Kondisi autisme (Autism Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA)) adalah sebuah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan individu berkomunikasi, berinteraksi dengan dunia, serta memproses informasi.
Umumnya, individu yang memiliki kondisi ini cenderung memiliki minat yang terbatas dan perilaku yang repetitif atau terfokus terhadap suatu hal. Gangguan ini juga sangat bervariatif tergantung dengan spektrum yang dimiliki tiap individu.
Untuk lebih lanjutnya, artikel berikut akan menjelaskan apakah Autisme Bisa Sembuh.
Penyebab Kondisi Autisme
Seperti yang telah dijelaskan, autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang membuat penderitanya mengalami gangguan perilaku dan interaksi sosial. Hingga saat ini, autisme belum memiliki penyebab pasti, namun banyak ahli menduga kondisi ini berkaitan dengan faktor genetik, kelahiran prematur, lahir dari pasangan berusia di atas 40 tahun, serta dilahirkan dari ibu yang mengkonsumsi alkohol atau obat tertentu selama masa hamil.
Faktor genetik yang diturunkan dari anggota keluarga serta faktor lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan otak anak pada masa mengandung, persalinan, dan pasca kelahiran. Beberapa penyakit yang diketahui menjadi faktor risiko kondisi autisme meliputi Rett Syndrome, Fragile X Syndrome, dan tuberosklerosis.
Apakah Autisme dapat Dideteksi Dini?
Pendeteksian autisme pada anak dapat orang tua lakukan sejak dini dengan berkonsultasi ke dokter atau ahli yang tepat. Sebagai orang tua, Anda juga perlu mewaspadai gejala berikut:
1. Imajinasi Lebih Tinggi
Anak dengan kondisi autisme umumnya akan bermain dengan cara atau hal yang sama dalam jangka waktu yang cukup panjang karena mereka memiliki daya imajinasi yang lebih tinggi dari anak-anak pada umumnya.
2. Sulit Berinteraksi dengan Anak Lain
Kondisi autisme seringkali menyebabkan anak lebih cenderung menonton anak-anak lain dari kejauhan atau bermain seorang diri. Meski berhasil berinteraksi dengan anak-anak, anak tersebut akan bermain dengan aturannya sendiri. Hal ini akan membuat anak kesulitan untuk menyesuaikan diri.
3. Menghindari Kontak Mata
Autisme menyebabkan anak kesulitan melakukan berbagai gerakan seperti gerakan deskriptif, gerakan emosional, gerakan instrumental, hingga terbatasnya variasi dari ekspresi wajahnya. Hal ini membuat anak sulit mempertahankan kontak mata, menginterpretasi perilaku komunikasi non verbal, juga memahami hubungan atau interaksi.
4. Hiperfokus
Anak autis juga cenderung menjadi sangat obsesif terhadap satu hal tertentu dalam periode waktu yang khusus. Perilaku ini disebut juga sebagai hiperfokus dan merupakan adalah gejala yang umum pengidap miliki, dan seringkali membuat anak merasa kesulitan untuk membagi perhatian kepada beberapa topik yang berbeda.
5. Perilaku yang Berulang dan Terbatas
Gejala autisme berupa perilaku, aktivitas, dan minat yang terbatas serta berulang dapat anak praktikan dalam bentuk gerakan tubuh yang kurang wajar, penggunaan benda yang tidak sesuai fungsi, ucapan berulang–ulang (repetitif), adanya keterikatan terhadap suatu rutinitas, minat yang berlebihan dan tidak wajar dalam hal-hal tertentu.
Apakah Autisme Bisa Sembuh?
Autisme tidak dapat disembuhkan secara total karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan Autisme. Meskipun demikian, penderita dapat meminimalisir gejala dan tingkat keparahan gangguan autisme dan perlahan belajar untuk mengelola kondisinya serta hidup secara mandiri dengan sejumlah perawatan.
Penanganan kondisi autisme anak dapat dilakukan dengan memberikan terapi khusus sedini mungkin. Terapi tersebut umumnya melingkupi terapi perilaku dan komunikasi, terapi okupasi, terapi keluarga, dan terapi edukasi untuk meningkatkan keterampilan sensorik, motorik, perilaku positif kognisi, dan sosioemosional.
Mencegah Autisme Sejak Masa Kandungan
Belum ada metode yang dapat mendeteksi apakah anak yang masih di dalam kandungan tersebut mengidap autisme atau tidak. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan perkembangan janin dalam kandungan. Berikut adalah beberapa diantaranya.
1. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak
Kualitas kesehatan ibu sangat mempengaruhi kesehatan calon anak. Dengan menjaga kesehatan, ibu hamil dan janin dapat meminimalisirkan risiko berbagai macam penyakit dan kelainan.
Ibu dapat meningkatkan kualitas kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, menjauhi rokok dan alkohol, dan berolahraga. Untuk lebih lanjut, Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk menemukan pilihan yang tepat bagi diri dan calon anak.
2. Pastikan Keamanan Obat Selama Hamil
Saat menjalani kehamilan, Anda perlu mewaspadai jenis obat-obatan yang dikonsumsi. Beberapa kandungan obat dapat menjadi cukup berbahaya bagi tubuh ibu dan anak meski telah biasa dikonsumsi sebelumnya.
Beberapa penelitian juga telah menemukan hubungan antara ibu hamil yang mengkonsumsi obat-obatan dengan risiko autisme pada calon anak. Salah satu studi yang Journal of the American Medical Association terbitkan juga menemukan bahwa valproate (obat untuk epilepsi dan gangguan saraf lainnya) meningkatkan risiko autisme bila dikonsumsi saat hamil.
3. Penuhi Asupan Zat Besi
Salah satu penelitian yang diterbitkan di American Journal of Epidemiology menemukan bahwa kekurangan zat besi selama hamil akan meningkatkan risiko melahirkan anak dengan autisme yang lebih besar.
4. Rutin Melakukan Pemeriksaan
Rutinitas pemeriksaan dapat membantu Anda mengawasi kondisi kandungan dengan lebih baik sejak dini. Selain baik untuk perkembangan otak dan saraf anak, kunjungan dokter juga dapat memberikan memberikan saran atas kondisi kehamilan Anda dengan tepat.
Kondisi autisme memang belum dapat dicegah maupun disembuhkan total, namun banyak hal yang dapat orang tua lakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu selama kehamilan sehingga risiko autisme pada anak juga dapat diminimalisasikan. Anda juga Mengenal Ciri-ciri Autisme dan Penanganannya sebagai tindak antisipatis di masa mendatang.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews