Mereka yang kini heboh soal membuka aib keintiman seorang artis, mesti berkaca pada junjunganku, Ariel.
Ketika Ahmad Dhani Prasetyo keluar dari kepompong dan menjadi dewa bagi para baladewa, Nazriel Irham masih sangat belia. Saat group band Dewa19 dibentuk di Surabaya, 1986, Ariel kecil baru berusia 5 tahun dan menghabiskan masa menyusuinya di ujung utara nusantara, Langsa Aceh.
Baru saat menginjak usia 7 tahun, Ariel mulai menghirup udara segar Bandung dan bisa jadi langkah-kecil bocah pendek itu diayun-ayunkan di Perempatan Terminal Antapani (yang kelak disingkat dan menjadi nama band kondang-nya: Peterpan).
Mengikuti sukses album perdana Dewa 19 (Kangen), album keduanya bertajuk Format Masa Depan (1992) dirilis di Jakarta. Di tahun yang sama di Bandung, Ariel baru mulai merintis karir musiknya sebagai band anak sekolahan di SMP 14 Bandung.
Di masa SMP ini, Ariel sudah membentuk band musik pertamanya bernama Peppermint, mungkin karena Ariel remaja menggemari permen yang mampu membuat cowok PD dan menghilangkan bau mulut.
Seperti kebiasaan anak band, hingga tahun 1997, Ariel sudah cukup gahar membentuk banyak band setelah Peppermint. Ada Silver, Cholesterol dan Topi. Di band terakhir ini, ia bertemu Uki yang kelak menjadi sekondan sehatinya hingga di Peterpan dan Noah.
Uki bagi Ariel, seperti Andra bagi Dhani di Dewa19, tak terpisahkan. Ibarat indomie dan bumbunya, hanya sedap disantap kalau disatukan. Ibarat Fadli Zon dan Fahri Hamzah, kombinasi maut yang kadang bikin bergidik geli.
**
Dhani sungguh sosok jenius dalam bermusik. Dalam komputer Dhani, konon tersimpan ribuan aransemen lagu yang menggelegar dengan lirik puitis yang siap menghentak blantika musik tanah air. Energy kreatif musisi botak nan arogan ini seperti tak pernah habis, dulu.
Dari tangan Dhani pula, bermunculan banyak artis dan band-band terkenal yang dia orbitkan. Selain Dewa19 tentunya. Dhani tak hanya puas sebagai musisi penyanyi dan penulis lagu, tapi kejeniusannya melampaui kerja-kerja sublim itu. Ia hendak menjadi dewa sesungguhnya, menjadi panutan para musisi generasi setelahnya.
Hingga kemudian tiba masanya, ketika Dhani yang jenius dalam bermusik, tiba-tiba putar haluan menjadi politisi yang sulit untuk dibanggakan.
Dhani menjadi biji yang tak masak, tak enak diemut. Mulutnya yang cadas seperti tak cocok untuk kuah politik yang mengharu-biru. Ia kemudian jadi tersangka karena ucapannya yang provokatif. Ia menjadi biji yang memalukan baladewa.
Apa isi komputer Ariel?
Kita tak pernah tahu, atau hanya tahu sedikit tapi tak seluruhnya. Namun para penggemar Ariel tentu paham ke arah mana pertanyaan ini. Ariel adalah semesta pujaan kaum lelaki yang punya imajinan tanpa henti.
Musik Ariel selalu membelai, enak didengar. Namun sejatinya sosoknya melampaui musiknya, ia adalah semesta itu sendiri.
Pernah di suatu masa, ia menjadi semesta pembicaraan.
Di saat Dewa19 menghadapi masa-masa menjelang bubar di akhir 2010, Ariel malah semakin sibuk. Setelah album- peterpan meledak berkali-kali di pasaran dan Ariel pun sempat menjadi cameo dalam film Laskar Pelangi.
Di bulan Juni 2010, Ariel menjadi matahari bagi para pemuja selebritas. Ia menjadi representasi kekaguman yang tak henti-henti. Video-video keintimannya dengan kekasih dan non-kekasihnya yang seharusnya di-setting “privat” bocor ke publik.
Berbagai tafsir fenomenologis bemunculan saat itu. Tafsir yang paling kencang beredar adalah riwayat puluhan video lainnya yang masih tersimpan rapi di computer Ariel. Tak ada yang membantah konon, dan hampir saja riwayat ini menjadi pemuncak seluruh perbincangan.
Sayangnya, tak ada lagi tayangan berikutnya. Nasib Ariel sang pujangga dan pujaan ini berakhir di balik bui. Ia ikhlas menerima hukuman 2,5 tahun penjara akibat rekaman keintimannya sendiri.
Ia didakwa bukan karena dia memperlakukan kekasih-kekasihnya secara kasar, malah ia menjadi ikon keperkasaan bagi para jomblowan akut. Namun ia didakwa konon karena membuat semua lelaki di nusantara cemburu berat kepadanya. Dua perempuan rupawan, dan mungkin belasan lainnya (wallahu ‘alam) terengah-engah dalam pelukannya.
Ariel adalah semesta, sementara Dhani adalah bijingan.
Hidup Ariel berlanjut dengan Noah, band baru bentukannya selepas Peterpan. Sedang Dhani seperti kepalanya, botak tanpa menghasillkan lagi "kejeniusan" music yang baru. Ia terlelap dalam gempita politik yang busuk dan tak penting.
Sementara Ariel tetap jadi semesta, ia adalah junjungan sesungguhnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews