Ali Azhar D dalam wawancara dengan kami.
Menurutnya, tradisi ini merepresentasikan rasa syukur masyarakat Jawa atas hasil bumi yang melimpah. "Di dalamnya terkandung filosofi harmonisasi antara manusia, alam, dan leluhur yang sangat berharga," imbuhnya.
Namun, Ali Azhar D mengakui bahwa Sedekah Bumi tak luput dari pengaruh perubahan zaman. Ia mencontohkan adanya pergeseran pada prosesi kuliner dalam ritual tersebut.
"Dulu, menyembelih kambing menjadi sajian wajib dalam kenduri. Namun, kini hal itu semakin jarang kita jumpai. Penggunaan tumpeng pun lebih banyak menggantikan hidangan tradisional lainnya," jelasnya.
Selain itu, Ali Azhar D juga menyoroti perubahan pada kesenian yang menyertai ritual Sedekah Bumi. "Tari tayuban yang identik dengan Sedekah Bumi kini telah berasimilasi dengan budaya modern, seperti penambahan yel-yel dan tarian kontemporer. Bahkan, penggunaan sound system 'Horeg' turut merubah suasana yang semestinya khidmat dan syahdu."
Meskipun demikian, Ali Azhar D menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini. Ia melihat potensi besar dalam memanfaatkan teknologi digital untuk melestarikan Sedekah Bumi.
"Dokumentasi melalui video, media sosial, dan platform digital lainnya dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat, terutama generasi muda, terhadap warisan budaya ini," ungkapnya.
Selain itu, Ali Azhar D juga menyoroti perlunya kolaborasi antara pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan komunitas budaya, untuk merevitalisasi Sedekah Bumi.
"Dengan cara ini, tradisi ini dapat terus menjadi bagian integral dari identitas budaya Jawa dan menjadi inspirasi bagi banyak orang," pungkasnya.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews