Dua misi yang terlihat berbeda, penyelaman laut dan mengarungi luar angkasa ternyata bisa saling bertukar teknologi. Saat teknologi luar angkasa harus meminjam teknologi kapal selam nuklir.
Bertambahnya jumlah manusia, kerusakan lingkungan, dan pemanasan global adalah beberapa alasan yang menyebabkan manusia harus memikirkan untuk mencari rumah yang baru. Rumah baru yang mungkin hanya tersedia di luar angkasa. Itulah sebabnya teknologi luar angkasa harus meminjam teknologi kapal selam nuklir agar bisa lebih cepat bisa mengarunginya.
Tantangan yang dihadapi di luar angkasa dan di bawah laut memiliki kemiripan. Di bawah laut manusia tak akan mampu mendapatkan oksigen tanpa alat bantu, kecuali memang evolusi manusia telah memunculkan manusia seperti Deni Manusia Ikan atau Aquaman.
Sebuah buku yang berjudul, Spacefarers: How Humans Will Settle the Moon, Mars and Beyond karya Christopher Wanjek yang dinukil oleh Engadget. Menggambarkan bagaimana teknologi yang digunakan di kapal selam nuklir ternyata juga berguna agar manusia bisa hidup di luar angkasa.
Sumber Energi
Di luar angkasa mungkin saja manusia mengumpulkan energi matahari untuk kebutuhan hidup. Namun sering kali energi yang dikumpulkan belum cukup atau tidak stabil.
Berbeda dengan kapal selam yang bergerak di bawah permukaan laut sehingga untuk menggunakan tenaga matahari kurang memungkinkan. Sekarang ini di dunia ada dua sumber energi kapal selam yaitu mesin diesel dan reaktor nuklir.
Reaktor nuklir yang digunakan begitu kecil dan efisien sehingga dengan teknologi terbaru yang digunakan di USS Pennsylvania (Kapal selam Amerika Serikat pembawa rudal balistik). Bahan bakar nuklir seukuran genggaman tangan mampu menggerakkan kapal seberat 17 ribu ton dengan kecepatan 45 km per jam bertahun-tahun.
Selain menggerakkan kapal, reaktor ini juga berperan untuk memberikan energi untuk mesin-mesin dan peralatan lain di kapal selam ini. Termasuk mesin salinisasi yang digunakan untuk mengubah air laut menjadi air tawar.
Reaktor nuklir yang kecil dan efisien seperti di kapal selam nuklir bisa digunakan untuk membangkitkan listrik di Mars. Selain itu menurut saya reaktor ini kemungkinan juga bisa digunakan untuk penggerak kapal luar angkasa seperti yang digambarkan dalam buku Tom Swift seri ke tiga, karya Victor Appleton. Sampai sekarang penggunaan nuklir sebagai penggerak kapal luar angkasa masih dalam penelitian.
Oksigen
Di luar angkasa dan di bawah laut, tak tersedia oksigen yang bisa langsung dikonsumsi manusia. Tetapi di laut tersedia banyak air (H2O) yang jika hidrogennya (H) bisa dicopot hasilnya adalah oksigen (O2) yang sangat vital untuk kehidupan manusia.
Melalui proses elektrolisis di mana sebuah mesin menyetrum air laut yang sudah melalui proses distilasi akan bisa menghasil gas oksigen dan membuang hidrogen yang terbentuk kembali ke laut. Inilah teknologi yang digunakan kapal selam nuklir agar bisa menyelam selama berbulan-bulan tanpa perlu menyembul ke permukaan.
Internasional Space Station (ISS) juga menggunakan teknologi yang sama untuk bisa menyediakan oksigen bagi astronot dan kosmonot yang tinggal di sana. ISS mengubah air menjadi oksigen.
Tetapi di sisi lain kapal selam juga meminjam teknologi luar angkasa agar bisa menyaring karbon dioksida (CO2)) yang dihasilkan manusia dan karbon mono oksida (CO) yang dihasilkan mesin. Sebelumnya mereka menggunakan amonia yang berbau untuk menyaring CO2 tetapi sekarang ini mulai menggunakan cara lain yang ditemukan oleh NASA.
Psikologi
Ruang adalah sesuatu yang sangat berharga di luar angkasa maupun di bawah laut. Dalam kapal selam nuklir, satu ruang tidur bisa diisi 9 orang. Ini dalam kapal selam USS Pennsylvania yang merupakan kapal selam nuklir terbesar, memiliki panjang 170 meter, lebar 13 meter dan tinggi 12 meter.
Selain ruangan yang terbatas, tekanan batin akan semakin berat karena sebagai kapal yang membawa rudal balistik. Keberadaan kapal selam ini sebisa mungkin tidak diketahui lawan. Sehingga kadang perlu bergerak di kedalaman 800 meter selama tiga bulan tanpa keluar ke permukaan laut.
Tiga bulan hidup dengan orang yang sama, bunyi yang sama, bau yang sama. Belum lagi ditambah risiko tinggi yang dihadapi, baik yang dihasilkan oleh alam seperti tekanan air yang bisa mencapai 80 atmosfer. Risiko yang harus dihadapi dengan kewaspadaan dan kedisiplinan tinggi untuk bisa mengontrolnya.
Juga di sisi lain risiko ketahuan oleh lawan terutama di saat perang, akan menimbulkan tekanan batin yang sangat tinggi. Sehingga cara untuk mengatasinya seperti salah satunya pemberian makanan enak (makanan di kapal selam terbaik dibanding seluruh Angkatan Laut Amerika Serikat) adalah penting dipelajari untuk misi luar angkasa.
Misi ke Mars akan membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan atau tiga kali lipat dibanding misi kapal selam nuklir. Ditambah dengan dua tahun sempit-sempitan di Mars serta sembilan bulan perjalanan pulang ke bumi.
Belajar itu memang bukan hanya dari satu sumber saja. Dua misi yang terlihat jauh berbeda, penyelaman laut dan mengarungi luar angkasa ternyata bisa saling bertukar teknologi dan saling belajar. Saat teknologi luar angkasa harus meminjam teknologi kapal selam nuklir.
Ronald Wan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews