Wajar jika produk kosmetik dalam negeri yang tag line nyanyian Iklannya mempercantik wanita Indonesia ini ke depan akan pula mempercantik para perempuan di berbagai belahan dunia.
Masihkan ada di antara kita yang tidak kenal dengan Martha Tilaar? Tanpa menyebut brand kosmetiknya pun orang sudah tahu sosok perempuan Indonesia ternama yang hampir setengah abad mengenalkan trend kosmetik Indonesia. Konon lahirnya beragam kosmetik tersebut terinspirasi dari kekayaan alam Nusantara.
Lantas, siapa Kilala Tilaar? Laki-laki berperawakan subur, humble dan terkesan egaliter itu? Kilala atau akrab disapa Kiki merupakan bungsu dari pasangan Martha Tilaar dan Dr Henry A Rudolf Tilaar.
Bicara kosmetik, bukan hanya kalangan perempuan yang lihai menguasai detail seluk beluknya, Kilala membuktikan, bahwa dia begitu menguasai detail kosmetik dari segi bahan, proses produksi hingga pemasarannya.
Brand kosmetik ini dalam kacamata generasi milenial kekinian, mungkin masuk kategori kosmetik emak hingga nenek "gue" bisa jadi dianggap "kuno". Namun ditangan Kilala, justru sebaliknya. Keberadaan MTIC, Martha Tilaar Inovation Centre menjadi dapur yang menggodok arena riset Science, technology, Budaya, hingga sosial kemasyarakatan yang terus dikembangkan untuk menguatkan ataupun melahirkan produk kosmetik.
Tahun ini Martha Tilaar Inovation Centre (MTIC) berusia 20 tahun. Di bawah kepemimpinan Kilala Tilaar, MTIC memiliki peran sentral bagi masa depan brand kosmetik yang identik dengan ibundanya di Indonesia maupun di Dunia.
Di dalam MTIC pula sebanyak 57 scientist yang terdiri dari para ahli di bidang Kimia, Farmasi, kulit dll ini saling bersinergi untuk terus menggali potensi inovasi kosmetik yang banyak terispirasi dari warna alam dari kekayaan hayati di dalam negeri.
Bukan tanpa sebab MTIC menjadi salah satu benteng pertahanan sekaligus senjata dalam mengenalkan brand kosmetiknya ke ranah global. Pengalamannya dipandang sebelah mata, karena produk kosmetiknya belum memiliki hasil riset yang mendukung menjadi sebuah lompatan ideal agar produk kosmetik dalam negeri tidak dipandang sebelah mata.
Tentu tak semudah membalik telapak tangan. Persaingan usaha dan seleksi alam jugalah yang membuat MTIC terus terpacu untuk mengeksplorasi bahan-bahan alami lagi eksotis di Indonesia.
Dalam kesempatan tea gathering di kawasan Menteng Kilala sempat menuturkan bahwa banyak sumber daya alam yang potensial di Indonesia justru dimanfaatkan hingga diklaim oleh beberapa Negara Sahabat. Langsat salah satunya. Ketika MTIC berhasil menjadikan Langsat, buah asli Indonesia menjadi salah satu trend Kosmetik Kuning Langsat, maka ada saja negara lain yang langsung mempatenkan daun langsat sebagai kekayaan intelektual versi mereka dengan mengambil sumber daun langsat dari Vietnam. Itulah tantangan global yang selama ini dihadapi.
Tak gentar menghadapi persaingan global, Kilala yang memiliki pengalaman Internasional sebagai pembicara dalam berbagai forum bertema Kosmetika, Riset dan Technologi pun membuka diri untuk berkolaborasi seluas-luasnya dengan berbagai kalangan. Tak anyal, kerjasama dengan Fakultas Etnobotany Leiden University - Belanda pun tercipta.
Kolaborasi antara MTIC pun menggandeng Institut Technology Bandung (ITB) jurusan Desain Grafis. Melalui salah satu dosennya, Dr Intan menyebut, kolaborasi ini menjadi ruang aktualisasi dan pembelajaan secara riil bagi mahasiswa yang punya komitmen. Tak hanya dengan IPB, tercatat sebanyak 26 Universitas di Indonesia dan Manca negara telah menjalin kerjasama dengan MTIC.
Ibarat pilar penyangga, Keberadaan MTIC ini semakin menguatkan brand kosmetik yang kini memiliki lebih dari 7 brand kosmetik, Spa, hingga menjadi rujukan produksi bagi mereka yang mengembangkan wira usaha kosmetik dengan brand Indie/ Privat label.
Pasar bebas kian tampak didepan mata, aneka produk kosmetik dengan merk Internasional kini terpajang di tiap etalase pusat perbelanjaan ternama. Kerja keras dan semangat kolaborasi dari MTIC untuk terus memperjuangkan ruang yang lebih bagi produk kosmetik Indonesia patut mendapat apresiasi.
Sejauh ini banyak perhargaan yang telah diperoleh MTIC antara lain penghargaan Rintisan Teknologi (Rintek) dari kementerian Perindustrian, Penghargaan Abdyudaya dari kementrian Ristekdikti, Gelar Perekayasa Utama Kehormatam dari BPPT, Grade A 3 x berturut-turut dan terpilih mewakili Indonesia diajang Internasional sebagai perusahaan dengan produk halal terbesar.
Bahkan MTIC ikut serta dalam Intercolor Portugal yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu penentu Trend Warna Dunia. Tahun 2021 nanti akan digelar workhsop inter color spring /summer di Orlando USA
Inovasi dari MTIC tidak hanya yang bersifat science dan tehcno semata , melainkan pula menyangkut konsep pemberdayaan yang berkelanjutan dibidan lingkungan hidup dan pemberdayaan sumber daya manusia dalam hal ini mitra penyedia bahan alami ataupun pekerja perempuan itu sendiri. Manajemen Spa Martha Tilaar bahkan sempat mendapat apresiasi dari Organisasi dunia setingkat PBB karena telah berhasil melakukan pemberdayaan tidak saja dibidang ekonomi dan industri.
Seiring dengan konsep global yang ramah lingkungan, kosmetik berbahan alami ini pun mengusung Clean Beauty sebagai goal yang harus dicapai dalam tiap produknya. Terdiri dari Clean Ingredient, Natural and Healthy, Halal, Clean Environment, No Iritation, No Aminal testing and Clinical skin testing.
Hal inilah yang menjadikan Martha Tilaar yang tidak terpisahkan dari MTIC mampu menjadi produk kebanggaan Indonesia yang telah dikenalkan hingga ke Amsterdam, Bangkok, Polandia, Orlando, Shanghai, Hongkong dan banyak negara lain kedepannya.
Wajar jika produk kosmetik dalam negeri yang tag line nyanyian Iklannya mempercantik wanita Indonesia ini ke depan akan pula mempercantik para perempuan di berbagai belahan dunia, tentunya melalui inovasi berkelanjutan yang tiada henti.Selamat untuk capaian prestasi 20 tahun MTIC, Bikin Bangga Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews