Arkademi

Dalam dunia bisnis rintisan digital, CEO memegang peran penting dalam mengarahkan jalannya perusahaan agar mendapat profit secepat-cepatnya dengan nilai sebesar-besarnya

Rabu, 6 Januari 2021 | 07:19 WIB
0
433
Arkademi
Hilman Fajrian, pendiri Arkademi (Foto: compasslist.com)

Saat perusahaan rintisan ini didirikan pada pertengahan Oktober 2018, saya sedang berada di Moskow, Rusia, untuk sebuah lawatan. Penandatanganan berdirinya perusahaan saya kuasakan kepada istri, Tantri Sulastri dan anak pertama saya, Zhaffran Munggaran.

Perusahaan rintisan digital ini didirikan oleh Hilman Fajrian dengan 10 orang penyokong dana, termasuk saya salah satunya, dengan menyertakan modal awal yang besarannya variatif. Alhasil, saya menjadi pemegang beberapa lembar saham untuk perusahaan yang baru dua tahun berjalan, tetapi sekarang sudah memliki pendanaan yang kuat dan tentu saja "net profit".

Tentu saja ada kesepakatan di antara para pemegang saham, bahwa saham baru bisa dilepas setelah 3 tahun perusahaan ini berdiri, tertuang di akta notaris. Tidak demikian dengan profit, yang bisa kapan saja dibagikan sesuai kesepakatan.

Yang ingin saya berbagi di sini bukan semata-mata angka dan nilai perusahaan, tetapi bagaimana sebuah perusahaan rintisan digital dikelola secara benar, sehingga amanah dari para investor yang menitipkan investasinya dapat dipertanggungjawabkan.

Banyak faktor yang menjadikan sebuah perusahaan rintisan digital sukses;

1. Jeli melihat pasar

Pasar di sini adalah user's atau para pengguna yang kelak membeli dagangan kita, dalam hal ini Arkademi menjual paket berbagai kursus vokasi dan profesi. Kita bicara pangsa pasar yang belum jenuh di sini, sebagaimana kalau membuat aplikasi e-commerce misalnya.

2. Ikuti tren hasil riset

Saat membangun Arkademi, primadona saat itu (2 tahun lalu) adalah bidang pendidikan, kesehatan dan hiburan. Arkademi memilih bidang pendidikan sebagai jualannya.

3. Founder dan developer aplikasi

Di dunia bisnis rintisan, banyak develover web/aplikasi yang memaparkan "pitch deck" untuk mencari pendanaan. Hal yang dilihat oleh calon investor terutama selain berapa keuntungan bersih yang bakal dicapai dalam kurun waktu tertentu, adalah para pendirinya. Pendiri harus menjadi jaminan mutu dan saya tarik investor karena reputasinya.

4. Penggunaan dana

Saya pribadi pernah mengalami kegagalan dalam ikut mengelola sebuah perusahaan rintisan. Kesalahan fatal yang dilakukan terutama pada salah mengelola keuangan yang sejatinya masih berupa modal awal. Ketika potensi pendapatan masih samar-samar, belum teruji dan bahkan belum ditemukan, tetapi belanja orang (SDM) dan IT (software) sudah jor-joran. Akibatnya, dana investor miliaran rupiah amblas. Jadi, pastikan pengelolaan keuangan secara tepat saat mengembangkan bisnis rintisan digital.

Temukan terlebih dahulu potensi "revenue"-nya, syukur kalau sudah mendapat portofolio penjualan, lalu tinggal membuat performa mesin aplikasi yang mudah dan cepat.

5. Memilih CEO

Dalam dunia bisnis rintisan digital, CEO memegang peran penting dalam mengarahkan jalannya perusahaan agar mendapat profit secepat-cepatnya dengan nilai sebesar-besarnya (ini rumus baku). CEO tidak selalu pendiri (founder), tetapi founder bersama para pemegang saham bisa menentukan atau memilih CEO yang tepat.

Vivat Arkademia...!!!

***