Menjadi Jubir jangan terlalu tegang, take it easy, tetap ramah dan tersenyum, karena wajah Jubir setiap hari muncul di media, dilihat oleh rakyat.
Selamat jalan senior, semoga mendapat kemuliaan di sisi Allah SWT.
Sebagai Jubir Presiden, beliau adalah senior saya. Beliau adalah Jubir Presiden pertama setelah presiden-presiden sebelumnya tidak ada yang mengangkat seorang Jubir.
Presiden Soekarno tidak menunjuk seorang Jubir kepresidenan, kecuali untuk urusan ideologi ada Jubir Usman (Usdek-Manipol) Roeslan Abdulgani.
Presiden Soeharto pun tidak menunjuk seorang Jubir. Fungsi Jubir dilakukan oleh menteri-menteri kabinet. Demikian pula dengan Presiden Habibie.
Nanti pada era Presiden Gus Dur ada beberapa Jubir yang diangkat. Yang paling senior di antaranya adalah Pak Wimar Witoelar. Dan saya banyak belajar dari beliau dalam menjalankan tugasnya.
He was a true profesional.
Beberapa hal yang saya pelajari dari beliau:
1. Jubir harus menjelaskan pikiran, pandangan, dan kebijakan presiden dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh rakyat kebanyakan.
2. Pers mewakili publik dan Jubir harus siap menjelaskan pikiran, pandangan, dan kebijakan presiden kepada pers dalam berbagai situasi. Pers adalah mitra, bukan "musuh" yang harus ditakuti.
3. Tugas Jubir bukan asal "membela" Presiden secara membabi buta, tapi menjelaskan dengan baik berbagai persoalan agar dimengerti, diterima, dan kalau bisa mendapat simpati dan empati.
4. Menjadi Jubir jangan terlalu tegang, take it easy, tetap ramah dan tersenyum, karena wajah Jubir setiap hari muncul di media, dilihat oleh rakyat. Jubir perlu memperlihatkan wajah yang serius, kredibel, tapi optimistis.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews