Sketsa Harian [35] Fischer Random Chess Alias Catur Acak

Dengan Fischer Random, maka para pecatur dituntut kreativitasnya dalam memahami setiap posisi dan komposisi buah catur di atas papan.

Kamis, 28 November 2019 | 05:35 WIB
0
653
Sketsa Harian [35] Fischer Random Chess Alias Catur Acak
Bobby Fischer (Foto: SI.com)

Ini tentang catur. Tentang sebuah varian dalam bermain catur yang diciptakan mantan juara dunia dari Amerika Serikat, Si Eksentrik Bobby Fischer. Istilah Fischer Random diambil dari namanya. Berbeda dengan catur klasik, permainan ini disebut Chess960. Nanti saya jelaskan mengapa disebut demikian.

Tulisan ini lahir karena ada cantelan peristiwa alias "newspeg" yang sering saya tekankan kepada peserta pelatihan menulis artikel atau opini, bahwa menulis opini harus selalu terkait peristiwa, apalagi untuk konsumsi media massa yang butuh peristiwa kekinian.

Apa cantelan peristiwanya? Tidak lain kejuaraan dunia Fischer Random Chess yang sedang berlangsung di Norwegia, di mana pusat perhatian tertuju kepada juara dunia Magnus Carlsen selaku tuan rumah melawan pecatur AS berdarah Filipina, Wesley So.

Namanya juga "random" alias acak, ciri khas Fischer Random adalah mengocok (shuffle) para perwira berat, perwira menengah, Menteri dan Raja sedemikian rupa sehingga susunannya tidak lagi menyerupai catur klasik. Di Indonesia yang sering dikocok itu susunan menteri di kabinet atau... apalagi gitu.

Meski diacak sedemikian rupa, yang tidak boleh berubah adalah posisi Raja yang harus diapit dua Benteng, sehingga hak rokade (castle) tidak hilang. Pun dengan posisi Gajah yang masing-masing harus di petak hitam dan putih, tidak boleh sama-sama putih atau sama-sama hitam. Posisi bidak tetap sama berjejer di depan. Jika dikocok, varian yang muncul ada 960 posisi. Untuk itulah mengapa disebut Chess960.

Fischer memperkenalkan permainan perang di atas 64 papan ini pada 19 Juni 1996 di Buenos Aires, Argentina, kemudian FIDE (organisasi catur dunia) mengukuhkannya pada 2008 dan kejuaraan dunia berlangsung pada 2019 di Norwegia ini.

Pecatur yang mahir bermain Fischer Random sudah pasti di atas rata-rata pecatur klasik. Kenapa? Sebab Fischer Random memerlukan kejeniusan alamiah dalam berpikir, tidak lagi hapalan. Pada catur klasik, ada sekian pembukaan (putih) dan pertahanan (hitam) dengan sedemikian banyak varian, subvarian sampai ke sub-subvarian.

Bagi para pecatur yang memang berotak encer, mereka hapal semua langkah lewat pembukaan atau pertahanan apapun. Catur klasik jadi hapalan dan seperti text book thinking, ga menarik lagi untuk diikuti, meski selalu ada kejutan di tiap varian sampai sub-subvarian yang dimainkan. Ada novelty (kebaruan) langkah yang kemudian dimasukkan ke dalam buku text catur.

Nah, di Fischer Random, catur dengan langkah hapalan ini tinggal kenangan, tidak ada lagi. Para pecatur bahkan harus berpikir keras saat melangkahkan bidak pertamanya!

Saat bertemu GM Utut Adianto dalam suatu kesempatan, saya bertanya mengenai Fischer Random ini dan prospeknya di Indonesia. Maksud saya, apakah gaya permainan yang "nyleneh" ini akan diminati para pecatur papan atas Indonesia.

Utut menjelaskan, bahwa Fischer menciptakan varian catur yang berbeda dengan catur klasik itu di saat daya pikirnya sudah turun (untuk tidak mengatakan pikun), dalam arti sudah lemot menghapal langkah-langkah catur yang sudah diblejetin dan dihapal pecatur lainnya yang lebih muda.

Dengan Fischer Random, maka para pecatur dituntut kreativitasnya dalam memahami setiap posisi dan komposisi buah catur di atas papan. Utut memprediksi, gaya permainan catur acak ini akan kurang diminati para pecatur Indonesia. Namun demikian karena tuntutan zaman, Utut pun bermain catur acak ini.

Saya yang pemain catur amatir, kerap bermain catur acak ini di online melawan para pecatur amatir lainnya dari berbagai belahan dunia. Asyik juga, benar-benar menuntut kreativitas berpikir.

Tapi sejujurnya ingin saya katakan, Fischer Random sangat bertentangan dengan nurani saya dalam berpacaran saat muda dulu. Kenapa? Sebab saya ga pernah menukar posisi para perempuan mana yang lebih penting, kurang penting atau ga penting, apalagi mengacak-acak mereka. Saya teguh pada satu perempuan yang kelak menjadi mantan terindah.

Gubrak!

#PepihNugraha

***

Tulisan sebelumnya: Sketsa Harian [34] Rumus Setelah 5W1H Itu Apa?