Sup dan Kepiting, Politisasi Restoran

Untuk apa lagi ada juru bicara, setiap saat Trump sudah menjadi juru bicara untuk dirinya sendiri. Lewat Twitter. Efektifitasnya tinggi. Tidak pernah meleset dari yang diinginkannya sendiri.

Selasa, 25 Juni 2019 | 06:44 WIB
0
419
Sup dan Kepiting, Politisasi Restoran
Restoran The Red Hen (Foto: Disway.id)

Untung! Saya diantar si arsitek itu. Sampai ke dalam restoran The Red Hen. Kalau tidak, saya akan diberi tempat di teras samping. Yang kalau malam masih dingin di bulan Juni. Begitulah rencana awalnya.

Restoran kecil itu masih penuh sekali. Pada jam 8.30 malam. Isinya sekitar 24 orang.

Pesanan pertama saya: air putih hangat. Tidak peduli kanan kiri. Yang memesan wine atau bir.

Pesanan kedua saya sup: campuran brokoli, chervil, bunga matahari, whipped creme fraiche dan piment d'Espelette. Seharga USD 4, 50. Saya tidak tahu istilah-istilah asing itu. Lihatlah menu nomor urut 3 pada foto di bawah ini.

Untuk menu utama saya order nomor urut satu: Maryland Crab Cakes. Seharga USD 28. Lihatlah apa saja kombinasinya. Teman saya order nomor urut tiga.

Saya sangat menyukai supnya. Lezat sekali. Sayang porsinya sangat elite: hanya 8 sendok nasi. Sedang cake kepitingnya biasa saja. Kalah dengan yang di Joe's Crab Shack. Yang saya makan sehari sebelumnya. Di 'ibukota' musik country: Nashville. Di tiap kota besar saya memang mencari jaringan restoran itu.

Maryland Crab Cakes. Foto bawah menu kepiting yang ada di restoran Joe's Crab Shack.

Malam itu perhatian saya tidak ke makanan. Melainkan 'kok berani'. Menolak seorang menteri yang juga tangan kanan Presiden Amerika.

Malam itu sang juru bicara presiden datang bersama suami dan teman-temannya. Mereka sudah masuk restoran. Sudah duduk. Sudah mulai disajikan makanan pembuka. Ya di tempat saya duduk itu.

Juru masak restoran itu lantas menghubungi pemiliknya, Stephanie Wilkinson: memberitahukan bahwa Sarah Huckabee Sanders datang ke restoran.

Stephanie buru-buru datang ke restoran. Rumahnya tidak jauh. Saat tiba di restoran Stephanie langsung memberitahu sang menteri. Bahwa restorannya punya prinsip menjunjung tinggi kejujuran, kasih sayang dan kebersamaan. Tidak menerima tamu seperti dia. Yakni, orang yang secara terbuka mempertahankan kebijakan pemerintahan Trump yang jahat dan tidak manusiawi.

Stephanie lantas menyilakan Sarah untuk meninggalkan restoran. Dan Sarah meninggalkannya. Bersama delapan orang rombongannya. Selesai.

Selesai?

Tidak.

Keesokan harinya Sarah meluncurkan tweet. Isinya kalimat panjang. Tariklah nafas dulu sebelum membacanya:

"Tadi malam saya dibilangi oleh pemilik restoran Red Hen di Lexington Virginia agar meninggalkan restorannya karena saya bekerja untuk POTUS dan saya meninggalkannya dengan sopan. Sebenarnya tindakan itu lebih mencerminkan siapa dia dan bukan siapa saya".

Dalam kamus politik Amerika istilah POTUS sangat populer. Untuk menggantikan kalimat panjang: President of The United States.

Sarah pun dibela Presiden Donald Trump. Yang juga segera meluncurkan tweet. Bunyinya: pemilik restoran itu mestinya harus lebih fokus membersihkan 50 kanopi, pintu dan jendela restorannya yang sudah perlu dicat ulang. Daripada mengusir tamu yang amat baik seperti Sarah.

Trump juga menyindir keras Stephanie. "Saya punya prinsip penilaian," kata Trump "Kalau sebuah restoran itu kotor di luarnya kotor pula dapurnya".

Kotorkah restoran ini?

Suasana di dalam restoran.

Saya lihat restoran ini memang tidak kinclong. Tapi juga tidak kotor. Media di Amerika ganti menyindir Trump. "Restoran itu tidak kotor. Buktinya, selalu lulus saat diinspeksi di bidang kebersihan. Di Amerika memang ada standar kebersihan rumah makan. Kelas apa pun. Diawasi dengan ketat. Menjaga kesehatan konsumennya.

Pun saya perhatikan baik-baik kanopi, pintu dan jendelanya. Restoran ini harus diapakan ya? Agar bisa sekinclong Trump Tower? Atau Trump International Hotel?

Tidak mungkin. Kecuali dirobohkan dulu. Dibangun kembali.

Red Hen (ayam merah) menggunakan bangunan tua. Sudah lebih 100 tahun. Dicat ulang pun tidak akan terlihat kinclong. Dan lagi juga tidak akan sesuai dengan tipe bangunan kunonya.

Ini memang bukan asli bangunan restoran. Ini rumah biasa. Yang di zaman kuno pernah dipakai tempat reparasi buku. Setiap musim panas penuh dengan buku rusak. Dari mana-mana. Buku-buku itu dikirim ke sini. Untuk diperbaiki. Mumpung sekolah lagi libur.

Ternyata sampai sebegitunya orang di zaman dulu menghargai buku. Maafkan saya pakai kata 'sebegitunya' karena sulit menemukan kata baku.

Pernah juga bangunan itu untuk berbagai kantor. Baru 20 tahun terakhir disewa Stephanie untuk restoran The Red Hen. Sampai sekarang. Dengan konsep makanan kampung di Amerika. Maksudnya: organik.

Stephanie sendiri memiliki 75 persen saham. Yang 25 persen dimiliki juru masaknya.

Menyesalkan Stephanie mengusir juru bicara presiden?

Tidak.

Begitulah sikap moralnya. Dan. Lagi kelihatannya seluruh pelayan kompak: tidak mau melayani Sarah Sanders. Seperti terjadi sebaliknya di Indiana: toko roti menolak pesanan kue pengantin dari pasangan gay.

"Saya ini pengusaha. Yang usaha kami ingin berkembang. Tidak suka konfrontasi. Tapi moralitas harus diutamakan," katanya pada Washington Post setelah kejadian itu.

Anggota kongres pun ada yang mendukung Stephanie. "Harusnya memang begitu. Pendukung Trump harus dilawan di tempat-tempat umum". Tapi Trump langsung mengecam anggota kongres itu. Sebagai pemilik IQ yang ekstra rendah.

Penduduk kota Lexington sendiri terbelah. Trump kalah di kota ini. Hanya dapat 40 persen. "Tapi di luar kota, di pedesaan, Trump menang 55 persen," ujar si Arsitek yang menemani saya itu.

“Apakah Anda juga pendukung Trump?“ tanya saya.

Ia mengibas-ibaskan tangan. Dan menggeleng-gelengkan kepala dengan gerakan cepat.

"Saya justru ingin Trump di-impeach," katanya. "Presiden pembohong," tambahnya.

Si Arsitek yang membantu saya mendapatkan tempat kursi di dalam restoran The Red Hen.

Sarah sendiri belakangan jadi omongan. Setelah jarang tampil di TV. Setelah menghapus acara brifing harian untuk wartawan Gedung Putih.

Saat saya ke The Red Hen Sabtu malam lalu genap 100 hari: Sarah tidak tampil tiap hari. Inilah pertama dalam sejarah Amerika: juru bicara menghapus acara brifing harian.

Sarah sendiri lantas bikin pengumuman, minggu lalu: mengundurkan diri dari jabatan juru bicara presiden. Ini berarti yang ketiga: juru bicara Trump yang mengundurkan diri. Sarah termasuk bisa bertahan lama. Hampir dua tahun. Juru bicara sebelumnya hanya hitungan bulan. Bahkan minggu.

Memang untuk apa lagi ada juru bicara. Setiap saat Trump sudah menjadi juru bicara untuk dirinya sendiri. Lewat Twitter. Efektifitasnya tinggi. Tidak pernah meleset dari yang diinginkannya sendiri. Kalau pun salah, itu salahnya sendiri. Dan itu sering terjadi. Dan itulah yang disesalkan banyak orang: kok seorang presiden menanggung risiko seperti itu. Tapi Trump memang seorang mengambil risiko.

Tapi tidak ada indikasi Sarah kecewa. Tidak ada juga perselisihan. Sarah sangat loyal ke Trump. Termasuk selalu membela Trump. Dalam kebohongan sekali pun.

Sarah juga ikut kebiasaan Trump: kontrontasi dengan wartawan. Termasuk bersejarah: mencabut tanda masuk wartawan CNN ke Gedung Putih.

Lalu mengapa Sarah mengundurkan diri?

"Saya melihat indikasi Sarah akan maju sebagai calon Gubernur Arkansas. Dan saya harap begitu," tulis Trump di Twitternya.

Gubernur Arkansas yang sekarang akan habis masa jabatan kedua. Tahun 2022 nanti. Sarah memang sangat populer di negara bagian kelahirannya itu. Yang mayoritas memang pendukung Trump. Dan lagi ayahnya mantan gubernur di situ. Dua pereode. Mike Huckabee.

Jam 10 malam saya meninggalkan The Red Hen. Tidak memesan makanan penutup. Sudah terlalu malam. Sehari penuh tidak istirahat.

Saya ditawari es krim.

Tidak.

Eman-eman.

Berat badan saya sudah turun tiga kilogram. Selama 10 hari di Amerika. Sudah kembali ke 69 kg.

Susutkah pengunjung restoran The Red Hen?

Ada yang tidak mau lagi makan di situ. Banyak juga pelanggan baru.

Stephanie, istri seorang guru besar hukum di Universitas Washington And Lee Lexington itu, sudah melakukannya: hidup adalah pilihan!

Dahlan Iskan

***

Keterangan: Judul asli tulisan Dahlan Iskan di Disway.id ini adalah "Sup dan Kepiting"