Sesungguhnya hanya sedikit yang tahu, siapa sosok perempuan yg menginspirasi lahirnya lagu itu: "Jangan, jangan menangis perempuanku."
Tanggal 11 Mei 1981 (38 tahun lalu), sang legenda Reggae itu, Nesta Robert "Bob" Marley berpulang. Semua orang tahu siapa dia, anak blasteran Inggris-Jamaica, penganut aliran Rastafarian dan pencipta sekaligus penyanyi lagu fenomenal, "No Woman No Cry."
Tapi sesungguhnya hanya sedikit yang tahu, siapa sosok perempuan yg menginspirasi lahirnya lagu itu: "Jangan, jangan menangis perempuanku."
Dialah Constantina Alpharita "Rita" Anderson, perempuan Jamaica keturunan Ghana yg lahir di Kuba.
Pada usia sangat muda, 18 tahun, dia menikah dengan Bob Marley, 19 tahun, di kawasan kumuh Trenchtown, Jamaica. Dialah yang mengenalkan ajaran Rastafarian dari Ethiopia, Afrika, yang kemudian dianut dan dihayati Bob.
Ajaran inilah yang kemudian bukan saja mewarnai sikap, perilaku dan gaya hidupn Bob yang eksentrik, tapi terutama spirit di balik semua karya musiknya, Reggae. Inilah genre musik yang tidak saja berkutat soal seni dan estetisme, tapi sekaligus simbol perlawanan.
Bayangkanlah Jamaica era itu: kemiskinan dan diskriminasi rasial yang parah.
Rita berperan besar pada fase awal karier musik Bob. Dia bersama dua teman wanitanya yang tergabung dlm grup I Threes adalah vocal backing bagi grup awal Bob, The Wailers.
Kehidupan rumahtangga Rita-Bob, seperti juga para pesohor lainnya, penuh badai. Dari miskin menjadi kaya, menjadi mahabintang, Bob selalu dikelilingi para penggoda cantik.
Salah satunya Cindy Breakspeare, Miss World 1976. Dari affair mereka, lahir pula seorang bintang, Damian Marley, musikus berbakat peraih Grammy Award. Selain Damian, dikabarkan Bob adalah ayah 11 anak dari ibu yang berbeda.
Tetapi seperti ungkapan "jauh bangau terbang, pulang juga ke sarang," demikian pula Bob. Pada saat dokter memvonis hidupnya akan segera berakhir karena kanker, dia kembali ke Rita, yang setia menemaninya hingga meninggal di pangkuannya.
".....it was May 11, 1981, the doctors said he was dying of cancer and there was no hope.....I had put his head in my arm, and I was singing "God Will Take Care of You". But then I started to cry and said, "Bob, please, don't leave me."
And he looked up and said, "Leave you, go where? What are you crying for? Forget crying, Rita! Just keep singing. Sing! Sing!.....". (tulis Rita dalam memoarnya).
Bob sudah lama pergi, tapi seperti semua karya besar, musik Bob tetap abadi. Dan Rita, ilham bagi lagu "No woman no cry" saat awal kisah kasih mereka di Trenchtown, kini terus berupaya merawatnya lewat Rita & Bob Marley Foundation.
Yayasan ini bergerak di bidang kebudayaan dan kemanusiaa terutama di Afrika, tempat asal leluhur mereka berdua.
Seperti kata Bob kepada Rita: "You're a queen, Black Queen."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews